Agar Ekonomi Bergerak, Presiden Jokowi: Investor Jangan Dipersulit

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 April 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 21.946 Kali
Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat menekan tombol sirene peresmian pabrik Mitsubhisi Motors Krana Yudha Indonesia, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4). (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat menekan tombol sirene peresmian pabrik Mitsubishi Motors Krana Yudha Indonesia, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4). (Foto: OJI/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik PT Mitsubishi Motors Krana Yudha Indonesia (MMKI), yang berlokasi di kawasan Greendland Internastional Industrial Center Deltamas, Pasar Ranji, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4) pagi. Pabrik yang dibangun dengan investasi Rp 7,5 triliun ini memiliki kapasitas produksi sebesar 160 ribu unit per tahun, dan menyerap sebanyak 3.000 tenaga kerja.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya investasi. Oleh sebab itu, investor jangan dipersulit agar ekonomi bergerak, agar pertumbuhan ekonomi selalu ada di negara Indonesia. Dan juga supaya makin banyak rakyat yang mendapatkan pekerjaan karena investasi itu bisa membuka lapangan kerja.

“Artinya, yang tadinya menganggur bisa jadi bekerja,” tegas Presiden seraya menunjuk contoh pabrik PT MMKI yang dapat membuka 3.000 lapangan kerja.

Menurut Presiden, Indonesia sekarang semakin kompetitif untuk industri otomotif. Ia menunjuk data yang disampaikan Menteri Perindustrian, bahwa pertumbuhan industri otomotif di Indonesia itu rata-rata 10% lebih. Dengan pasar yang besar seperti itu, Presiden Jokowi meyakini akan lebih banyak lagi investasi di bidang otomotif yang akan masuk di Indonesia karena pasarnya yang sangat besar.

Dengan semakin banyak investasi, lanjut Presiden, akan semakin banyak lapangan kerja yang tersedia. Karena itu, kita juga harus pastikan bahwa kemampuan sumber daya manusia kita bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh kebutuhan industri yang berivestasi di Indonesia.

Presiden menegaskan, kemampuan sumber daya manusia adalah salah satu pilar utama kebijakan pemerataan ekonomi yang baru diluncurkan oleh pemerintah. “Di sini kita akan menempuh dengan penguatan pendidikan vokasi, vocational school dan juga vocational training, serta kewirausahaan dan pasar tenaga kerja.,” ujarnya.

Ditegaskan Presiden, Pemerintah akan terus mengeluarkan kebijakan yang menemukan kecocokan kerja link and match atau job matching antara vokasi dan industri.

“Kita kuatkan program vokasi untuk industri yang memiliki asosiasi kuat dengan skema vokasional yang telah berjalan seperti di sektor otomotif, sektor pariwisata, dan sektor perhubungan. Sehingga, tenaga kerja kita tidak hanya pintar saat di kelas, tetapi juga handal di lapangan,” tutur Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya agar dalam investasi di berbagai industri harus ada alih teknologi, alih pengetahuan juga diperhatikan.

“Terus lakukan pelatihan-pelatihan SDM-SDM lokal, bagus juga bila disiplin yang tinggi dalam budaya kerja SDM-SDM dari Jepang juga dibiasakan, bisa ditularkan kepada SDM-SDM di Indonesia,” pinta Presiden seraya mengingatkan, agar jangan ragu untuk melibatkan putera-puteri Indonesia dalam melahirkan inovasi-inovasi baru karena SDM Indonesia itu aslinya pintar-pintar semuanya.

Presiden juga berharap agar industri otomotif ini mulai meningkatkan pengembangannya untuk pasar ekspor. “Memang pasar lokal, pasar domestik itu besar, tetapi kita juga memerlukan pasar ekspor sebagai sebuah keseimbangan,” pungkasnya.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala BKPM Thomas Lembong, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, serta Chairman of  Mitsubishi Motors Carlos Ghosn. (FID/OJI/ES)

 

Berita Terbaru