Presiden Minta Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan di Bandara Enclave Sipil Dikurangi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 31.142 Kali
Bandara Halim Pernakusuma, Jakarta

Bandara Halim Pernakusuma, Jakarta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perhubungan dan Panglima TNI agar segera menyelesaikan yang muncul terkait makin padatnya traffic penerbangan di bandara enclave sipil atau bandara yang merupakan pangkalan udara TNI AU yang juga digunakan untuk penerbangan sipil. Bandara-bandara itu adalah Bandara Adi Soemarmo di Solo, Bandara Adi Soetjipto di Yogyakarta, Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Husein Sastranegara di Bandung, dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang?.

Dalam perkembangannya, muncul beberapa permasalahan dan kendala pengoperasian bandara enclave sipil tersebut. Seperti pembangunan dan pengembangan bandar udara, aset, pengaturan operasi penerbangan di wilayah bandara, batas daerah lingkungan kerja, sampai pada pengelolaan lalu lintas udara.

Selain itu, padatnya rute-rute penerbangan di Jawa dan Bali, terutama jalur Utara Pulau Jawa?, seperti rute Jakarta-Bali memiliki 170 traffic per hari. Sedangkan rute Jakarta-Surabaya berlangsung 150 traffic per hari, rute ini merupakan jalur terpadat nomor 11 di dunia.

“Kuncinya adalah pengaturan yang lebih jelas. Agar dalam pelaksanaan tidak saling mengganggu, bahkan harusnya bisa saling memberi dukungan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada rapat terbatas (ratas) membahas Pola Operasi Bandara Enclave Sipil dan Pemanfaatan Ruang Udara di Selatan Pulau Jawa terkait Keselamatan dan Peningkatan Kapasitas Penerbangan, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/1) siang.

Presiden menilai, pengaturan itu penting agar masyarakat pengguna jasa penerbangan tidak dirugikan, sehingga jangan sampai maskapai penerbangan dan penumpangnya menunggu dalam waktu yang cukup lama, baik untuk berangkat maupun mendarat. Hal ini juga bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Utamakan Keselamatan

Berkaitan dengan kepadatan jalur utara Pulau Jawa, menurut Presiden, secara bertahap harus dikurangi agar rute existing menjadi efisien. Selain itu, juga untuk kelancaran arus dan kapasitas penerbangan, khususnya di Jawa, Bali, dan sekitarnya, serta meningkatkan keselamatan lalu-lintas penerbangan pada rute-rute padat di Jawa-Bali.

“Pengurangan kepadatan jalur utara Pulau Jawa juga penting untuk mengoptimalkan operasional penerbangan kontigensi jika terjadi letusan gunung berapi dan juga untuk mengurangi emisi CO2,” tutur Presiden Jokowi sebagaimana dikutip Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam siaran persnya Jumat (8/1) siang.

Presiden menginstruksikan agar Menteri Perhubungan untuk segera mengatasi permasalahan ini dengan  penerapan ‘flexible use of airspace’ dan  rute-rute baru di selatan Pulau Jawa, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu-lintas penerbangan pada jalur penerbangan existing. (TKP/ES)

Berita Terbaru