AIPF Koneksikan Sektor Swasta dan Sektor Publik di Kawasan Indo-Pasifik ASEAN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 September 2023
Kategori: Berita
Dibaca: 917 Kali

Presiden Joko Widodo (kelima kiri) bersama (dari kiri) Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., PM Singapura Lee Hsien Loong, Head of Delegation of The Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Manet, PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan PM Timor Leste Xanana Gusmao berfoto bersama saat pembukaan ASEAN Indo-Pasific-Forum (AIPF), Jakarta, Selasa (05/90/2023). (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Dhoni Setiawan/aww)

Salah satu yang menjadi unggulan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN adalah Forum ASEAN Indo-Pasifik atau ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). AIPF perdana yang mengusung tema “Implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)” ini dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo pada Selasa (05/09/2023) dan akan berlangsung hingga 6 September 2023, di Hotel Mulia, Jakarta.

“Kita berkumpul di sini untuk membangun masa depan kita yang lebih terkoneksi, lebih makmur, dan lebih berkelanjutan untuk kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam pembukaan forum ini.

AIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat. Forum ini akan menjadi platform bagi negara-negara anggota ASEAN dan mitra untuk terlibat dalam diskusi konstruktif yang menghasilkan proyek-proyek nyata yang pada akhirnya meningkatkan kolaborasi di kawasan Indo-Pasifik.

“Akan ada leaders’ talk, diskusi panel, dan business matching yang difokuskan pada tiga area utama, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, pembayaran berkelanjutan yang inovatif, serta transformasi digital inklusif dan ekonomi kreatif,” kata Erick.

Lebih lanjut Menteri BUMN mengatakan, dalam menghadapi tantangan global yang semakin komplek pemerintah Indonesia melalui BUMN aktif berkolaborasi dengan mitra global di berbagai sektor.

“Contohnya, dengan membentuk aliansi strategis untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, bekerja sama dalam meningkatkan konektivitas dan digitalisasi, serta berperan dalam pembangunan infrastruktur di kawasan,” ungkapnya.

Erick pun berharap AIPF dapat meningkatkan kemitraan di kawasan ASEAN dan Indo Pasifik.

“Kami berharap diskusi dan komunikasi dalam forum ini akan menginspirasi kerja sama baru, meningkatkan kerja sama yang sudah ada, serta melahirkan solusi yang inovatif untuk menjawab tantangan yang kita hadapi,” tandasnya.

AIPF kali ini menampilkan berbagai proyek unggulan di Indonesia dan di seluruh Indo-Pasifik yang sejalan dengan subtema AIPF. Sejumlah BUMN Indonesia, antara lain BRI, Pertamina, PLN, Bank Mandiri, BNI, MIND ID, Telkom Indonesia, dan InJourney pun turut berpartisipasi aktif dalam AIPF ini.

Penyelenggaraan AIPF adalah implementasi nyata dari AOIP yang diadopsi oleh negara-negara anggota ASEAN pada 2019. Inisiatif AOIP sendiri bertujuan untuk memperkuat arsitektur regional yang inklusif, mendorong kolaborasi, memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, dan menangkap peluang yang ada di kawasan Indo-Pasifik.

Kawasan ASEAN punya modal cukup untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Produk domestik bruto (PDB) kolektif ASEAN pada 2021 mencapai 3,3 triliun Dolar AS. Angka sebesar itu menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 660 juta jiwa, ASEAN berpotensi besar menjadi mitra kerja sama.

Forum regional KTT ke-43 ASEAN menjadi peluang penting bagi negara-negara anggota perhimpunan, serta negara Indo-Pasifik, untuk bersatu dan memetakan arah kerja sama dan pertumbuhan inklusif di masa depan. (DK/TIM KOMUNIKASI & MEDIA KTT ASEAN 2023/UN)

Berita Terbaru