Achmad Yurianto: Total 309 Orang Positif Covid-19, Sembuh 15 orang, dan Meninggal 25 Orang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 2.050 Kali

Jubir Covid-19 Achmad Yurianto (Foto: Dokumentasi Sekretariat Kabinet).

Juru Bicara (Jubir) Penanganan Wabah Virus Korona (Covid-19), Achmad Yurianto, menyampaikan bahwa hingga Kamis (19/3) total kasus terlaporkan positif Covid-19 sebanyak 309 orang, yang sudah sembuh ada 15 orang, dan meninggal dunia sejumlah 25 orang.

Perkembangan kasus baru yang disampaikan, menurut Yuri yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terhitung mulai tanggal 18 Maret pada pukul 12.00 WIB sampai dengan tanggal 19 Maret pukul 12.00 WIB, kompilasi data yang disampaikan adalah sebagai berikut:

Satu, Provinsi Bali, hari ini tidak ada penambahan kasus, namun masih ada kasus yang dirawat, sehingga akumulatif kasus di Bali adalah ada 1 orang.

Dua, Provinsi Banten, ada penambahan kasus pada hari ini sebanyak 10 orang, sehingga akumulasi kasus menjadi 27 orang.

Tiga, Provinsi DI Yogyakarta, ada penambahan kasus baru sebanyak 2 orang, sehingga akumulasi kasus menjadi 5 orang.

Empat, Provinsi DKI Jakarta, ada penambahan kasus sebanyak 52 orang, sehingga total kasus akumulasi menjadi 210 orang.

Lima, Provinsi Jawa Barat, ada penambahan kasus 2 orang, sehingga total kasus menjadi 26 orang.

Enam, Provinsi Jawa Tengah, ada penambahan kasus 4 orang, sehingga total kasus menjadi 12 orang.

Tujuh, Provinsi Jawa Timur, ada penambahan 1 kasus, sehingga total kasus menjadi 9 orang.

Delapan, Provinsi Kalimantan Barat, tidak ada penambahan kasus, jumlahnya tetap 2 orang akumulasinya.

Sembilan, Provinsi Kalimantan Timur, ada penambahan 2 kasus, sehingga jumlah totalnya menjadi 3 orang.

Sepuluh, Provinsi Kepulauan Riau, ada penambahan kasus 2, sehingga total menjadi 3 orang.

Sebelas, Provinsi Sulawesi Utara, tidak ada penambahan kasus, tetap 1 orang.

Dua belas, Sumatra Utara, ada penambahan kasus 1, sehingga jumlahnya menjadi 2 orang.

Tiga belas, Provinsi Sulawesi Tenggara, ada 3 kasus baru, sehingga akumulasi jadi 3 orang.

Empat belas, Provinsi Sulawesi Selatan, ada 2 kasus baru, sehingga jumlahnya menjadi 2 orang.

Lima belas, Provinsi Lampung, tidak ada penambahan kasus, tetap 1 (orang).

Enam belas, Provinsi Riau, ada penambahan 1 kasus, sehingga jumlahnya 2 (orang).

“Total kasus pada hari ini adalah 309 orang,” kata Yuri.

Dari jumlah itu keseluruhan, lanjut Yuri, ada kasus yang sudah 2 kali diperiksa negatif, ada penderita yang di-follow-up, dan sudah 2 kali negatif sehingga dinyatakan sembuh.

“Untuk DKI Jakarta bertambah 4 orang yang dinyatakan sembuh, sehingga totalnya menjadi 13. Kemudian total keseluruhan kasus yang sudah sembuh adalah 15 orang,” ujarnya.

Untuk jumlah kasus yang meninggal, menurut Yuri, ada penambahan jumlah kasus meninggal di DKI sebanyak 5 orang, sehingga jumlahnya menjadi 17 orang.

Lebih lanjut, Yuri menjelaskan bahwa ada penambahan kasus di Jawa Tengah 1 orang meninggal, sehingga jumlahnya menjadi 3 orang.

Secara akumulatif, Yuri menyampaikan data kematian sebagai berikut: Bali 1, Banten 1, DKI Jakarta menjadi 17, Jawa Barat 1, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 1, Sumatra Utara 1, total kasus kematian adalah 25 persen orang.

“Total kematian 25 persen orang ini sekitar 8 persen dari total kasus yang kita rawat,” jelas Yuri.

Angka ini, menurut Yuri, memang masih tinggi, tetapi ini adalah angka yang dinamis yang setiap saat jumlah kasus baru akan bisa meningkat dengan cepat dan ia berharap tidak ada lagi kasus yang meninggal.

“Artinya persentase ini adalah angka yang posisi pada hari ini. Angka ini akan dinamis dan setiap saat pasti akan berubah,” imbuhnya.

Beberapa kasus meninggal, lanjut Yuri, data yang didapatkan adalah pada bentang usia sekitar 45-65 tahun dan ada 1 kasus yang meninggal pada usia 37 tahun.

“Kalau kemudian kita perhatikan faktor yang lain maka hampir seluruhnya memiliki penyakit pendahulu atau komorbid, dan sebagian besar adalah diabetes, hipertensi, dan kemudian penyakit jantung kronis. Beberapa di antaranya adalah penyakit paru obstruksi menahun,” pungkas Yuri. (UN/EN)

Berita Terbaru