Agar Sesuai Arahan Presiden, Seskab Akan Kawal Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 29.247 Kali
Seskab Andi Widjajanto menerima buku dari Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT Xu Shaoshi, di Gedung Utama Kemensetneg, Jakarta, Selasa (11/8)

Seskab Andi Widjajanto menerima buku dari Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT Xu Shaoshi, di Gedung Utama Kemensetneg, Jakarta, Selasa (11/8)

Setelah melakukan presentasi di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8), Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT Xu Shaoshi didampingi 11 (sebelas) orang pejabat pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), menemui Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto, di ruang audensi Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Selasa (11/8) pagi.

Dalam pertemuan itu, Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT Xu Shaoshi berharap platform kerjasama antara Indonesia dan RRT ke depannya adalah kerjasama infrastruktur dan pengembangan kapasitas produksi.

“Investasi massal di bidang infrastruktur diharapkan dapat membangkitkan perekonomian kedua negara,” ujar Shaoshi.

Shaoshi berharap, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi langkah awal untuk mengembangkan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok yang lebih baik ke depannya.

Ia menjelaskan, untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pemerintah RRT  menawarkan perusahaan bersama (joint venture) BUMN Indonesia-Tiongkok untuk mengelola kereta api cepat tersebut, dengan komposisi saham Indonesia memegang 60 persen dan 40%nya dipegang oleh Tiongkok.

“Kami juga menjamin akan memberikan pelatihan dan transfer teknologi seperti yang diharapkan oleh pihak Indonesia,” kata Shaoshi.

Kawal

Menanggapi hal itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto mengatakan, bagi Indonesia, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan suatu terobosan dalam paradigma pembangunan infrastruktur.

“Pembangunan infrastruktur, khususnya dalam hal transportasi yang merupakan sarana membangun konektivitas, sangatlah penting,” kata Andi.

Menurut Andi, pihaknya akan mengawal proses pembangunan kereta cepat ini agar benar-benar sesuai dengan arahan Presiden, yaitu adanya penguatan BUMN Indonesia, terjadinya proses transfer teknologi, teroptimalkannya penggunaan komponen lokal, dan terbangunnya kawasan strategis.

Sebelumnya dalam keterangan pers seusai menyampaikan hasil uji kelayakan di depan Presiden Jokowi, Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT Xu Shaoshi mengatakan,kereta cepat Jakarta-Bandung akan menempuh jalur sejauh sekitar  150 km mulai dari Halim ke Bandung, dan terhubung ke Gambir dengan jaringan yang sudah ada. Sementara jumlah stasiun yang dilalui ada 8 (delapan), dengan kecepatan kereta nantinya sekitar 300 km per jam.

Shaoshi menegaskan, harga yang ditawarkan Pemerintah RRT merupakan  harga yang lebih kompetitif dengan proposal yang lebih baik.  “Kami jamin bisa rampung dalam tiga tahun, ground breaking akhir Agustus 2015 dan selesai 2018 akhir,” katanya.

Adapun untuk pengelolaannya, Shaoshi mengemukakan, pihaknya menawarkan untuk membentuk perusahaan bersama (join venture) BUMN Indonesia-Tiongkok untuk mengelola kereta api cepat itu dengan Indonesia memegang 60 persen dan sisanya Tiongkok.

“Kami ingin serius berbagi dengan Indonesia dalam mewujudkan kereta api cepat di Indonesia,” kata Shasoshi.

Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT itu meyakini, dalam lima tahun ke depan pengoperasia kereta api cepat Jakarta-Bandung sudah bisa memberikan keuntungan.

Mendampingi Seskab Andi Widjajanto dalam kesempatan itu adalah Deputi bidang Kemaritiman Seskab Ratih Nurdiati, Deputi Perekonomian Agustina Murbaningsih, Deputi Polhukam Fadlansyah Lunis, dan Staf Khusus Seskab Makmur Keliat. (LNS/RAH/ES)

Berita Terbaru