Arahan Presiden dalam Financial Close Proyek Jaringan Serat Optik Palapa Ring Tengah dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Proyek Jaringan Serat Optik Palapa Ring Timur, Kamis, 29 September 2016, di Istana Negara

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 September 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 9.941 Kali

Logo-Pidato2Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semuanya.

Tadi sudah kita saksikan Financial Close untuk yang Ring Tengah, selesai. Kemudian diikuti yang berikut tanda tangan kontrak untuk yang Ring Timur, juga sudah selesai. Dan semuanya akan dikerjakan, bisa selesai tahun 2019. Rampung. Yakin. Pak Menteri bagian ngejar-ngejar tadi. Saya juga akan mengejar menterinya, menteri ngejar yang kerjakan yang ada di lapangan.

Kenapa ini kita garap dan kita dorong terus, saya sampaikan ke Menko, harus ada terobosan ini, kalau ndak, ndak akan mulai-mulai. Harus cepat. Karena kalau kita lihat, semakin kita lihat dunia luar kita, semakin kita ingin semuanya itu harus cepat kita kejar. Kalau enggak ditinggal jauh kita. Ditinggal betul.

Waktu ke Silicon Valley, masuk ke Google, saya banyak terkaget-kaget. Masuk lagi ke Plug and Play, begitu mereka menyiapkan entrepreneur di bidang IT juga begitu sangat siapnya. Balik lagi, masuk ke Tiongkok, ke China. Masuk ke Alibaba, kita betul-betul juga merasa kita ketinggalan sekian tahun. Padahal peluang di Indonesia, digital ekonomi kita, mungkin 2020 sampai 130 milyar US Dollar. Berapa trilyun itu? Berapa ribu trilyun? Sebuah potensi dan kekuatan yang sangat besar sekali.

Sehingga saya sampaikan kepada Menko, kepada Menteri, semuanya harus disiapkan secara cepat. Sehingga kita nanti punya retail platform sendiri, sehingga kita nanti punya logistic platform sendiri, yang betul-betul bisa head to head, bisa bersaing dengan kanan kiri kita, dengan negara yang lain, dan kita tidak ditinggal atau justru diserang.

Sehingga selalu saya sampaikan, kita harus punya marketplace asli Indonesia tapi yang besar. Brand dan principal Indonesia tapi yang gede yang bisa meloncat ke negara lain. Kalau tidak disiapkan benar ini, saya enggak bisa bayangkan. Karena sekali lagi negara kita ini 17 ribu pulau. Bayangkan kalau tidak ada serat optik ini, yang menjangkau semua pulau, baik untuk telekomunikasi, baik untuk e-dagang, e-commerce, semuanya sangat diperlukan. Begitu ini siap semuanya, logistic platform-nya siap, retail platform-nya siap, industri-industri kecil, produk-produk di desa, produk di pulau-pulau terpencil, produk-produk petani, produk-produk nelayan, itu bisa disatukan. Inilah nanti yang mempersatukan kita.

Konektivitas itu bukan hanya tol laut, konektivitas itu bukan hanya pelabuhan, jalan tol, bukan itu saja. Tol informasi ini juga sangat diperlukan untuk jangkauan ke depan. Inilah persiapan yang selalu terus saya dorong, agar cepat, agar cepat, agar cepat. Enggak bisa tidak. Harus.

Betapa sangat mudahnya antara petani dan konsumen kalau dihubungkan dengan e-dagang. Dengan aplikasi software yang bisa menyambungkan itu. Sekarang sudah kita nikmati beberapa kota-kota besar. Kita pesan martabak saja bisa langsung datang di rumah. Kita pesan sate kambing yang di warung saja bisa sampai di rumah, tanpa kita berjalan. Bayangkan kalau itu petani, produk petani, produk nelayan, produk di kampung, produk di desa-desa itu bisa di-link-kan dengan cara-cara yang sangat cepat. Ini cepat-cepatan. Kalau kita enggak cepat, ditubruk dari luar. Saya pastikan itu. Kita sudah tahu, beberapa perusahaan di sini sudah dibeli oleh raksasa-raksasa e-commerce luar. Enggak usah saya sebutkan namanya, tapi saya kira Bapak, Ibu, Saudara-saudara tahu semuanya.

Sehingga dua hari yang lalu saya sampaikan ke Menteri BUMN, swastanya silakan bergerak, tapi BUMN juga harus juga ikut mengejar ini. Kantor Pos, sekarang apa? PT Pos? Untuk menjadi logistic platform kita. Tapi cepat bangunnya karena jaringan PT Pos itu sudah sampai ke pelosok kecamatan, pelosok desa. Ini segera gunakan tapi dengan platform yang sangat modern. Swasta juga sama, jangan ditinggal kita ini, swasta harusnya mendahului.

Kemarin juga saya perintahkan. Saya membayangkan mungkin 15-20 tahun yang akan datang mall-mall kita ini akan tergerus. Negara lain sudah mulai hilang, 30 persen. Orang sudah enggak mau ke mall lagi. Hati-hati, kita masih punya 2, mall, toko, pasar. Ini harus dibuat peta jalannya, roadmap ke depan, mereka ini mau dibawa ke mana. Harus disiapkan dari sekarang. Visi ke depan harus kita lihat sekarang ini. Sehingga jangan terkaget-kaget begitu ini masuk, prek, kita enggak siap dengan sebuah peta jalan. Hilang ini nanti, kalau kita melihat seperti ini.

Dan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan sudah berbicara ini. Bagaimana tenaga kerjanya, bagaimana mall-mall yang sudah ada, bagaimana toko-toko yang sudah ada. Di kita tambah bagaimana warung-warung yang ada. Kita tambah lagi bagaimana pasar-pasar tradisional mengantisipasi ini.

Inilah sebuah pekerjaan besar yang harus kita siapkan sekarang. Saya sangat menghargai, tanda tangan kontrak, financial close yang sudah diberikan pada kita, pada sore hari ini. Saya hanya ingin menyampaikan, secepat-cepatnya itu diselesaikan, secepat-cepatnya kita bisa gunakan untuk bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.

Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru