Sudah Pantau Beberapa Tempat, Kapolri Ingatkan Pengusaha Tidak Timbun Bahan Pokok
Menindaklanjuti Instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menindak tegas siapapun yang menimbun, baik yang berurusan dengan bahan bakar miyak (BBM), maupun yang berurusan dengan kebutuhan pokok, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti mengaku sudah antisipasi.
Kita lakukan perketat kegiatan-kegiatan untuk di lapangan karena memang menjelang puasa dan lebaran ini ada kegiatan cipta kondisi namanya. Itu akan meningkatkan kegiatan anggota di lapangan, kata Jenderal Badrodin seusai mengikuti rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/6) malam.
Kegiatan-kegiatan di lapangan itu, lanjut Kapolri, dilakukan dalam rangka memantau situasi-situasi yang membuat keresahan masyarakat termasuk memainkan harga, termasuk juga penimbunan, termasuk pengoplosan, penyelundupan.
Karena itu, Kapolri mengingatkan kepada para pengusaha yang akan memainkan harga, membuat keresahan masyarakat, jangan sampai melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti itu karena nanti bisa berhadapan dengan hukum.
Bulog
Sementara itu Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengakui, pada rapat terbatas itu Presiden Jokowi berpesan agar masalah pangan harus terjamin kesediannya dan harga yang terjangkau, terkontrol.
Detilnya, lanjut Sofyan, adalah bagaimana procurement Bulog sampai hari ini tentang beras yang berhasil dikumpulkannya. Ia menyebutkan, sesuai laporan Bulog sampai hari ini Bulog telah berhasil mengumpulkan, membeli sampai dengan hari ini 1.159,000 ton beras kontrak.
Artinya Bulog masih terus melakukan pembelian, on to cadangan Bulog. Cadangan Bulog aman sampai dengan 6 bulan ke depan, papar Sofyan.
Menurut Menko Perekonomian, yang paling penting adalah barang-barang utama ini yang harus dijaga untuk puasa dan lebaran. Kalau beras tentu gula, tepung terigu, minyak goring, daging sapi, daging ayam, telur, Ini semua harus dijaga supaya barangnya tersedia dan harganya terjangkau, tegasnya.
Adapun Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menegaskan, bahwa pemerintah sangat konsen kepada pengadaan daripada kebutuhan bahan pokok menjelang bulan puasa dan lebaran. Ia menyebutkan, Pemerintah sudah melakukan upaya-upaya, dan dipastikan stok ini cukup.
Memang di beberapa daerah ada yang naik dan ada yang turun. Ini sudah kita pantau. Pemerintah sudah melakukan koordinasi dengan para asosiasi-asosiasi. Baik itu asosiasi gula, makanan minuman dan asosiasi tepung dan lain semuanya dan bahkan beberapa jenis produk memang sudah turun, terang Menteri Perdagangan.
Diakui Menteri Perdagangan, kalau untuk bawang dan cabai memang ada kenaikan harga. Tetapi ia menegaskan, bahwa pemerintah siap melakukan impor untuk mengendalikan naiknya harga cabai dan harga bawang mera.
Memang ada produksi sudah panen, tetapi panennya ini belum bisa memenuhi akan kebutuhan pasar seluruh Indonesia, pungkas Menteri Perdagangan. (Humas Setkab/ES)