Agar Bisa Pantau Secara Langsung, Menteri ESDM Minta Pos Pengamatan Gunung Bromo Dipindah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2019
Kategori: Nusantara
Dibaca: 3.583 Kali
Menteri ESDM Ignasius Jonan didamping seorang petugas PGA saat meninjau Gunung Bromo, di Probolinggo, Jatim, Selasa (8/1) pagi. (Foto: Kementerian ESDM)

Menteri ESDM Ignasius Jonan didamping seorang petugas PGA saat meninjau Gunung Bromo, di Probolinggo, Jatim, Selasa (8/1) pagi. (Foto: Kementerian ESDM)

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta agar Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Bromo, yang terletak di, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, dipindah lokasinya.

“Gedung saya minta dipindah lokasinya karena (saat ini posisinya) di bawah dipindah ke atas, sehingga para petugas yang di pos pengamatan gunungapi dapat melihat langsung,” pinta Jonan saat meninjau PGA Bromo, Selasa (8/1) pagi.

Dengan dipindah ke atas, menurut Menteri ESDM, para petugas yang di pos pengamatan gunungapi dapat melihat langsung rekaman aktivitas gunung, baik deformasi, seismik dan sebagainya. Saat ini, jika ingin melakukan pengamatan secara visual harus mendaki bukit terlebih dahulu.

PGA Bromo yang berada pada ketinggian 2.275 meter di atas permukaan laut ini merupakan pos pengamatan gunung tertinggi yang ada di Indonesia. Dari Pos Pengamatan dilakukan pengamatan secara visual, seismik dan deformasi.

“Semua peralatan pemantauan berfungsi dengan baik. Aktivitas vulkanisnya tidak ada yang mengkhawatirkan, dilihat dari data-datanya, baik analog maupun digital,” ujar Jonan.

Saat ini status aktivitas Gunung Bromo berada pada Level II (Waspada), dimana masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilo meter dari kawah aktif Gunung Bromo.

“Kalau kawah, radius 1 kilo meter tidak boleh dimasuki. Boleh hanya untuk petugas vulkanologi, kalau bukan petugas dari Badan Geologi diminta untuk tidak masuk. Dikhawatirkan masyarakat umum pengetahuannya kurang bagaimana mengatasi safety apabila terjadi apa-apa,” terang Jonan.

Aktivitas Gunung Bromo dipantau terus menerus oleh 4 orang petugas pengamat gunungapi yang bekerja secara bergantian. Terkait pengamatan visual, Jonan menginstruksikan agar pos pemantau dipindah ke lokasi yang lebih tinggi, hal ini dilakukan agar dapat melakukan pengamatan visual secara langsung. Saat ini, jika ingin melakukan pengamatan secara visual harus mendaki bukit terlebih dahulu.

Gunungapi Bromo Secara administratif terletak di 4 kabupaten di provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Probolinggo di sebelah utara, Kabupaten Malang di sebelah Selatan, Kabupaten Lumajang di sebelah timur dan Kabupaten Pasuruan di sebelah Barat.

Gunung ini merupakan gunungapi aktif bertipe kerucut slinder dalam kaldera dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut. Kerucut ini tercatat sebagai salah satu gunung api yang sering mengalami erupsi dari 129 gunung api aktif di Indonesia. (Humas Kementerian ESDM/ES)

Nusantara Terbaru