Peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun MPR RI ke-78 Tahun 2023, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Provinsi DKI Jakarta, 18 Agustus 2023
Keterangan Pers Presiden Joko Widodo usai Peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun MPR RI ke-78 Tahun 2023, 18 Agustus 2023
Wartawan
Pak, tadi kan salah satu yang Bapak singgung soal PPHN (Pokok-Pokok Haluan Negara) untuk memberikan arahan yang jelas kepada negara terkait dengan visi-misi besar. Ini artinya Presiden atau Bapak mendukung amandemen Undang-Undang Dasar atau bagaimana, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, kalau PPHN ini kan penting untuk memberikan arah, memberikan panduan, karena di situ ada pokok-pokok haluan. Tapi sekali lagi tadi saya sampaikan dan memang PPHN tadi Pak Ketua MPR menyampaikan, memang berisi tidak detail, filosofis tidak detail sehingga memberikan fleksibilitas pada eksekutif, saya kira bagus.
Wartawan
Kalau amandemen sendiri, Pak? Karena kan Hari Konstitusi, amandemen sendiri sikap dari Presiden?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini kan proses, pemilu ini sedang berproses. Dalam waktu yang dekat kita sudah pemilu, sudah pilpres, sudah pileg, sehingga ya menurut saya sebaiknya proses itu setelahnya, setelah pemilu.
Wartawan
Pak, soal program food estate yang mendapat kritik dari PDIP karena dinilai menempatkan kepentingan golongan?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi, kita itu membangun food estate (lumbung pangan) itu untuk dalam rangka mengantisipasi krisis pangan. Hati-hati, semua kawasan, semua negara sekarang ini menghadapi yang namanya krisis pangan. Wheat (gandum) problem di semua negara, yang makan gandum semuanya ini masalah sekarang ini, problem, harga juga naik drastis. Dua, beras. Setelah India setop, enggak ekspor lagi, semua yang makan beras semuanya sekarang ini juga masalah, harga naik. Sehingga yang namanya lumbung pangan (food estate) itu harus untuk cadangan, baik cadangan strategis maupun nanti kalau memang melimpah betul enggak apa-apa untuk ekspor, karena negara lain membutuhkan, sehingga dalam rangka ke sana.
Kalau supaya tahu membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang Bapak-Ibu bayangkan. Tanaman pertama biasanya gagal, menanam kedua masih paling-paling bisa berhasil 25 persen, ketiga baru biasanya, ketujuh, keenam, ketujuh itu biasanya baru pada kondisi normal. Jadi tidak semudah yang kita bayangkan.
Kita membangun di Humbang Hasundutan, tiga kali itu baru bisa agak lebih baik, belum baik, agak lebih baik. Yang di Pulang Pisau ya, Kalimantan Tengah itu juga belum berada pada kondisi yang normal baik, masih mungkin separuhnya. Yang di Gunung Mas, itu juga masih sama. Problem-problem di lapangan itu tidak seperti semudah yang kita bayangkan. Jadi semuanya akan diperbaiki dan semuanya harus dievaluasi, harus dikoreksi, harus diulang. Kalau kita enggak berani, baru gagal pertama sudah mundur, sampai kapan pun, lupakan.
Wartawan
Pak, yang dikritik kan soal implementasinya karena dinilai bahwa ini dikuasai oleh beberapa golongan, khususnya yang terafiliasi sama Pak Prabowo. Ini perlu diusut atau bagaimana, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, itu namanya kan kerja itu ya, yang kerja itu beberapa kementerian, ada kementerian teknisnya Kementerian Pertanian. Ada membuat land clearing, irigasi, itu ada di Kementerian PU. Ada yang berkaitan dengan cadangan strategis bisa juga di Pertahanan. Saya kira kekuatan-kekuatan ini dalam proses supaya tidak terjadi krisis pangan, kan step-step itu harus dilakukan, enggak bisa tidak. Bahwa ada yang berhasil, baru setengah berhasil atau yang belum berhasil, ya itu yang harus dikoreksi, diperbaiki, dievaluasi ya. Sudah.
Wartawan
Soal Mas Gibran dipertimbangkan untuk menjadi cawapres Pak Ganjar, jika MK mengabulkan batas usia 35 tahun, Pak, kata Mbak Puan, kata Bu Puan?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tanyakan Bu Puan.