BPS: Pertumbuhan Ekonomi Pada Triwulan II Tahun 2016 Capai 5,18 Persen

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Agustus 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 39.259 Kali
Kepala BPS Suryamin memberikan keterangan pers mengenai pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2016, di kantor BPS, Jakarta, Jumat (5/8)

Kepala BPS Suryamin memberikan keterangan pers mengenai pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2016, di kantor BPS, Jakarta, Jumat (5/8)

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/8) ini merilis angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2016. Menurut BPS, perekonomian Indonesia triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 (y-on-y) tumbuh 5,18 persen, meningkat dibanding triwulan II-2015 sebesar 4,66 persen, dan triwulan I-2016 sebesar 4,91 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, peningkatan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 yang tumbuh hingga 5,18 persen (yoy) itu.

“Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat terutama pada kelompok hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga,” kata Suryamin dalam jumpa pers, di kantornya, Jakarta, Jumat (5/8).

Tingginya konsumsi rumah tangga itu, lanjut Suryamin, didukung oleh pemberian gaji 13 dan 14 oleh pemerintah yang dimanfaatkan pada perayaan Lebaran serta sebagai persiapan dalam menghadapi tahun ajaran baru.

Kepala BPS itu menambahkan adanya peningkatan signifikan dari konsumsi pemerintah karena tingginya realisasi belanja pegawai maupun barang pada APBN. “Ini merupakan hasil dari penggenjotan belanja pemerintah seperti instruksi dari Presiden sehingga hasil resapan secara efektif mulai terlihat,” ujarnya.

Secara keseluruhan, BPS mencatat konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2016 tumbuh 5,04 persen, konsumsi pemerintah 6,28 persen, konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga) 6,72 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5,06 persen.

Namun, lanjut Suryamin, ekspor masih tumbuh negatif 2,73 persen dan impor negatif 3,01 persen, yang dipicu oleh kontraksi ekspor barang non migas karena perlambatan di negara tujuan ekspor dan impor yang terkena imbas dari penurunan permintaan domestik serta depresiasi rupiah.

Dari sisi produksi, Suryamin menjelaskan, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh 13,51 persen.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,90 persen, sedangkan dari sisi Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 36,16 persen,” jelas Suryamin.

Dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2016 telah mencapai 5,18 persen, menurut Suryamin, secara akumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 mencapai 5,04 persen. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2016, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.

Dalam kesempatan itu Suryamin juga menjelaskan, bahwa struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Ia menyebutkan, kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,81 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,02 persen, dan Pulau Kalimantan 7,61 persen. (Humas BPS/ES)

Berita Terbaru