Presiden Jokowi : Ibu Adalah Sekolah Pertama dan Utama Anak-anak Kita

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Maret 2016
Kategori: Nusantara
Dibaca: 10.687 Kali
Presiden Jokowi saat hadir di  Harlah 70 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, Sabtu, 26 Maret 2016 di Stadion Gajayana, Malang. (Foto:BPMI/Kris)

Presiden Jokowi saat hadir di Harlah 70 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, Sabtu, 26 Maret 2016 di Stadion Gajayana, Malang. (Foto:BPMI/Kris)

Sebagai komunitas terkecil dari masyarakat, keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam membangun bangsa, karena dari keluarga, anak-anak diajarkan pertama kali budi pekerti, sopan santun dan hal-hal mendasar lainnya.

“Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita,” ucap Presiden Joko Widodo saat acara Harlah 70 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, Sabtu, 26 Maret 2016 di Stadion Gajayana, Malang.

Oleh karenanya, di hadapan puluhan ribu Muslimat NU, Presiden memberikan apresiasi apa yang telah dilakukan Muslimat NU dalam menjaga keluarga dan lingkungan dengan kegiatan-kegiatan yang sangat banyak, yakni mulai dari kegiatan sosial, PAUD, TPA, kegiatan yang berkaitan dengan anti narkoba dan anti radikalisme.

“Sehingga tidak berlebihan yang saya katakan bahwa Muslimat NU telah memainkan peran yang sangat besar bagi negara dan bangsa ini,” ucap Presiden.

Peran itu, lanjut Presiden, peran yang membuat anak-anak kita sehat, pintar, dan mengerti agama. “Juga peran yang membuat ekonomi keluarga menjadi lebih baik,” kata Presiden.

Persaingan Antar Negara, Bukan Individu

Di awal sambutannya, Presiden mengatakan bahwa dunia berubah dengan cepat sekali dan kompetisi yang terjadi tidak hanya antar individu, tidak hanya antar organisasi, tidak hanya antar kota, antar provinsi. “Tapi sudah antar negara, kompetisi dan persaingan sekarang ini,” kata Presiden.

Untuk memenangkan sebuah persaingan itu, kata Presiden, bukan hanya membutuhkan kepintaran, tapi yang dibutuhkan adalah kesiapan SDM, dengan rasa optimisme, kerja keras dan gotong-royong kita bisa memenangkan persaingan.

Muslimat NU Menyatu dengan Urat Nadi Indonesia

Selain persaingan antar negara yang telah dimulai, Presiden mengingatkan bahwa dunia juga diwarnai aksi-aksi radikalisme terorisme dan narkoba. Presiden yang menyaksikan deklarasi dan Ikrar Laskar Anti Narkoba Muslimat NU oleh Ketua Umum Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua PW Muslimat NU Provinsi Jawa Timur Masruroh Wahid, Ketua PW Muslimat NU Provinsi Riau Dinawati, Ketua PW Muslimat NU Sulawesi Selatan Andi Majda dan Relawan Anti Narkoba Ivan, memuji langkah yang dilakukan oleh Muslimat NU. “Alhamdulilah urusan narkoba tadi di hadapan kita sudah dideklarasikan laskar anti narkoba dari Muslimat NU. Ini sebuah reaksi yang cepat dalam menghadapi perubahan zaman,” puji Presiden. Pendeknya, lanjut Presiden, sebagai sebuah organisasi, Muslimat NU telah  menyatu dengan seluruh urat nadi Indonesia.

“Sebagai organisasi yang mempunyai sejarah perjuangan panjang, yaitu 70 tahun, saya pesan agar  Muslimat NU semakin memperkuat komitmennya untuk terus berjuang demi umat, demi bangsa, dan demi negara,” ujar Presiden.

Untuk itu Presiden mengajak semua elemen bangsa untuk bersatu mewujudkan Indonesia yang adil, yang sejahtera. “Dan kita harus bersatu untuk mewujudkan itu,” ucap Presiden.

Dakwah Muslimat NU : Dakwah dengan Perbuatan

Presiden menggarisbawahi bahwa dahwah Muslimat NU adalah dakwah dengan perbuatan atau bil hal. Bukan hanya dakwah lisan atau bil lisan. “Dengan dakwah perbuatan itu, saya yakin jumlah majelis taklim, jumlah lembaga pendidikan, jumlah lembaga sosial dan kesehatan, serta jumlah koperasi primer Muslimat NU akan semakin meningkat di masa depan,” kata Presiden.

Dengan dakwah perbuatan itu, lanjut Presiden, kewaspadaan Muslimat NU akan semakin meningkat dan Muslimat NU akan mampu menyiapkan filter dan menanamkan ajaran agama sejak dini kepada anak-anak. “Sehingga mereka mampu membentengi diri dari pengaruh faham radikal dan narkoba yang menjadi ancaman kita semuanya,” kata Presiden.

Presiden mengingatkan bahwa negara kita sedang dalam kondisi darurat narkoba dimana setiap hari 30 sampai 50 anak-anak kita menjadi korban,  meninggal karena narkoba. “Sekali lagi saya ingin mengapresiasi apa yang sudah dideklarasikan laskar anti narkoba Muslimat NU,” ucap Presiden.

Sebelum menyampaikan sambutan Presiden juga Penandatanganan Deklarasi Laskar Anti Narkoba Muslimat NU oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Sosial selaku Ketua Umum Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua PW Muslimat NU Provinsi Jawa Timur Masruroh Wahid, Ketua PW Muslimat NU Provinsi Riau Dinawati, Ketua PW Muslimat NU Sulawesi Selatan Andi Majda. Turut hadir mendampingi Presiden, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Rois’am NU Ma’ruf Amin. (TKP)

Nusantara Terbaru