Agar Besar, Kuat, Dan Lincah, Presiden Jokowi Dorong BUMN Lakukan Holdingisasi Dan Join Venture

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 23.751 Kali
Presiden Jokowi memberikan arahan dalam pertemuan dengan direktur utama seluruh BUMN, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) malam

Presiden Jokowi memberikan arahan dalam pertemuan dengan direktur utama seluruh BUMN, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) malam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan,dirinya menginginkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi besar, Karena itu, Presiden mendorong BUMNdiperkuat, baik melalui holdingisasi ataupun join venture, entah membangun holding, subholding.

“Itu saya kira urusan di Menteri BUMN. Tetapi saya ingin agar BUMN-BUMN kita ini menjadi besar, entah lewat re-evaluasi aset dan lain-lain itu. Saya kira urusan Menteri. Yang jelas saya ingin BUMN kita menuju BUMN yang besar, BUMN yang lincah, BUMN yang kuat,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan Direktur Utama BUMN, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) petang.

Presiden mencontohkan Temasek maupun Khazanah yang sangat cepat melesat karena holdingisasinya benar. Jika tidak mau langsung membentuk holding, menurut Presiden, bisa dimulai dengan virtual holding dulu. “Nggak apa-apa, tetapi betul-betul sudah memulai. Sehingga menjadi sebuah sistem, tidak bekerja sendiri-sendiri,” ujarnya.

Menurut Presiden Jokowi, Pelindo itu harusnya sudah mulai mengarah kesana. Sehingga Pelindo 1,2,3,4 itu semuanya dalam sebuah sistem logistik nasional yang menjadikan betul-betul barang kita murah. Biaya transportasi murah, biaya distribusi logistik murah.

PTPN, lanjut Presiden Jokowi, juga bisa memulai untuk itu dan lain-lain. Mungkin dimulai dengan barengan dulu, sinergi BUMN dalam pengembangan, kerjasama, operasi, aliansi dan konglomerasi antar BUMN. Sehingga bisa menggerakkan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

“Arah kesana harus segera dimulai. Saya sudah perintahkan ke Menteri BUMN agar secepatnya ini bisa dipaparkan peta jalan dan roadmap ke depan seperti apa,” tegas Presiden.

Presiden juga berharap agar BUMN mulai terbuka dan siap untuk joint venture. Teknisnya ia serahkan. Tetapi harus ada kalkulasi dan hitung-hitungan. Beberapa, lanjut Presiden sudah mulai, dan itu kelihatan membesar dan kelihatan memberikan kontribusi yang baik kepada Negara. Kelihatan.

“Kalau tidak ya kita akan begini-begini terus. Saya lihat yang sudah berani joint langsung kelihatan besar. Kelihatan manajemennya lebih baik. Saya kira banyak sekali sekarang ini keinginan dari investasi luar untuk joint venture. Ya yang paling penting dihitung, dikalkulasi, dilihat performa dari yang ingin joint seperti apa,” terang Jokowi.

Tetapi yang paling penting, lanjut Presiden,  adalah dalam rangka hilirisasi, dalam rangka industrialisasi, termasuk di dalamnya adalah transfer teknologi. Ada fungsi-fungsi itu yang harus mempercepat sehingga perkembangan pembangunan BUMN kita ini betul-betul bisa mendorong ekonomi, mendorong transfer teknologi, semuanya.

Presiden menyebutkan, negara-negara yang lain juga menggunakan BUMN untuk menjadi penggerak. Karena itu, Presuden sudah memerintahkan Menteri BUMN, kira-kira Dirutnya, Manajemennya, Direksinya nggak bisa mengikuti arah ini. Kalau ngga bisa, lanjut Presiden, ya sudah, cepat ganti.

“Nggak ada yang lain kalau saya. Sudah. Karena saya ingin BUMN kita ini mau berpikir besar. Menjadi global player. Menjadi pemain global. Saya kira banyak yang sudah masuk juga. Bank sudah, semen sudah, konstruksi sudah. Yang lain-lain juga harus seperti itu,” tutur Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, sekarang ini kesempatan. Kalau ada momentum tidak digunakan kemudian kita hanya begita-begitu saja, maju tidak, mundur tidak, berhenti.  “Saya sudah nggak mau lagi dapat cerita-cerita seperti itu. Saya kira kesempatan banyak sekali yang bisa kita lihat,” katanya.

Presiden Jokowi lantas menunjuk contoh misalnya pembangunan dan kebangkitan industri pertahanan dalam negeri yang seharusnya bisa didorong. Tetapi sekali lagi dengan visi yang besar. Namun kenyataannya, sudah bertahun-tahun mandeg seperti itu ada yang keliru.

“Sudah untung Pak, bukan itu. Apalagi rugi. Saya disodorin untung saja nanti dulu. Sudah kita suntak-suntik, suntak-suntik untuk apa. Saya kira harus ada gagasan-gagasan baru, harus ada ide-ide baru agar BUMN-BUMN kita ini bisa betul-betul berubah. Perilaku, paradigma, saya kira yang ada di dalam harus berubah,” tutur Presiden Jokowi.

Pertemuan Direksi BUMN dengan Presiden Jokowi yang membahas Rencana Kerja Pemerintah itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.(DNK/EN/DNS/ES)

 

Berita Terbaru