Pidato Presiden RI pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G77 dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Plenary Al Ghafat, Expo City Dubai, Persatuan Emirat Arab, 2 Desember 2023
Pidato Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G77 dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), 2 Desember 2023
Yang mulia Presiden Republik Kuba,
Yang mulia para pemimpin G77 and China.
Pada COP27 yang lalu, dunia telah menyepakati perlunya aksi inklusif berkeadilan dan responsif bagi negara berkembang, dan realisasi kesepakatan tersebut masih kita nantikan. Akhir-akhir ini memang telah banyak skema kerja sama yang ditawarkan, namun tawaran tersebut justru jadi pengalihan beban. Negara berkembang terdesak untuk memilih antara aksi iklim dengan pengentasan kemiskinan, atau antara percepatan transisi energi tapi kehilangan kesempatan untuk percepatan pembangunan.
COP28 harus menjadi ajang untuk memperkuat implementasi, bukan ajang untuk pertunjukan ambisi. Prinsip Paris Agreement harus menjadi pedoman, bahwa tanggung jawab harus dibagi sesuai dengan kemampuan nasional. Oleh karenanya, saya tegaskan dukungan Indonesia untuk G77 and China, dan mengajak semua untuk melakukan aksi bersama.
Pertama, penguatan kerja sama Selatan-Selatan. Mari kita hidupkan kembali semangat Bandung, solidaritas kesetaraan dan kolaborasi amat diperlukan dalam penanganan perubahan iklim global melalui kerja sama Selatan-Selatan. Indonesia telah memberikan pelatihan penanganan iklim untuk kawasan Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin, Karibia dan Pasifik.
Yang kedua, negara berkembang sebagai bagian dari solusi. Indonesia telah menginisiasi perwujudan ekosistem pendanaan transisi, keketuaan Indonesia di ASEAN telah mewujudkan taksonomi ASEAN. Presidensi G20 Indonesia membentuk skema pembiayaan campuran dan platform negara, dan bursa karbon Indonesia juga sudah beroperasi sejak September yang lalu. Kami mendorong negara berkembang lainnya to lead by example, serta menciptakan mekanisme pengelolaan yang kredibel dan profesional.
Yang ketiga, pentingnya kohesivitas dan inklusivitas. G77 harus terus berjuang dan memperjuangkan agenda global yang kohesif dan inklusif. Global stocktake harus direfleksikan, belum terpenuhinya komitmen negara maju dan kebutuhan pendanaan negara berkembang. Struktur pendanaan loss and damage jangan berbentuk utang yang membebani dan harus mudah diakses, target pendanaan baru kolektif harus mencerminkan kepastian dan transparansi, serta pemenuhan dukungan sumber daya dan teknologi. Dan, melalui upaya kita bersama, G77 and China dapat menjadi motor penggerak agenda iklim dunia.
Terima kasih.