Kunjungi Brebes, Presiden Jokowi Luncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak ke Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Senin (11/4) pagi, dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU dari Pangkalan TNI AU Atang Sandjaja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Presiden direncanakan akan menghadiri peluncuran Program Sinergi Aksi Untuk Ekonomi Rakyat di terminal Agrobisnis Desa Larangan, Kabupaten Brebes, Senin (11/4). Dalam peluncuran program ini, juga akan ditandatangani Piagam SK TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) tentang pembentukan TPAKD Provinsi Jawa Tengah.
Program ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja/berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan, kata Tim Komunikasi Presiden (TKP) Ari Dwipayana dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Ari, Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat itu dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) dengan melibatkan banyak kementerian, yaitu:Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN); Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian Koperasi dan UKM), Kementerian Pertanian (Kementan); Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo); Kementerian Perdagangan (Kemendag); Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes); serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Adapun program yang akan disinergikan untuk memberikan kesempatan bekerja/berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan tersebut adalah, satu, program sertifikasi tanah atau lahan bagi para petani melalui Kementerian ATR/BPN dan Kemen BUMN serta Bank BUMN.
Program lainnya, lanjut Ari, adalah sinergi Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan Program Inklusi atau pendalaman pasar keuangan.
Program yang merupakan sinergi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Koperasi dan UKM serta perbankan ini bertujuan memudahkan pelaku usaha dalam mengakses layanan keuangan di pedesaan, jelas Ari.
Program ini memberikan kemudahan kepada pelaku usaha yang berada di daerah karena tidak perlu lagi mencairkan kreditnya dengan mendatangi bank-bank di kota, tapi cukup mencairkan melalui penyalur-penyalur yang disebut sebagai agen laku pandai sebagai perpanjangan tangan perbankan di daerah-daerah.
Sinergi dalam bidang produksi meliputi sarana dan prasarana, bibit, pupuk, serta penyuluh yang akan melibatkan sinergi dua kementerian yaitu Kementan dan Kementerian PUPR.
Dalam hal pemasaran, lanjut Ari, pemerintah juga akan mulai mengenalkan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan sistem online (e-commerce) melalui pengembangan sarana dan prasarana IT sebagai upaya untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen.
Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan komoditas pangan dan stabilitas harga sampai pada tingkat konsumen, terang Ari.
Contoh aplikasi e-commerse yang digunakan adalah aplikasi info pasar, marketplace seperti limkilo.id, kumis.com, dan sebagainya. Sinergi pemasaran ini melibatkan tiga kementerian yaitu Kementerian Kominfo, Kemendag, dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Pada siklus distribusi petani memerlukan gudang sebagai tempat penampungan produk, pasar, dan kurir. Lebih dari itu semua, transportasi desa menjadi jantung yang akan menggerakan perekonomian masyarakat desa.
Acara peluncuran program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat ini terdiri dari 6 agenda diantaranya: yang pertama penyerahan sertifikat Hak Cipta Karya Seni Batik kepada pelaku UKMK, kedua izin usaha mikro dan kecil, ketiga program peningkatan nilai aset, keempat program inklusi keuangan mendukung sinergi aksi ekonomi untuk rakyat diantaranya program pembiayaan mikro untuk petani dan pelaku serta program perluasan akses keuangan, yang kelima akte pendirian koperasi secara gratis, keenam kartu e-money melalui layanan keuangan digital dari Bank Indonesia, dan ketujuh peluncuran aplikasi berbasis android untuk membantu pergerakan harga dan produksi komoditas, sistem informasi harga dan produksi komoditi (siHaTi) dari Bank Indonesia.
Brebes Proyek Percontohan
Ari Dwipayana menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa Brebes dipilih menjadi tempat proyek percontohan pengentasan kemiskinan. Pertama, karena Brebes merupakan sentra produksi bawang Indonesia, dan bawang adalah komoditi yang berkontribusi cukup besar pada inflasi. Tetapi faktanya kesejahteraan petani bawang relatif rendah, sebab sebagian besar keuntungan dinikmati pedagang perantara.
Melalui peluncuran program ini diharapkan kesejahteraan petani bawang dapat meningkat dan menjadi contoh bagi pelaku usaha di daerah lainnya, ujar Ari.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kunjungan ke Brebes, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (DID/TKP/ES)