Ajak Obama ke Jakarta, Presiden Jokowi Berharap AS Tetap Menjadi Negara Besar dan Demokratis
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi Indonesia terhadap kebijakan ‘Pivot to Asia’ yang dilakukan semasa pemerintahan Presiden Barack Obama, guna mendekatkan Amerika Serikat (AS) dengan negara-negara di Asia melalui diplomasi di bidang diplomatik, politik dan keamanan, ekonomi pembangunan, dan juga di bidang B to B (business to business).
Indonesia menghargai kebijakan ‘Pivot to Asia’ sebagai upaya Presiden Obama mendekatkan diri dengan Asia dan menghasilkan kemitraan strategis ASEAN AS, kata Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Amerika Serikat (KTT ASEAN-AS) di National Convention Centre, Vientiane, Laos pada Kamis (8/9) siang.
Terkait penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat, Presiden Jokowi mengharapkan, meskipun negara-negara ASEAN tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri AS, tetapi mengharapkan apapun hasilnya pemilu nanti, Amerika Serikat tetap akan menjadi negara yang demokratis.
“Indonesia berharap agar Amerika Serikat tetap menjadi negara besar yang demokratis dan menghargai pluralisme, tetap menjadi ekonomi yang terbuka serta terus memberikan kontribusi bagi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan dunia,” ujar Presiden Jokowi.
Menghargai pluralisme, ekonominya terbuka, dan dapat berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di dunia, tutur Presiden sebagaimana dikutip Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada wartawan, di Vientiane, Laos, Kamis (8/9) sore.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Presiden AS Barack Obama itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan salam perpisahan kepada Presiden Obama mengingat KTT ini adalah pertemuan terakhir ASEAN dengan Presiden Obama.
“Selamat berkiprah di tempat yang baru. Saya yakin, kemanapun Presiden Obama berkiprah, akan selalu mempromosikan pentingnya kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat,” kata Presiden Jokowi.
Tak lupa Presiden Jokowi juga mengajak Presiden Obama untuk mengunjungi teman-teman lamanya yang berada di Jakarta, mengingat ia sempat tinggal di Jakarta beberapa tahun.
Illegal Fishing dan UMKM
Mengenai subtansi materi yang disampaikan dalam KTT ASEAN AS, Menlu Retno Marsudi mengatakan, Presiden Jokowi fokus pada kemitraan ASEAN dan Amerika ke depan. Pertama di bidang IUU Fishing karena banyak sekali kerja sama yang sudah dilakukan Indonesia dengan Amerika di bidang IUU Fishing dan IUU Fishing ini juga merupakan salah satu dari aksi lain kemitraan untuk tahun 2016 – 2020, jelas Retno.
Presiden Jokowi menekankan mendesaknya pemberantasan IUU Fishing yang tidak saja mengancam keamanan dan lingkungan hidup namun juga menggerogoti kesejahteraan rakyat, setidaknya 20 miliar dollar AS per tahun kerugian Indonesia akibat kejahatan ini.
Kerja sama pemberantasan IUU Fishing perlu terus dikedepankan, terutama penguatan kapasitas dan pertukaran informasi jelas Presiden.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyatakan pentingnya kerjasama ASEAN-AS dalam meningkatkan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang telah memberikan hasil positif dalam pertemuan di Sunnylands beberapa waktu lalu.
“Indonesia mendorong rencana pendirian ASEAN-US Connect, untuk memperkuat UMKM dan integrasi ekonomi ASEAN serta memberdayakan UMKM melalui pengembangan teknologi informasi, lanjut Presiden Jokowi. (ES/EN)