Dunia Makin Komplek, Presiden Jokowi: Hanya Keluarga Sehat Dapat Lahirkan Generasi Berkualitas

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Januari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 20.158 Kali
Presiden Jokowi membuka Konferensi Internasional Keluarga Berencana (25/1) di BNDCC, Bali.

Presiden Jokowi membuka Konferensi Internasional Keluarga Berencana (25/1) di BNDCC, Bali.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dunia sekarang berubah semakin ekstrem, semakin komplek, dan tantangan ke depan pasti semakin berat. Semua itu hanya bisa dihadapi apabila kualitas hidup setiap warga dunia adalah prima.

“Hanya ibu yang sehat, anak yang sehat, keluarga yang sehat dan sejahtera dapat melahirkan generasi yang berkualitas, generasi yang berkarakter, generasi yang berbudi luhur, yang cinta sesama manusia,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan International Conference on Family Planning (ICFP) 2016 di Nusa Dua, Bali, Senin (25/1) sore.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden Jokowi, keluarga berencana, ibu yang sehat, keluarga yang sehat dan sejahtera menjadi sangat penting. “Keluarga berencana menjadi investasi strategis untuk memastikan generasi masa depan, untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan yang berkelanjutan, untuk mencapai keamanan global, serta kemakmuran dunia,” ujarnya.

Presiden menilai, kemajuan yang dicapai dalam keluarga berencana di dunia saat ini adalah berkat kerja keras, berkat ketekunan, dan berkat kepemimpinan orang-orang tulus.

“Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah International Conference on Family Planning sekarang ini, dan merasa bangga atas kehadiran Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian,” kata Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan peserta konferensi.

Kerja Keras

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa Pemerintah Indonesia juga tengah bekerja keras untuk merevitalisasi Program Keluarga Berencana.

Presiden  menyadari, bahwa tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia kedepan akan semakin besar.

Dalam isu kependudukan, menurut Presiden, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2014-2015 1,32 persen. Artinya, per tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa. Rata-rata tingkat kelahiran per perempuan 2010-2015 sebanyak 2,4 anak atau per perempuan memiliki 2-3 anak.

Selain itu, Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, di mana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, lanjut Presiden, Pemerintah Indonesia, selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga.

“Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan Program KB, Program Keluarga Berencana. Selain itu juga dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang sebab kalau alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik, akseptor kerap lupa sehingga angka putus keluarga berencana menjadi meningkat,” papar Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, program kesehatan yang dijalankan pemerintah juga mencakup biaya keluarga berencana yang terjangkau atau bahkan gratis untuk pasangan KB.

“Kami lakukan training untuk ribuan dokter dan ibu rumah tangga untuk edukasi masyarakat mengenai keluarga berencana,” ungkap Presiden seraya menyebutkan, pemerintah juga mendorong keterlibatan perempuan Indonesia yang tergabung di dalam Gerakan PKK sebagai motor penggerak Posyandu, program KB, maupun dalam menggerakkan program-program kesejahteraan keluarga di seluruh desa di tanah air Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi keluarga berencana serta menjadikan keluarga berencana sebagai program prioritas di tiap kota atau kabupaten di seluruh tanah air.

Presiden menegaskan, sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan yang sudah diratifikasi oleh para pemimpin dunia November lalu di PBB,kita harus membangun planet yang kita inginkan pada tahun 2030.

Tujuan pembangunan tersebut telah menyatukan kita secara global. Tapi Presiden berpendapat, untuk mencapai tujuan global itu kita harus melakukan tindakan dan program aksi yang bersifat lokal, sampai ke kampung-kampung, sampai ke desa-desa.

Karena itu, lanjut Presiden, untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan ekonomi di tiap negara bahkan di tiap daerah, investasi pada keluarga berencana adalah mutlak. Ia menyebutkan, stigma pada perempuan, diskriminasi, bahkan kekerasan pada perempuan juga harus diakhiri.

“Saya berharap pada International Conference on Family Planning ini, dibahas landasan-landasan utama untuk mewujudkan visi membangun planet yang kita inginkan tersebut,” pinta Presiden Jokowi.

Sebagai langkah awal, lanjut Presiden, perlu dipastikan mengenai akses pelayanan dan alat-alat untuk keluarga berencana. Sehingga para ibu semakin bijak dan berdaya untuk menentukan kapan mereka akan mempunyai anak, juga kelahiran yang aman sehingga ibu dan bayi mempunyai kesempatan terbaik untuk hidup sehat.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko PMK Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkes Nila F. Moloek, Menteri PPPA Yohane Yembise, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

(UN/GUN/ES)

Berita Terbaru