Hadap Presiden Jokowi, Putri Astrid Bawa Rombongan Besar Pengusaha Belgia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 21.003 Kali
Presiden Jokowi menerima Puteri Astrid di Istana Merdeka (15/3)

Presiden Jokowi menerima Putri Astrid di Istana Merdeka, Jakarta (15/3). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menerima secara langsung kunjungan kehormatan delegasi Kerajaan Belgia, Putri Astrid, di Istana Merdeka, Jakarta,Selasa (15/3) pagi. Dalam pertemuan yang berlangsung selama 30 menit, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan bahwa kunjungan ke Indonesia kali ini merupakan salah satu kunjungan kenegaraan terbesar dari Belgia dengan membawa lebih dari 300 pengusaha Belgia dari 127 perusahaan.

Putri Astrid merupakan adik Raja Phillipe dari Belgia. Kunjungan ke Indonesia dilakukan lebih dari satu minggu, yaitu tanggal 12-19 Maret.

“Dalam pertemuan dengan Presiden tadi, Indonesia dan Belgia sepakat untuk terus memperkuat hubungan ekonomi, baik di bidang perdagangan maupun di bidang investasi karena Belgia merupakan salah satu mitra penting Indonesia di bidang perdagangan dan investasi,” kata Menlu Retno Marsudi dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden di Istana Merdeka, Selasa (15/3) pagi.

Menlu menjelaskan, di tahun 2015 misalnya angka perdagangan bilateral Indonesia dengan Belgia mencapai 1,67 miliar dolar AS. Sementara, untuk angka investasi lebih dari 7 juta dolar. Serta ada sekitar 2000 perusahaan Belgia yang sudah beroperasi di Indonesia.

“Presiden tadi menjelaskan mengenai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menjadikan ekonomi Indonesia menjadi semakin terbuka dan kompetitif,” jelas Retno kepada media massa.

Selain itu, Presiden juga menjelaskan mengenai masalah paket deregulasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia hingga 10 paket deregulasi, diantaranya adalah Daftar Negatif Investasi (DNI).

Sebanyak 127 perusahaan yang ikut dalam kunjungan Putri Astrid ini bergerak di bidang konstruksi, infrastruktur, energi, clean energy, ICT, food and beverage, financial services, transport logistic, agro industry, maritim, pendidikan dan banyak lagi.

Menlu juga menyampaikan bahwa Indonesia terpilih menjadi negara tema dalam pameran seni dan kebudayaan ‘Europhalia’ tahun 2017 di Belgia.

Europhalia adalah pameran seni dan kebudayaan terbesar di Eropa yang dilakukan 2 tahun sekali. Pada tahun 2015, negara yang menjadi tema adalah Turki, untuk 2017 adalah Indonesia. Pameran akan dilangsungkan di beberapa kota di Belgia dan beberapa negara di Eropa.

“Jadi ini adalah suatu kolaborasi yang sangat besar, partisipasi yang sangat besar, dan tentunya pemilihan tema Indonesia menjadi negara tema menunjukkan potret Indonesia di Belgia dan potret Indonesia di Eropa,” jelas Menlu.

Lebih detil, Menlu menyampaikan jika pembicaraan mengenai Indonesia menjadi negara tema sudah dilakukan sejak tahun lalu dan itu atas permintaan dari Belgia. Serta mengenai persiapan secara detil akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepala BKPM

Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menambahkan, bahwa pertemuan Presiden hari ini penting untuk dukungan dari pemerintah Belgia terhadap investasi yang sedang terjadi di Indonesia. Menurutnya, yang Indonesia butuhkan adalah bagaimana menghadirkan investasi baru.

Kepala BKPM mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan terhadap proses investasi dengan adanya beberapa perubahan regulasi dan reformasi yang dilakukan pemerintah Indonesia.

“Salah satunya adalah pada minggu depan kami bersama Duta Besar Belgia akan melakukan tindak lanjut terkait dengan para investor yang akan secara sungguh-sungguh membutuhkan informasi yang terkait dengan interest mereka,” kata Franky.

Menurut Kepala BKPM itu, Belgia berminat pada pengelolaan energi terbarukan, misalnya wind power.

“Nah salah satu kelebihan teknologi dari Belgia bahwa wind power di Eropa sudah banyak digunakan karena itu regulasi-regulasi yang mereka butuhkan perlu diasistensi oleh BKPM dan dibantu supaya mereka mendapatkan informasi yang jelas,” kata Franky.

(FID/JAY/ES)

Berita Terbaru