Presiden Hadiri Inaugurasi Ansor dan Pelantikan Pengurus Pusat GP Ansor 2024-2029 di GBK
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Inaugurasi “Menuju Ansor Masa Depan”, di Istora Senayan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (27/05/2024). Acara ini sekaligus merupakan pelantikan Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Periode 2024-2029.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan rasa syukurnya atas kondisi ekonomi Indonesia yang stabil di tengah krisis global.
“Kita patut bersyukur sungguh anugerah dari Allah SWT., yang luar biasa kita telah mampu menghadapi berbagai krisis-krisis yang ada di dunia di saat banyak sekali negara yang menjadi pasien IMF (International Monetary Fund),” kata Presiden.
Presiden menyebutkan setidaknya lebih dari 96 negara menjadi pasien IMF sekarang ini.
“Dan kalau kita melihat di jajaran negara besar G20, selalu pertumbuhan ekonomi kita masuk ke tiga besar atau lima besar,” sambungnya.
Presiden Jokowi menyebutkan tiga hal utama yang menjadi kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia, yaitu nilai tukar uang/kurs, harga minyak, dan bunga pinjaman.
Pertama, Presiden menyoroti pentingnya stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dunia, utamanya Dolar karena mempengaruhi kenaikan harga.
“Yang pertama, yang berkaitan dengan kurs. Kalau di Indonesia ya Rupiah dengan Dolar, kuat mana, kuat Rupiah atau kuat Dolar. Begitu kuat Dolar, hati-hati, ada harga-harga yang akan naik. Tetapi kalau kuat Rupiah, nah harga barang-barang terutama yang impor itu menjadi jauh lebih murah.”
Hal yang kedua, yang berkaitan dengan dampak global dari kenaikan harga minyak dunia.
“Yang kedua, harga minyak. Hati-hati, perang di Palestina yang mengikutsertakan Iran dalam kancah perang itu juga mengkhawatirkan dunia, sehingga harga minyak sempat naik.”
Kepala negara menyebutkan, situasi geopolitik dunia tidak bisa dianggap remeh karena saling bersinggungan. Perang yang terjadi di Palestina maupun di Ukraina yang lokasinya jauh juga bisa berpengaruh kepada Indonesia.
“Kelihatannya enggak ada hubungannya perang yang ada di Palestina dengan Indonesia yang jauh. Ada. Kalau harga minyak naik, artinya semua barang-barang akan ikut naik.”
Begitu pula dengan situasi perang antara Ukraina dan Rusia, sambungnya, yang juga menyebabkan harga gandum dan produk olahannya melonjak tinggi.
“Kelihatannya jauh banget tetapi pengaruhnya bisa ke mana-mana. Itulah geopolitik. Kalau enggak kita cermati bisa menyebabkan harga-harga yang juga naik.”
Hal ketiga yang dikhawatirkan oleh semua negara adalah, bunga pinjaman karena semua negara di dunia memiliki pinjaman.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Yang paling penting menurut saya bagaimana kita bisa menjaga agar tidak terjadi turbulensi politik. Kita menjaga semuanya agar ada stabilitas politik karena itu menjadi kunci pembangunan di negara manapun. Kalau ini tidak bisa kita pertahankan yang terjadi adalah kerusakan ekonomi kembali. Oleh sebab itu, di sini hadir ketua-ketua partai. Ke depan, sekali lagi, stabilitas politik itu sangat penting sekali.”
Oleh sebab itu, imbuhnya, pembangunan merata, hilirisasi industri, program-program kerakyatan, transformasi menuju ekonomi hijau yang sudah dijalankan oleh pemerintah perlu keberlanjutan.
Dalam sambutannya, Presiden juga memberikan apresiasi kepada GP Ansor yang menjunjung semangat persatuan dan pantang menyerah seperti yang tersirat pada Mars GP Ansor.
“Tadi saya mendengar Mars GP Ansor betul-betul saya merinding. Ansor maju satu barisan, seribu rintangan patah semuanya. Semangat ini yang terus harus dipegang oleh GP Ansor, semangat persatuan dan semangat pantang menyerah dalam menjaga simpul kebangsaan dan dalam menjaga hubbul wathon minal iman.”
Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi mengucapkan selamat bertugas kepada kepengurusan baru GP Ansor.
“Terakhir, saya mengucapkan selamat bertugas, selamat bekerja kepada seluruh kepengurusan GP Ansor yang baru. Saya percaya kepemimpinan baru di GP Ansor akan terus menjadi simpul perekat bangsa menuju Indonesia Emas yang kita cita-citakan,” pungkasnya. (FID/ABD)