Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Pengembangan Ekonomi Digital, 27 September 2016, di Kantor Presiden, Jakarta
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semuanya.
Ketika menghadiri KTT G20 di Tiongkok, saya melihat negara-negara besar mulai menggaungkan revolusi industri baru dengan basis pada ekonomi digital. Semua negara, hampir semua negara berbicara mengenai ekonomi digital. Kita tidak boleh tertinggal dan kita juga harus mengambil peran dalam tren perubahan itu. Saya melihat kita memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi digital dan memiliki potensi pasar ekonomi digital yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk 250 juta, 93,4 juta diantaranya adalah pengguna internet.
Saya mendapat informasi bahwa 2014, jumlah penjualan melalui e-commerce di Indonesia mencapai 2,6 miliar US dollar, dengan penetrasi hanya 0,6 persen dari total transaksi retail. Padahal, e-commerce ini dapat membantu 56 juta UMKM yang menyumbang sekitar 55 persen PDB. Bandingkan dengan Tiongkok yang pengguna e-commerce telah mencapai 30 persen dan menyumbang peningkatan PDB sebesar 22 persen. Potensi pasar yang sangat besar ini tidak boleh ditinggal begitu saja dan saya yakin potensi ini akan menjadi fondasi bagi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Untuk itu saya minta segera dilakukan percepatan implementasi karena kalau tidak segera kita kejar kita akan tertinggal negara-negara di sekitar kita. Dan sebagai langkah awal kita juga harus membangun channel antara sistem platform logistik dunia dengan produk-produk yang berada di kampung-kampung, yang berada di desa-desa. Dan pada saat yang bersamaan kita juga harus mengambil peran langkah-langkah terobosan untuk memperkuat pelaku ekonomi digital kita karena kita melihat potensi anak-anak muda kita yang siap untuk masuk ke dunia ini.
Untuk itu saya minta juga pelaku bisnis-bisnis pemula, start-up untuk diprioritaskan, difasilitasi mendapatkan akses permodalan agar usahanya bisa tumbuh dan berkelanjutan. Lakukan deregulasi besar-besaran untuk mendukung berkembangnya industri e-commerce. Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan ada pelatihan untuk pengembangan kapasitas. Ini penting bagi pelaku pemula e-commerce sehingga akan semakin mampu bersaing di dunia bisnis.
Saya juga minta percepatan jangkauan infrastruktur telekomunikasi, Pak Menteri Kominfo yang dibutuhkan oleh pelaku-pelaku e-commerce. Sebagai contoh saya melihat kemarin waktu di Alibaba juga, mereka betul-betul merajai dunia karena kepemilikan logistic platform dan juga retail platform yang betul-betul mereka sangat kuasai. Dan mau tidak mau, itulah juga yang harus kita miliki di Indonesia; logistic platform, retail platform yang nantinya bisa menjadi principle dan brand Indonesia sendiri.
Saya kemarin mendapatkan informasi bahwa sekarang BlackBerry Messenger ini sudah dimiliki oleh 100 persen oleh Indonesia. Ini saya kira bisa kita jadikan platform asli Indonesia dan kita harapkan nanti seluruh hal yang berkaitan dengan e-commerce kita, baik retail platform-nya baik logistic platform-nya itu bisa nempel ke BlackBerry Messenger khusus yang nantinya betul-betul kita siapkan menjadi platform asli Indonesia. Jangan sampai kita ini sekarang sudah saya melihat beberapa sudah di beberapa perusahaan sudah dibeli, misalnya oleh OLX, oleh Alibaba, dan ini kalau kita enggak punya sendiri, saya kira kita juga akan ditinggal.
Saya kira apa, kita perlu memberikan perhatian khusus, Pak Menkominfo terutama. Ini kekuatan-kekuatan yang saya kira ke depan sangat strategis untuk bisnis negara, saya kira perlu kita proteksi, perlu kita berikan dukungan. Sehingga ini betul-betul bisa kita dorong untuk nantinya memasarkan produk-produk desa, memasarkan produk-produk kampung, usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro yang ada di negara kita. Dan juga bisa mengkoneksikan seluruh produk-produk yang ada di kabupaten, kota, dan pulau-pulau yang tersebar karena menurut saya infrastruktur ke depan yang paling bagus apabila kita punya platform-platform seperti itu.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar. Saya persilakan Pak Menteri.
(Humas Setkab)