Peresmian Pembukaan Kongres HMI XXXII dan Munas Korps HMI Wati (Kohati) XXV 2023, di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, 24 November 2023 

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 November 2023
Kategori: Sambutan
Dibaca: 1.019 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Kongres HMI XXXII dan Munas Korps HMI Wati (Kohati) XXV 2023, 24 November 2023

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamuálaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Adil ka’ talino, bacuramin ka’ saruga, basengat ka’ jubata.
Jawabannya apa? Alus? Arus? Artinya apa?

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Pak Menko PMK, Pak Menteri Sekretaris Negara, Pak Menteri Investasi, Pak Menteri Pemuda dan Olahraga;
Yang saya hormati senior-senior HMI, Bapak Akbar Tanjung beserta Ibu, Bapak Anas Urbaningrum, juga Bapak Oesman Sapta Odang, beliau ini tokoh besar di Kalimantan Barat, kalau lupa disebut bahaya, bisa enggak pulang saya.
Yang saya hormati Panglima TNI beserta Kapolri yang juga hadir pada malam hari ini, seluruh Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat;
Yang saya hormati Ketua Umum PP HMI adinda Raihan Ariatama, juga Ketua Umum Kohati Saudari Umiroh Fauziah, dan seluruh jajaran pengurus pusat dan daerah HMI serta Kohati se-Indonesia yang hadir pada malam hari ini, seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama yang saya hormati;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Kemarin saya terbang ke Papua, tepatnya ke Biak, di sana ada acara Sail Teluk Cendrawasih. Dari Biak, saya terbang ke Fakfak untuk peletakan batu pertama pembangunan industri pupuk Fakfak yang berada di kawasan timur, yang memang belum ada industrinya di wilayah Indonesia bagian timur. Dari Fakfak, kemudian terbang ke Teluk Bintuni untuk meresmikan industri LNG Train ke-3 Tangguh di Teluk Bintuni. Dan dari Teluk Bintuni, ini pakai heli, balik lagi ke Kabupaten Fakfak, kemudian terbang ke Kabupaten Sorong untuk juga peletakan batu pertama Rumah Sakit Muhammadiyah yang berada di Sorong. Dari Sorong, sore tadi, saya terbang ke Kalimantan Barat untuk memenuhi undangan HMI dan Kohati. Capek, ndak? Ya ,itu memang tugas-tugas presiden seperti itu.

Memang dua minggu ini sangat padat sekali, dimulai di 11 November saya terbang ke Saudi Arabia, ke Riyadh, saat itu untuk memenuhi undangan KTT Luar biasa dari OKI (Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam) dalam rangka Gaza Summit, khusus berbicara mengenai Gaza, yang dihadiri oleh 57 negara-negara Islam.Semuanya hadir dan semuanya sama, yang disampaikan sama, mengutuk Israel segera menghentikan perang, segera gencatan senjata, dan bantuan kemanusiaan agar dibuka lebar-lebar, karena belum dibuka lebar. Awal-awal baru lima, 10, 15 kontainer yang diperbolehkan masuk ke sana lewat pintu gerbang di Rafah dan bantuan kita ke Al Erish di Mesir terlebih dahulu. Tetapi dengan desakan yang kita berikan, sekarang sudah bisa mencapai kurang lebih 100 kontainer per hari yang bisa masuk ke Gaza, yang dibutuhkan kira-kira hampir 500 kontainer per harinya.

Dari Gaza Summit yang di Saudi Arabia, kita terpilih dari lima negara untuk menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan Gaza ini. Indonesia dari 57 negara tadi, Mesir, Saudi Arabia, Nigeria, dan Yordania. Dan, saya juga menyampaikan secara khusus langsung ke Presiden Joe Biden mengenai hasil-hasil yang ada di KTT di Riyadh tadi. Saya sampaikan apa adanya, ini, ini, ini, karena memang kuncinya ada di sana. Kemudian juga saya sampaikan sekali lagi, setelah saya sampaikan di Gedung Putih, saya sampaikan lagi di KTT APEC juga hal yang sama, supaya semuanya mendengar betapa penderitaan di Gaza ini sebuah penderitaan yang luar biasa. Kalau kita baca, hampir setiap hari berita-berita yang ada, yang meninggal sudah lebih dari 15 ribu, 60 persen adalah wanita dan anak-anak yang tidak tahu apa-apa.

Inilah perang yang kadang-kadang kita kalau berpikir dalam dunia yang sangat modern seperti ini masih ada perang di Ukraina, tambah lagi di Gaza. Inilah situasi geopolitik yang kita hadapi. Pada saat awal-awal perang di Ukraina kita tenang-tenang karena merasa perangnya di negara yang sangat jauh dari kita, tetapi ternyata perang di sana juga berdampak pada kita. Dampaknya adalah harga gandum naik, harga pupuk naik, karena ternyata bahan pupuk yang kita produksi di Indonesia bahan bakunya berasal dari Ukraina dan Rusia. Gandum, 11 juta ton gandum yang kita impor, 30 persen itu berasal dari Ukraina dan dari Rusia.

Saat saya bertemu dengan Presiden Zelensky, Presiden Zelensky menyampaikan stok gandum yang ada di Ukraina ada 77 juta ton berhenti dan tidak bisa keluar ke mana-mana. Artinya, negara-negara yang membutuhkan gandum itu, menjadi tidak ada. Ketemu Presiden Putin menyampaikan hal yang sama, “Presiden Jokowi, di Rusia sekarang ini ada stok kurang lebih 130 juta ton berhenti dan tidak bisa dikirim ke negara lain yang biasanya membutuhkan.” Artinya, total sudah 207 juta ton gandum yang tidak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia. Betapa kelihatannya perangnya di sana, tapi semua negara merasakan karena harga gandum naik, harga pupuk naik, karena akibat perang. Yang kita juga tidak tahu, di Gaza kalau perangnya ini tidak segera berhenti, imbasnya bisa ke seluruh negara di dunia. Yang kita takutkan kalau perangnya melebar, bukan hanya Israel dan Palestina, tapi nanti dengan Hizbullah berarti di Lebanon, dengan Houthi nanti di Yaman, dengan ISIS di Syria, tambah lagi dengan Iran.

Problemnya adalah bukan perangnya di sana, tapi harga minyak akan naik. Kalau naiknya hanya satu persen enggak apa-apa, tapi kalau perang itu betul-betul melebar, kita enggak tahu harga minyak akan sampai jatuh di harga berapa. Kalau harga minyak naik, artinya seluruh harga barang-barang juga akan ikut naik. Kalau harga minyak naik di sana, berarti di sini harga minyak juga pasti akan ikut kita naikkan, dan biasanya HMI pasti demo. Enggak apa-apa, itu kan menyampaikan aspirasi, betapa kalau ada sebuah kenaikan harga minyak semua harga juga akan ikut naik. Dunia ini kan belum pulih, dari pandemi belum pulih. Kita alhamdulillah sudah pulih dari sisi kesehatan, juga sudah pulih dari sisi ekonomi, ini patut kita syukuri.

Coba negara lain, bayangkan negara lain, pandeminya, kesehatannya bisa diselesaikan, tapi ekonominya tidak bisa diselesaikan. Ada 96 negara saat ini yang masuk menjadi pasiennya IMF, 96 negara. Inilah kondisi-kondisi yang ingin saya sampaikan, karena ini adalah tantangan ke depan kita. Tantangan kita ke depan yang paling banyak adalah tantangan eksternal, yang harus dihadapi oleh pemimpin ke depan.

Kepemimpinan ke depan sangat-sangat menentukan di tahun 2024, tahun 2029, tahun 2034 itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau tidak. Biasanya dalam sebuah peradaban negara, itu hanya ada satu kali kesempatan. Kalau tidak bisa menggunakan kesempatan itu, sulit bagi sebuah negara untuk masuk ke jajaran negara maju. Peluang kita ada, kesempatan kita ada, opportunity-nya ada, tapi juga tantangannya sangat banyak.

Negara-negara di Amerika Latin tahun ‘50-an, tahun ‘60-an sudah menjadi negara berkembang. Tapi, sampai saat ini masih tetap menjadi negara berkembang. Bahkan, ada yang menjadi negara miskin. Inilah yang kita tidak mau. Kesempatan yang ada, peluang yang ada harus kita manfaatkan. Dan saya melihat, senang saya kalau melihat optimisme dari kader-kader HMI dan Kohati dalam menatap masa depan negara ini ke depan, seperti tadi yang disampaikan oleh ketua umum. Senang, memang harus yang muda-muda ini harus optimis.

Ada tantangan kita ketahui, tapi tidak usah pesimis, tidak usah takut, tidak usah khawatir. Optimisme perlu, tetapi juga memang perlu realistis. Jangan sampai kemajuan yang telah ada, yang telah terbangun ini menjadi sia-sia karena perpecahan, karena kesalahan kita dalam memilih pemimpin. Sehingga sering saya bicara bolak-balik, hati-hati memilih pemimpin. Tapi, semuanya kita serahkan kepada rakyat karena yang punya kedaulatan adalah rakyat. Siapapun yang Bapak-Ibu dan Saudara-saudara pilih itu adalah memang kehendak, pertama memang kehendak Allah, yang kedua memang kehendak rakyat. Mau memilih Pak Anies silakan, mau memilih Pak Prabowo silakan, mau memilih Pak Ganjar silakan, karena asal jangan memilih Pak Bahlil. Karena semuanya nanti akan ditentukan oleh rakyat di 14 Februari yang akan datang.

Oleh sebab itu, sekali lagi, saya berharap HMI dapat selalu aktif mengawal perjalanan Sejarah Indonesia, menjaga persatuan dan perdamaian bangsa menuju Indonesia Maju yang kita cita-citakan, yakin usaha sampai. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada malam hari ini secara resmi saya buka Kongres Mahasiswa Islam HMI XXXII dan Munas Kohati XXV Tahun 2023.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru