Tinjau Proyek Tol Becakayu, Presiden Jokowi: Insya Allah 2017 Rampung

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Juni 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 19.797 Kali
Presiden Jokowi mendengarkan paparan mengenai jalan tol Becakayu, Selasa (21/6) sore, di Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi mendengarkan paparan mengenai jalan tol Becakayu, Selasa (21/6) sore, di Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. (Foto: Humas/Jay)

Usai meninjau tol Depok-Antasari, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan ke proyek pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Selasa (21/6) sore, di Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

“Kita harapkan nanti akhir tahun 2017 insya Allah selesai semuanya,” ujar Jokowi kepada wartawan usai melakukan peninjauan.

Jokowi mengungkapkan jalan tol layang Becakayu ini sudah dimulai 20 tahun yang lalu, bahkan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia telah mempertanyakan keberadaan tiang-tiang jalan tol yang sudah hitam-hitam tapi tidak ada pengerjaan apa-apa.

“Pada bulan November 2014 ini dimulai lagi dan saya kaget memang progress-nya sangat-sangat cepat sekali, dikerjaan siang-malam dan jadinya seperti ini,” kata Presiden Joko Widodo.

Diharapkan Presiden, jalan tol sepanjang 21 Km ini dapat menjadi solusi dari kemacetan yang ada di daerah tersebut.

Ditanya wartawan mengenai pembebasan lahan, Presiden mengungkapkan tidak ada permasalahan signifikan dalam pembangunan tol layang Becakayu ini karena di kanan-kirinya adalah sungai yang merupakan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tidak menggunakan APBN
Presiden mengungkapkan proyek pembangunan jalan tol ini tidak terkendala masalah efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah karena tidak menggunakan dana dari APBN.

“Ini kan BUMN, BUMN dan swasta, tidak ada APBN,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa swasta tetap diberikan peluang untuk mengerjakan proyek-proyek pembangunan jalan tol.

“Kita berikan kesempatan seluas-luasnya terlebih dahulu kepada swasta tapi kalau memang itu tidak diambil, (diberikan pada) BUMN,” ujar Presiden seraya menambahkan jika BUMN mungkin dihitung-hitung mungkin return on investment (ROI)-nya terlalu panjang dan Internal Rate of Return (IRR)-nya juga mungkin tidak masuk maka akan digunakan pendanaan dari APBN.

“Artinya tahapannya pertama swasta, swasta sulit BUMN, BUMN mungkin enggak mau, ambil alih APBN. Jadi APBN adalah jalan terakhir,” tegas Presiden.

Namun, Presiden menekankan, jika swasta sudah diberikan peluang dan konsesi, tetapi tidak dikerjakan, sudah 20 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun maka akan diambil alih.

“Dimanapun, yang dulu yang tol misalnya kayak Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, yang tadi Bocimi, Kayuagung-Palembang semuanya kita ambil (jika tidak dikerjakan),” pungkas Presiden.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi. (JAY/UN)

Lihat juga:
Foto Peninjauan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)

Berita Terbaru