Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Peresmian Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin, di Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin, Kota Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, 7 November 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 November 2023
Kategori: Sambutan
Dibaca: 2.153 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Peresmian Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin, 7 November 2023

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbilalamin, Asyhadu alla Ilaha Illallah Wahdahu laa Syarikalah, wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluh, Alladzi laa Nabiyya Ba’da, Amma Ba’du.

Yang saya hormati para pimpinan dan ketua lembaga-lembaga negara yang hadir;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Pak Menko PMK, Pak Menhan, Bapak Menteri Perdagangan, Panglima TNI, Kapolri;
Yang saya hormati Bapak Romo Kiai Sepuh Bapak KH. Sulton Aulia beserta Ketua Dewan Penasihat DPP LDII Bapak KH. Edy Suparto Saefudin;
Yang saya hormati Ketua Umum DPP LDII Bapak Chriswanto Santoso, para pimpinan pondok pesantren LDII, beserta seluruh pengurus harian DPW, DPD LDII se-Indonesia;
Bapak-Ibu hadirin dan tamu undangan yang berbahagia.

Selalu di mana-mana yang kita bicarakan adalah harapan kita kepada Indonesia Emas 2045, termasuk tadi yang disampaikan oleh Bapak Ketua Umum LDII. Memang kita diberikan peluang karena bonus demografi tahun ‘30-an, 2030-an itu memang biasanya dalam sebuah peradaban negara itu diberi kesempatannya satu kali, tinggal kita bisa melaksanakan, melakukan lompatan atau tidak, dan kuncinya betul, Pak Chriswanto  tadi, adalah di pembangunan sumber daya manusia. Jadi LDII sudah betul, tadi yang disampaikan oleh Pak Chris tadi betul, kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan, sehingga terbentuk sebuah karakter manusia yang betul-betul Indonesia.

Tapi menuju ke Indonesia Emas itu tidak mudah, banyak tantangan yang harus kita selesaikan. Di Amerika Latin, banyak negara gagal melompat menjadi negara maju. Tahun ‘50-an, tahun ‘60-an, tahun ‘70-an mereka sudah menjadi negara berkembang, tetapi sampai sekarang mereka juga tetap hanya menjadi negara berkembang, malah ada yang jatuh menjadi negara miskin. Problemnya adalah diberi kesempatan dan tidak menggunakan. Ini yang kita tidak mau itu terjadi di negara kita Indonesia. Insyaallah kita bisa, asal semangatnya seperti di Rakernas LDII pada pagi hari ini. Ya karakternya memang harus semangat, karena yang kita hadapi ada tantangan.

Oleh sebab itu, sering saya sampaikan 2024, 2029, 2034 ini adalah momentum yang sangat menentukan Indonesia bisa melompat maju atau tidak. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat, persatuan yang kuat, kekompakan yang kuat. Tanpa itu, sekali lagi, tantangan yang kita hadapi tidak mudah.

Tantangan global, ini justru yang banyak memang dari tantangan globalnya. Satu, ketidakpastian ekonomi global. Enggak jelas sekarang ini ekonomi global arahnya mau kemana. Baru bisa menyelesaikan satu saja, muncul persoalan ekonomi yang lainnya. Sehingga sekali lagi, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat. Jadi yang ditampilkan tadi, pencak silat tadi benar, karena ketuanya Pak Prabowo, sekjennya Pak Teddy. LDII  kalau gini-gini tuh pintar banget, memberi simbol-simbol, gitu loh. Jadi yang pertama, ketidakpastian ekonomi global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi.

Yang kedua, perubahan iklim yang juga sulit dihitung dan sulit diprediksi. Dulu kita kalau ada perubahan iklim ya hanya dalam kata-kata, tapi sekarang sudah nyata. Kekeringan hampir di semua negara sekarang ini terjadi, panas bumi yang naik, gelombang panas. Kita ada tujuh provinsi kemarin kekeringan, sehingga produksi beras kita menurun, semuanya merasakan. Sehingga kalau dulu kita mau impor beras semua negara menyodorkan, “Pak, kami punya sekian juta ton, kami punya, kami punya.”

Sekarang ini mau impor beras, tanya ke Pak Zulkifli Hasan, sulit mencari barangnya, semua negara ngerem, tidak ekspor beras untuk menyelamatkan rakyatnya masing-masing. Dua puluh dua negara sekarang ini, kalau dulu ekspor beras, sekarang ngerem semuanya, enggak ekspor, enggak ekspor, enggak ekspor. Sehingga betul, kedaulatan pangan, ketahanan pangan itu harus menjadi program kita ke depan.

Ketidakpastian ekonomi global, satu; yang kedua, perubahan iklim; yang ketiga, perang. Perang di Ukraina belum rampung ditambah lagi sekarang dengan perang di Gaza. Kelihatannya dulu saya berpikir, kita semua mungkin berpikir sama, Ukraina jauh sekali dari Indonesia. Apa dampaknya? Enggak akan lah berdampak kepada kita. Ternyata, dampaknya nyata dan ada. Kita impor itu gandum 11 juta ton per tahun. Ternyata 30 persen itu impornya dari Ukraina dan dari Rusia. Kapalnya tidak berani mengirim barang karena ada perang, semuanya setop. Bukan hanya di situ saja. Yang kedua, ternyata bahan baku pupuk kita itu berasal dari Rusia, Ukraina, dan Belarusia, problem yang kedua. Sehingga apa, harga pupuk dan gandum juga naik. Sekali lagi, impor kita sudah besar, gandum 11 juta ton, karena di Indonesia memang tidak bisa kita tanam gandum.

Saya saat bertemu Presiden Zelensky saat itu dia menyampaikan, “Presiden Jokowi, di Ukraina sekarang ini ada 77 juta ton gandum yang berhenti tidak bisa kita ekspor.” Saya pindah ke Rusia mau ngomong sama Presiden Putin tiga jam, cerita hal yang sama, di Rusia ada 130 juta ton gandum berhenti. Artinya, 207 juta ton gandum berhenti di Ukraina dan di Rusia. Artinya apa, ada negara-negara yang tidak mendapatkan bahan makanan karena perang di Ukraina. Kita tidak merasakan itu, karena di sana setop, kita bisa mencari yang lebih dari negara lain.

Perang di Gaza hati-hati. Ini juga jauh, tapi tetap dukungan kita terhadap Palestina tidak akan surut. Coba Bapak-Ibu lihat Menteri Luar Negeri Bu Retno Marsudi waktu di Dewan Keamanan PBB, paling lantang, paling keras, dan paling menentang. Saya juga heran Bu Menlu kita ini orangnya halus, tapi kok di Dewan Keamanan kok galak banget.

Kembali. Jadi artinya apa, peluangnya ada tetapi tantangannya juga sangat besar. Inilah kenapa ke depan, sekali lagi, dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat, kepemimpinan nasional yang mempersatukan, kepemimpinan nasional yang mau merangkul semuanya untuk kekompakan, kesolidan, untuk persatuan negara ini dalam mencapai sebuah cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Itulah tantangan yang ke depan semakin tidak mudah. Tapi sekali lagi, dengan karakter yang kita bangun, karakter SDM yang kita bangun, saya meyakini insyaallah kita bisa mencapainya.

Terakhir, ini pertanyaan mudah. Jauh di mata, dekat di hati? Yang bisa jawab, silakan tunjuk jari. Iya yang teriak boleh.

Peserta Rakernas LDII
Dari Mojokerto, Pak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari Mojokerto. Jauh di mata, dekat di hati?

Peserta Rakernas LDII
Itu mudah, empedu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau bertanya di LDII itu pintar-pintar semua. Betul, Pak. Betul, betul, silakan duduk. Untuk Ibu-ibu, ibu kota negara baru Indonesia? Ibu, silakan. Ibu kota negara baru Indonesia.

Peserta Rakernas LDII
Bismillahirrahmanirrahim, 2024 insyaallah IKN, Bapak Presiden.

Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Lebih dijelaskan, Bu, IKN …

Peserta Rakernas LDII
Oh nama kotanya, oh Paser Penajam.

Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu kota negara …

Peserta Rakernas LDII
Negara Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu kota negara baru Indonesia?

Peserta Rakernas LDII
Nusantara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, IKN Nusantara.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya buka Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia Tahun 2023 dan saya resmikan Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin di Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru