Investasi Dan Pembangunan Ekonomi
Oleh: Eddy Cahyono, Staf Pada Kantor Kepala Staf Presiden
Peningkatan investasi diyakini memiliki konstribusi sebagai pengungkit terhadap bergeraknya pembangunan ekonomi suatu bangsa. Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen dari pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
Secara sederhana pengaruh investasi terhadap perekonomian suatu negara tercermin dari pendapatan nasional negara tersebut, investasi berkorelasi positif dengan GDP, secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau sebaliknya, jika investasi turun, maka GDP cenderung turun.
Sebagian ahli ekonomi memandang pembentukan investasi merupakan faktor penting yang memainkan peran strategis terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika pengusaha atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka akan ada sejumlah modal yang ditanam, ada sejumlah pembelian barang-barang yang tidak dikonsumsi, tetapi digunakan untuk produksi, sehingga menghasilkan barang dan jasa di masa akan datang.
Suatu negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh lebih besar daripada nilai penyusutan faktor-faktor produksinya. Negara yang memiliki Investasi yang lebih kecil daripada penyusutan faktor produksinya akan cenderung mengalami perekonomian yang stagnasi.
Stagnasi tergambar dari kondisi perekonomian dengan laju pertumbuhan yang lambat, yang tentunya berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Kondisi yang sangat tidak diinginkan adalah kondisi stagnasi yang diikuti dengan adanya inflasi yang tinggi pula, sehingga perekonomian negara menjadi stagflasi.
Perekonomian negara yang stagflasi sangat dihindari bagi para perencana negara. Untuk itulah formulasi kebijakan ekonomi yang pro investasi didorong untuk terus meningkat guna mengatasi masalah stagnasi, sekaligus membalik pelambatan ekonomi agar pertumbuhan ekonomi terus menggeliat. Meningkatnya investasi akan menjamin kontinuitas pembangunan ekonomi, menyerap tenaga kerja dan menekan kemiskinan, yang muaranya akan memacu perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, sebagaimana cita-cita didirikannya suatu negara.
Investasi di Indonesia Meningkat
Kita patut bersyukur ditengah kondisi perekonomian global yang semakin tidak menentu, kinerja investasi di Indonesia menunjukkan sinyal yang cukup menggembirakan, dan perlu terus dipeliharan dan ditingkatkan agar dapat menjadi katalisator dalam tetap menjamin pertumbuhan ekonomi.
Sinyal meningkatnya investasi di Indonesia dapat dirujuk dari laporan World Investment Report 2015, yang menggambarkan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, tumbuh 20% menjadi 23 miliar dollar AS. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang arus masuk investasi asing ke Asia Tenggara yang hanya meningkat 5%, atau hanya mencapai 133 miliar dollar AS.
Hal tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa Indonesia ternyata masih tetap menjadi tempat investasi yang menjanjikan, bila dibandingkan dengan negara-negara kawasan, sebagaimana tercermin dari tabel berikut:
Sumber: Financial Times, 14 September 2015
Secara keseluruhan kinerja investasi di Indonesia juga menunjukkan sinyal yang menggembirakan, dapat dicermati dari realisasi investasi triwulan II 2015 yang mencapai Rp135,1 triliun, terdiri atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp42,9 triliun (31,8 persen) dan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp92,2 triliun (68,2 persen), atau 8,4 persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp124,6 triliun.
Dampak dari politik anggaran dengan mengubah paradigma anggaran yang lebih berbasis ekonomi produktif, seperti masifnya pembangunan di bidang infrastruktur, sudah mulai memperlihatkan sinyal yang menggembirakan, indikatornya dapat dicermati dari meningkatnya konsumsi semen nasional bulan Agustus 2015 sebesar 6,28 juta ton atau meningkat 17,4%.
Ini berarti terjadi peningkatan demand semen pada proyek-proyek infrastruktur dan properti. Sebagaimana kita ketahui, saat ini beberapa investasi pada proyek infrastruktur, properti dan konstruksi sedang dikerjakan pemerintah dan swasta antara lain; proyek jalan tol Bakauheni-Tebanggi Besar, proyek perluasan bandara, yakni Jalaludin Gorontalo, proyek perluasan pelabuhan seperti Kuala Tanjung Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin.
Namun harus diakui, kita tentunya masih perlu terus menyatupadukan langkah dari berbagai pemangku kepentingan untuk membangun sinergitas dalam mendukung satu visi meningkatkan kualitas investasi dan keseimbangan penyebaran investasi, utamanya pada sektor riil yang padat karya. Hilirisasi industri dan subtitusi impor kiranya perlu terus digelorakan, agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Tantangan ke Depan
Momentum menggeliatnya investasi di Indonesia diharapkan dapat terus diperkuat dengan perbaikan iklim invetasi yang membutuhkan dukungan semua pihak. Komitmen pemerintah Jokowi dalam terus memperbaiki iklim investasi, ditandai dengan kebijakan strategis dalam bentuk berbagai deregulasi, memperbaiki iklim investasi, untuk meningkatkan geliat investasi yang sudah ada ada baik FDI ataupun domestik.
Kita tentunya berharap perbaikan iklim investasi dapat mendorong perbaikan perekonomian nasional, utamanya dalam mendorong percepatan implementasi layanan investasi, sebagaimana roh dari Paket Kebijakan Ekonomi.
Policy strategis dalam memperbaiki iklim investasi melalui Paket kebijakan Ekonomi I dan II, diharapkan dapat ditindaklanjuti dan diikuti, tidak hanya dengan deregulasi ditingkat pusat tetapi juga daerah, mengingat sejak desentralisasi, banyak pelimpahan kewenangan perizinan ke pemerintah daerah yang kontraproduktif, karena investasi dan perizinan dimaknai sebagai lahan penambahan PAD.
Dalam jangka pendek perlu terus dikawal percepatan deregulasi peraturan yang menghambat dan menimbulkan biaya ekonomi tinggi, paralel dengan upaya terus meningkatkan Iklim hubungan industrial yang kondusif bagi dunia usaha. Aksi buruh harus dapat diselesaikan secara damai melalui forum tripartit dalam kerangka saling menguntungkan.
Kualitas investasi ke depan harus terus mendapatkan perhatian utama, manfaat dan keuntungan dari investasi yang masuk sangat dipengaruhi oleh kualitas investasi, agar dapat mendorong pertumbuhan sektor rill, yang memiliki efek berantai terhadap penyerapan tenaga kerja yang tinggi, seperti pada sektor industri pangan, pertanian perkebunanserta sektor perikanan.
Zoning investasi seyogyanya dapat terus diidentifikasi secara cermat. Investasi yang berpusat di Pulau Jawa misalnya, agar lebih diarahkan pada servis dan perdagangan, sedangkan diluar Jawa didukung kepada hilirisasi industri SDA. Pembangunan masif infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, listrik, energi geothermal, dan lainnya, perlu terus dijamin kontinuitasnya, utamanya dengan meningkatkan dukungan pembiayaan dari investasi dalam menopang keterbatasan keuangan negara.
Kalangan perbankan harus didorong untuk mendukung investasi-investasi sektor riil dan infrastruktur, terutama di daerah Indonesia bagian timur, perbankan diharapkan dapat proaktif jemput bola dan mendukung proses kegiatan ekonomi.
Upaya memberikan kemudahan investasi, kepastian hukum dan jaminan keamanan, melalui perbaikan berbagai regulasi yang telah akan dikeluarkan, diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif, sekaligus menciptakan keterbukaan investasi.
Dukungan investor dalam pembangunan ekonomi Indonesia, ditengah keterbatasan APBN, menjadi pilihan strategi yang tepat dalam membalikkan pelambatan ekonomi melalui, optimalisasi dukungan investasi dalam mempercepat berbagai program pembangunan ekonomi produktif. Semoga