Berangkat Sabtu, Presiden Jokowi Kunjungi AS Untuk Tingkatkan Kerjasama Ekonomi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 24.276 Kali

DadadaPresiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana dan sejumlah pejabat pemerintah pada Sabtu (24/10) malam hingga Kamis (29/10) mendatang akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS) untuk kunjungan kenegaraan.

“Fokus beliau ke Amerika itu adalah bagaimana meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara. Itu penting tidak hanya untuk kepentingan Amerika, tapi juga Indonesia. Kedua, akan membicarakan isu-isu lingkungan, isu-isu keamanan,” kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, di kawasan Istana Kepresiden, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun Ari menepis anggapan jika kunjungan itu lebih difokuskan pada masalah bisnis. Ia menegaskan, bahwa dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi juga akan bertemu dengan pemerintah Amerika Serikat, dan juga kalangan masyarakat sipil. “Jadi tidak hanya bisnis,” ujarnya.

Silicon Valley

Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang akan ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan itu mengatakan, agenda utama Presiden Jokowi adalah bertemu para petinggi perusahaan teknologi informasi di Silicon Valley.

“Salah satu agenda kunjungan kenegaraan itu adalah bertukar pikiran dan belajar mengenai pembinaan startup dan e-commerce,” kata Rudiantara.

Menurut Menkominfo, kunjungan Presiden ini akan menjalin kerja sama lebih lanjut dibidaang e-commerce, serta bertukar informasi tentang sistem pendanaan,  logistik, hingga proteksi konsumen pada startup.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi telah dijadwalkan agenda kunjungan ke Silicon Valley, kawasan berkumpulnya perusahaan teknologi raksasa di California. Menkominfo Rudiantara yang turut dalam lawatan itu akan mengajak para technopreneur seperti CEO Go-Jek Nadiem Makarim, CEO KabarId Yansen Kamto, dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

Rudiantara mengatakan, pihaknya akan membahas mengenai pengembangan e-commerce. Disana rombongan akan mengunjungi berbagai perusahaan teknologi besar seperti Google dan Facebook untuk bertukar pikiran dan belajar mengenai pembinaan startup dan e-commerce. Rudiantara juga mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa nanti akan ada kerja sama lebih lanjut mengenai e-commerce ke depannya

“Siapa tahu nanti bisa terjadi Poros Jakarta-Silicon Valley,” ujar Rudiantara seraya menjelaskan Indonesia akan jadi kawasan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan salah satu penggeraknya e-commerce.

Menurut Rudiantara, Pemerintah menargetkan bisnis e-commerce di Indonesia dapat mencapai  130 miliar dollar AS pada 2020.  “Maka itu, kita  akan lihat di sana seperti apa, berapa technoprenuer, area, dan lainnya yang diperlukan,” jelas Menkominfo.

Lebih lanjut Rudiantara menyatakan pihaknya akan bertukar informasi terkait beberapa hal seperti sistem pendanaan, logistik, hingga proteksi konsumen pada startup di sana. “Kami akan berbagi pengetahuan agar Indonesia dapat memiliki e-commerce yang unicorn (established),” tambahnya.

Hal itu dibutuhkan karena Menkminfo menginginkan agar hanya perusahaan yang masuk kategori established yang mendapatkan dana dari asing. Jika masih startup dan UKM sebaiknya tidak dapat bantuan asing karena akan dapat lebih menguntungkan pihak asing.

“Kita harus kembangkan dulu startup. Setelah punya nilai dan menjadi established, baru bisa dapat dana dari asing,” lanjut Rudiantara.

Dalam kunjungan ke Amerika Serikat itu, Presiden Jokowi dijadwalkan akan datang ke kantor pusat Apple di Cupertino, California.Presiden Jokowi juga akan makan malam bersama CEO Apple Tim Cook, juga akan dibahas rencana Apple untuk berinvestasi membeli timah dari Indonesia.

Selain itu, Presiden Jokowi juga berencana berbicara dengan bos Google, Facebook, dan Microsoft. Bersama Google, Presiden  ingin mendiskusikan distribusi akses internet ke daerah terpencil, seperti Papua. Sedangkan dengan  Facebook dan Microsoft, Presiden ingin bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan teknologi yang mumpuni di universitas-universitas Indonesia. (WID/AS)

 

 

 

Berita Terbaru