Ada 700 Suku dan 300 Bahasa, Presiden Jokowi: Tugas Kita Menjaga Kemajemukan Itu

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 59.468 Kali
Presiden Jokowi menghadiri Silatnas

Presiden Joko Widodo menghadiri Silatnas Ulama Rakyat “Doa Untuk Keselamatan Bangsa”, Sabtu (12/11), di Ecovention Ancol Jakarta. (Foto: Humas/Rahmat)

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan segenap lapisan masyarakat untuk menyadari negara Indonesia adalah negara yang penuh keberagaman dan kemajemukan. Dicontohkan Presiden, Indonesia memiliki kurang lebih 700-an suku dan 340-an bahasa daerah.

“Ini yang harus kita sadari, bahwa kita memang diberi anugerah dari Allah sebuah keberagaman, sebuah kemajemukan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Ulama Rakyat “Doa Untuk Keselamatan Bangsa”, yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (13/11) sore.

Sistem ketatanegaraan di Indonesia, lanjut Presiden, menghargai dan menjamin kemajemukan dan kebhinnekaan itu. “Tugas kita apa? Tugas kita menjaga,” tegas Presiden.

Disinggung Presiden Jokowi, berkaitan dengan seni budaya juga bermacam-macam, lebih dari 4.000 tarian daerah kalau dikumpulkan yang semuanya beda-beda. “Inilah yang harus kita sadari. Inilah karunia yang patut kita syukuri. Tugas kita adalah merawat dan menjaga, merawat dan menjaga,” tuturnya.

Karena itu, tegas Presiden Jokowi, dirinya sebagai Presiden, sebagai Kepala Negara, dan seluruh bangsa Indonesia mempunyai tugas menjaga agar prinsip-prinsip dalam Pancasila tetap utuh. “Harus tetap utuh. Kalau tidak, kita tidak bisa membayangkan karena bermacam-macam suku, bermacam-macam ras, bermacam-macam agama kita ini,” ujarnya.

Terkait dengan yang mayoritas dan minoritas, Presiden Jokowi menegaskan, yang mayoritas mestinya melindungi yang minoritas dan yang minoritas juga menghormati yang mayoritas. Harus dua-duanya jalan, saling menghargai dan menghormati, kalau tidak ada hal tersebut, lanjut Presiden, tidak akan sambung.

“Kalau itu ada, bangsa Indonesia, kita semuanya, kita semuanya kan ingin selalu menikmati indahnya perdamaian, indahnya persaudaraan di tengah keberagaman kita. Karena ini anugerah yang diberikan Allah kepada kita,” tutur Presiden.

Bangsa Besar
Sebelumnya dalam awal pidatonya, Presiden Jokowi mengemukakan, sebagai bangsa yang besar Indonesia telah mendapatkan karunia yang sangat banyak dari Allah. Geografis yang sangat strategis antara dua samudera, Hindia dan Pasifik.

Selain itu, Presiden menambahkan, sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hutan, sumber daya mineral, sumber minyak dan gas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sumber daya manusia yang jumlahnya kurang lebih 252 juta penduduk Indonesia, nomor 4 di dunia.

“Kalau kita menengok sejarah, sejarah kita, bangsa kita adalah bangsa yang besar, negara kita adalah negara yang besar. Betapa sangat besarnya dulu zaman Kerajaan Sriwijaya bisa menguasai, Kerajaan Majapahit yang bisa menguasai Nusantara, Kerajaan Samudera Pasai yang juga bisa menguasai banyak wilayah,” tutur Presiden.

Tetapi menurut Presiden, yang patut disyukuri bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang hebat, pemimpin besar Ir. Soekarno yang telah mewariskan ideologi, mewariskan Pancasila, yang merupakan kekuatan sebagai alat pemersatu bangsa.

Saat hadir pada acara Silaturahim Nasional Ulama Rakyat “Doa Untuk Keselamatan Bangsa” itu Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. Selain itu hadir pula Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar serta KH Dimyati Rois. (RAH/ES)

Berita Terbaru