Pimpin Sidang Terakhir, SBY: Sejarah Mencatat Kabinet Telah Berbuat Terbaik
Tinggal beberapa hari lagi masa jabatannya berakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Wakil Presiden Boediono pada Kamis (16/10) pagi ini, di kantor Presiden, Jakarta, memimpin Sidang Kabinet Paripurna terakhir dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Acara Sidang Kabinet Paripurna terakhir ini diawali dengan melakukan foto bersama di halaman Istana Merdeka, antara Presiden SBY didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, para menteri KIB II, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Utusan Khusus Presiden, Komite Ekonomi Nasional (KEN), Komite Inovasi Nasional (KIN), dan Staf Khusus Presiden beserta istri masing-masing.
Dalam pengantarnya pada sidang kabinet paripurna, Presiden SBY menyampaikan refleksi atas perjalanannya memimpin bangsa Indonesia selama 10 tahun terakhir. Ia menyebutkan, pembangunan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu,setiap pembangunan adalah sejarah.
Presiden SBY mengemukakan, bahwa sejarah telah mencatat bahwa kabinet yang dipimpinnya telah berbuat yang terbaik. Untuk itu, ia meminta agar jangan kecil hati jika sudah berupaya sekuat tenaga namun masih ada yang belum dicapai karena pembangunan terus berproses.
“Tidak perlu kita menyesali apa yang kita lakukan, karena saya yakin we have done our best, kita telah berusaha yang terbaik, tetapi memang persoalan sering rumit, kompleks, kait mengait dan tidak mudah,” tutur Presiden SBY.
Oleh karena itulah, Presiden SBY merasa bersyukur jika para menteri dan pejabat yang membantunya selama ini bisa menulis memoarnya masing-masing, untuk anak cucu, untuk generasi yang akan datang, di mana kita dalam penggal sejarah tertentu berusaha dan berbuat sesuai dengan wilayah, profesi dan tugasnya masing-masing.
“Ini semua dimaksudkan, agar bisa diketahui bahwa pembangunan ini sebuah proses panjang, dan kumpulan serta akumulasi dari jerih payah, keringat, dan air mata dari semua anak bangsa apapun peran, profesi, dan kedudukannya,” papar SBY.
Menurut Presiden SBY, keberlangsungan dan perubahan merupakan ciri transformasi yang sekarang ada pada Indonesia.Karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk tidak alergi dengan perubahan yang hampir pasti akan dilakukan dipimpin oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai minggu depan.
“Harus kita pahami itu juga bagian dari continuity dan change. Saya yakin hal-hal baik yang telah diraih oleh bangsa ini, dari presiden ke presiden, akan tetap dijaga dan dipertahankan,” tutur SBY.
Beberapa Keberhasilan
Dalam sidang kabinet paripurna itu, Presiden SBY menyampaikan sejumlah keberhasilan pemerintahan yang dipimpinnya. Ia menyebutkan, ekonomi Indonesia membaik namun bukan berarti tidak ada masalah baik di dalam negeri maupun di regional dan global.
Namun, Indonesia dianggap mampu berada dalam kondisi stabil dalam bidang ekonomi. Hal ini krn program penciptaan lapangan kerja, ujar Presiden SBY.
Semua capaian tersebut, lanjut SBY, yang menjadi keberhasilan dalam bidang ekonomi dicapai dengan stabilitas bidang politik.
Presiden mengingatkan, Indonesia telah mengakhiri masa krisis dalam bidang keamanan seperti di Aceh, Poso, dan Papua yang sebelumnya menjadi keguncangan dalam bidang keamanan. Keamanan dalam negeri yang terjaga sehingga ekonomi dapat terbangun, jelas SBY.
Selain itu reformasi birokrasi juga ada catatan tersendiri. Kasus korupsi di pusat dan daerah, kata Presiden SBY, juga mengindikasikan adanya distribusi kekuasaan. Namun Presiden SBY mengingatkan,kampanye antikorupsi di pemerintahan saat ini adalah yang paling agresif.
Presiden SBY juga menyebutkan, sejalan dengan penataan kembali sejak krisis,Indonesia berhasil meningkatkan peran di kawasan regional maupun global (G20/PBB). Bangsa lain menilai peran Indonesia positif dan konstrukstif sehingga diharapkan terus ditingkatkan, katanya.
Bahkan, lanjut Presiden SBY, saat ia berkunjung ke Amerika Serikat yang terakhir bulan September lalu,Indonesia diharapkan bantuannya untuk mengatasi perubahan global dan agenda pasca MDG’s 2015.
Indonesia juga sering dijadikan tumpuan terkait bencana alam yg terjadi.Hal ini menunjukan peran Indonesia diperhitungkan, lanjut SBY.
Capaian di dunia internasional itu, menurut Presiden SBY, patut disyukuri.Meski masih harus diakui ada ketidakberhasilan dan pekerjaan rumah, seperti reformasi birokrasi, pemberantasan korupsi yang memerlukan waktu untuk penuntasan agenda. (WID/Humas Setkab/ES)