Kunjungan Presiden ke Eropa, Wamenlu: Sampaikan Pesan Indonesia Lebih Kompetitif dan Terbuka

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 33.828 Kali
Wamenlu bersama Seskab berbincang sebelum Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (15/4). (Foto: Humas/Rahmat).

Wamenlu bersama Seskab berbincang sebelum Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (15/4). (Foto: Humas/Rahmat).

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), A.M Fachir, usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (15/4) turut memberikan penjelasan mengenai agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke-4 negara Eropa.

Mengawali penjelasannya, Wamenlu menjelaskan bahwa kunjungan yang akan dilakukan oleh Presiden ini di empat negara plus Uni Eropa memiliki tema yang sangat jelas. “Pertama untuk memperkokoh kemitraan Indonesia dengan Uni Eropa. Yang kedua, menampilkan Indonesia sebagai negara yang terbuka sekaligus kompetitif,” tambah AM Fachir.

Lebih lanjut, Wamenlu menjelaskan bahwa hampir di semua negara Presiden akan melakukan pertemuan-pertemuan resmi dengan kepala negara atau kepala pemerintahan, temu bisnis, menyaksikan sejumlah penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding), dan kunjungan lapangan. “(Pertemuan) disesuaikan dengan tema-tema, misalnya seperti Jerman itu vokasional, beliau akan mengunjungai salah satu pusat vokasional. Seperti di Belanda misalnya, menyangkut masalah pelabuhan juga akan melakukan kunjungan lapangah,” tambah Wamenlu.

Agenda di Uni Eropa, jelas Wamenlu, merupakan pertama kali bagi Presiden yang akan bertemu dengan sekaligus 3 kepala, yakni Komisi Eropa, Dewan Eropa, dan Parlemennya.

Menarik Investasi dari Eropa

Dalam forum bisnis, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, sampaikan bahwa menteri yang mengisi panel diskusi akan paparkan update kebijakan-kebijakan terkait dengan renewable energy, maritim,  dan beberapa sektor penting yang lain.

“Kunjungan ini menjadi sangat penting mengingat bahwa, kalau dilihat dalam peta outward investment dunia, Jerman menduduki peringkat nomor 3 selama 6 tahun terakhir. Artinya Jerman merupakan negara yang aktif melakukan investasi keluar Jerman dengan nilai hampir 303 billion USD dalam kurun waktu 5 atau 6 tahun. Sementara posisi Indonesia masih belum masuk dalam 20 besar,” tambah Franky.

Lebih lanjut, Franky menjelaskan untuk kunjungan ke Inggris karena merupakan negara keempat yang outward investment-nya besar dalam dalam 6 tahun terakhir. “Belanda merupakan negara ranking 17 yang aktif melakukan outward investment dengan nilai mendekati hampir mendekati 100 billion US dolar,” jelas Franky.

Kepala BKPM juga menjelaskan bahwa ketiga negara ini ditambah Belgia menjadi penting untuk memberikan gambaran kepada para investor dari 4 negara ini bahwa Indonesia banyak melakukan perubahan. “Untuk Belgia, merupakan tindak lanjut dari kunjungan Putri Astrid yang lalu, bertemu lebih kurang sekitar 20 pengusaha yang menunjukkan minatnya untuk investasi di Indonesia,” pungkas Franky seraya menyebutkan beberapa proposal nanti akan dibahas pada pertemuan di Brussel. (FID/EN)

Berita Terbaru