Buka KTT LB OKI, Presiden Jokowi: OKI Harus jadi Bagian Dari Solusi Palestina

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 14.622 Kali
Presiden Jokowi membuka KTT Luar Biasa OKI ke-5, di JHCC (7/3). (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi membuka KTT Luar Biasa OKI ke-5, di JCC Senayan, Senin (7/3) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Senin (7/3) pagi.

Dalam pembukaan konferensi yang membahas tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif ini, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa perkembangan situasi politik dan keamanan global dewasa ini tidak boleh menggeser perhatian masyarakat internasional pada persoalan Palestina.

“Kita dan dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina sekarang. Banyak kebijakan sepihak dan ilegal, serta hukuman kolektif Israel semakin menyulitkan rakyat Palestina. Akses Umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem juga dibatasi,” kata Jokowi.

Untuk itu, Presiden Jokowi menyerukan agar masyarakat internasional bersatu bagi perjuangan Palestina.

“Situasi tersebut harus bersama-sama kita hadapi. Kita harus bersatu, Palestina harus bersatu,” seru Presiden.

Secara khusus Presiden meminta agar negara-negara OKI untuk menjadi bagian dari solusi dari masalah yang terjadi di Palestina.

“OKI dibentuk karena adanya kebutuhan mendukung perjuangan Palestina. Untuk itu, sesuai dengan tema KTT United For A Just Solution, OKI harus menjadi bagian dari solusi. Apabila OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, maka keberadaan OKI menjadi tidak relevan lagi. Sekali lagi menjadi tidak relevan lagi,” kata Presiden Joko Widodo di hadapan para petinggi negara dan delegasi negara yang tergabung dalam OKI.

Presiden mengingatkan, pertemuan Informal Gathering on Strengthening Solidarity and Cooperation in the Islamic World yang diselenggarakan di sela-sela Peringatan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta, bulan April 2015, telah menyepakati bahwa isu Palestina merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh dunia Islam.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa OKI harus mengesampingkan perbedaan dan senantiasa mendorong penyelesaian konflik secara damai. OKI, ujar Presiden, perlu terus memajukan kerja sama melawan terorisme, ekstremisme, dan radikalisme, tanpa mengorbankan perjuangan rakyat Palestina. Maka persatuan negara-negara anggota OKI dalam isu Palestina adalah sebuah keharusan.

“KTT ini merupakan momentum penting bagi Dunia Islam merespon situasi yang dihadapi rakyat dan bangsa Palestina dewasa ini dengan langkah konkrit, dengan langkah konkrit,” ajak Presiden kepada peserta KTT OKI.

Two-State Solution

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa batas toleransi masyarakat internasional terhadap keberlanjutan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina sudah lama berakhir.

“Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Israel harus segera menghentikan aktivitas dan kebijakan ilegalnya di wilayah pendudukan,” kata Jokowi seraya menyerukan masyarakat Palestina untuk bersatu dan melakukan rekonsiliasi.

Indonesia dan Dunia Islam, ungkap Presiden, siap melakukan langkah-langkah konkrit untuk terus mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menghentikan kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif. Untuk mencapai tersebut, dunia Islam membutuhkan dukungan dari PBB sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.

“Dunia Islam kembali menyerukan agar proses perdamaian jangan ditunda-tunda lagi untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina melalui “Solusi Dua Negara” (Two-State Solution),” pungkas Presiden.

(FID/DND)

Berita Terbaru