Strategi Komunikasi dalam Logo Peringatan Kemerdekaan RI

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Agustus 2016
Kategori: Opini
Dibaca: 79.091 Kali

12647245_10207190908343955_1593412526027532334_nOleh: Edi Nurhadiyanto *)

 

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

 

Naskah yang diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik di atas, yang kemudian dikenal dengan sebutan naskah “Proklamasi Autentik”, selama peringatan kemerdekaan di Bulan Agustus akan diputar kembali untuk mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu Bangsa.

Momentum peringatan kemerdekaan sejatinya bukan hanya perayaan tahunan yang biasa saja, namun lebih dari itu prosesi peringatan juga dapat menjadi sebuah sarana untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat secara tidak langsung.

Harold Dwight Lasswell, seorang ilmuwan politik terkemuka Amerika Serikat dan pencetus teori komunikasi, menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan pesan dalam sebuah kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What Which Channel To Whom With What Effect

Lasswell ingin menyampaikan bahwa pesan dalam sebuah kegiatan komunikasi dapat dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus di atas, yakni:

Who? (Siapakah komunikatornya)

Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)

In which channel? (media apa yang digunakannya)

To whom? (siapa komunikannya)

With what effect? (efek apa yang diharapkan)

Dengan dasar tersebut di atas, salah satu strategi komunikasi yang hendak diwujudkan dalam peringatan kemerdekaan terutama dalam dua tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah melalui logo yang digunakan.

Menjadikan Logo sebagai Strategi Komunikasi

Logo dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti huruf atau lambang yang mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama. Dalam setiap peringatan kemerdekaan, logo menjadi salah satu hal penting untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang berharganya momentum yang dirayakan setiap 17 Agustus ini.

Menilik teori Lasswell di atas, logo peringatan kemerdekaan selama dua tahun kepemimpinan Presiden Jokowi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Logo Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan

Pengenalan logo peringatan 70 tahun kemerdekaan dirangkaikan dengan pencanangan Gerakan Nasional “Ayo Kerja” yang dilangsungkan di Sabang, Pulau Weh pada Selasa, 10 Maret 2015.

Logo-70-tahun-gerakan-nasional-ayo-kerja-kemerdekaan-Indonesia“Hari ini saya berdiri di titik nol kilometer Indonesia, titik ujung barat Indonesia. Gerakan Nasional  70 Tahun Kemerdekaan RI, saya canangkan tepat di nol kilometer Indonesia, di Kota Sabang dan rencananya akan berakhir di Merauke ujung timur Indonesia waktu berikutnya,” tutur Presiden Jokowi saat itu.

Pesan Presiden saat mencanangkan logo peringatan kemerdekaan bukan hanya sampai di situ saja. Ada pesan yang disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan rakyat.

Berikut pesan Presiden Jokowi yang lain yakni,”Gotong royong bukan hanya urusan rakyat, para pemimpinlah yang pertama dan terutama harus mampu memberikan contoh bergotong royong dalam kerja. Karena kita yakin tantangan besar yang dihadapi Bangsa Indonedia hari ini baik  nasional, regional maupun global memerlukan upaya bersama yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote”.

Dalam konteks teori komunikasi Lasswell di atas, Presiden Jokowi mengambil peran besar untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada masyarakat. Saluran yang digunakan dalam menyampaikan informasi pun jelas karena positioning yang dimiliki oleh Presiden Jokowi.

Efek yang diharapkan oleh Presiden Jokowi termaktub dalam arahannya yakni,” Indonesia bukan hanya masa lalu kita, melainkan hari ini, dan masa depan kita. Indonesia adalah harapan kita, tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata. Tempat kita untuk menaruh cita-cita, sekaligus tempat untuk mewujudkannya”.

 b. Logo Peringatan 71 Tahun Kemerdekaan

Rilis logo 71 Tahun Indonesia Merdeka secara resmi tertuang dalam surat Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara yang ditandatangani Sekretaris Menteri Sekretaris Negara (Sesmensesneg) Setya Utama Nomor : B-1651/Kemensetneg/Ses/TU.00.04/05/2016 tanggal 25 Mei 2016 tentang Penyampaian Logo Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2016.

GSM 71tahunUntuk menguatkan pesan kepada masyarakat, Presiden Jokowi seperti halnya peluncuran logo Peringatan 70 tahun kemerdekaan mengambil peran penting. Presiden Jokowi membuka Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia “GORESAN JUANG KEMERDEKAAN”, yang digelar di Galeri Nasional, Jakarta, pada hari Senin, 1 Agustus 2016 lalu.

Penguatan pesan yang ingin disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam acara tersebut kepada masyarakat yakni bahwa dari tema-tema lukisan tersebut, masyarakat terutama generasi muda bisa belajar banyak. Pembelajaran dimaksud seperti memetik nilai-nilai perjuangan, membangun imajinasi yang indah tentang Indonesia, sopan satun dan kehalusan budi masyarakat Indonesia serta peradaban bangsa.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), konsep Logo Peringatan Kemerdekaan ke-71 adalah sebagai bentuk kerja nyata yang berkesinambungan. Untuk itulah, visualisasi 71 tahun Indonesia merdeka memiliki bentuk yang berkelanjutan dari logo 70 Tahun Indonesia merdeka.

Refleksi Kepemimpinan dalam Logo Peringatan Kemerdekaan

Dalam peluncuran logo peringatan kemerdekaan ke-70 dan ke-71, Presiden Jokowi menghadiri kedua acara tersebut secara langsung. Apa yang disebut dalam teori Lasswell bahwa Pemberi pesan memberikan kesan kuat akan ide yang ingin disampaikannya.

Teori komunikasi yang disampaikan oleh Quinn dalam buku Kampanye PR Kiat dan Strategi (Ruslan, 2002:90-91) bahwa strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok. Hal ini menegaskan komitmen Presiden Jokowi dalam mengejawantahkan Nawa Cita yang disampaikan saat visi misi sebelum menjadi Presiden.

Dengan demikian, menurut penulis, strategi komunikasi yang diterapkan untuk penyampaian logo peringatan kemerdekaan menarik karena mengindahkan teori komunikasi yakni dalam mengetahui tujuan pesan komunikasi dan bagaimana peranan komunikator dalam menyampaikan pesan tersebut.

Layak untuk ditunggu di tahun depan apakah akan ada Strategi Komunikasi yang baru dalam Logo Peringatan Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia (RI).

*) Penulis adalah Kepala Subbidang Pelayanan Informasi pada Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol

Opini Terbaru