Tahun 2015 Penuh Tantangan, Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Indonesia di 2016 Capai 5,3%
Bank Dunia mengakui tahun 2015 yang akan segera berakhir merupakan tahun yang penuh tantangan bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia. Khusus Indonesia, selain dihadapkan pada masalah perekonomian glonal, juga harus menghadapi kebakaran hutan dan asap, serta melambannya pertumbuhan ekonomi. Namun pada 2016 diperkirakan perekonomian Indonesia akan lebih baik, dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2016 mendatang, atau lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan 2015 sebesar 4,7%.
Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Dipo mengemukakan, kebakaran hutan dan asap tahun ini membawa keruhgian 1,9% dari PDB. Ia menyebutkan, kebakaran hutan sangat bersar pengaruhnya terhadap pendapatan kotor atau PDB daerah yang terdampak.
Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan asap tahun ini lebih dari dua kali biaya rekonstruksi Aceh pasca tsunami, kata Ndiame pada peluncuran laporan triwulan ekonomi Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/12).
Mengenai pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Ndiame menilai, hal itu akibat naiknya angka pengangguran. Namun khusus kuartal ke-3 tahun 2015 ini, menurut Ndiame, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditolong oleh belanja publik yang lebih tinggi.
Untuk tahun depan, ekonom Bank Dunia itu menilai, sudah ada perbaikan komposisi belanja pada Anggaran 2016. Tapi Ndiame mengingatkan, semua tergantung implementasi.
Ndima memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahunn 2015 ini akan berkisar pada angka 4,7%, sementara pada tahun depan (2016), diperkirkan angkanya lebih baik lagi sekitar 5,3%.
Sumber: Bank Dunia Indonesia
Namun Ndiame mengingatkan, salah satu tantangan bagi Indonesia adalah pertumbuhan global mungkin masih akan mengecewakan. Selain itu, Ndimae mengemukakan, rendahnya penerimaan negara juga bisa jadi penghambat pertumbuhan Indonesia.
Kembali Naik
Sementara itu ekonom Raden Pardede menyampaikan keyakinannya, bahwa ekonomi Indonesia pasti kembali naik, meskipun tidak secepat yang kita inginkan.
Raden Pardede juga menyampaikan perlunya menggenjot penerimaan negara. Namun ia mengingatkan, agar tidak sekedar mengandalkan penerimaan dari sektor pajak saja.
Sulit meningkatkan penerimaan dari pajak di saat ekonomi sedang menurun. Perlu cara lain agar Indonesia tumbuh, kata Raden Pardede.
Menurut Raden Pardede, pemerintah harus melakukan revisi anggaran secepat mungkin karena dulu anggaran dibuat berdasarkan target penerimaan yang sekarang tak tercapai. Indonesia sebenarnya punya uang tapi harus dipakai, dan harus dipakai dengan tepat , ujarnya. (ES)