Ajukan Proposal Ke Presiden Jokowi, RRT Jamin Kereta Cepat Jakarta-Bandung 5 Tahun Sudah Untung

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Agustus 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 25.008 Kali
Presiden Jokowi menerima paparan hasil studi kereta api cepat Jakarta-Bandung dari Pemerintah RRT, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8)

Presiden Jokowi menerima paparan hasil studi kereta api cepat Jakarta-Bandung dari Pemerintah RRT, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja menerima kunjungan Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xu Shaoshi, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8) siang.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil yang mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, dalam pertemuan itu delegasi Pemerintah RRT yang dipimpin Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Xu Shaoshi melaporkan hasil studi kelayakan perusahaan Tiongkok terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Pemerintah telah menerima hasil studi itu dan akan mempelajari serta memutuskannya dalam waktu secepatnya,” kata Sofyan kepada wartawan dalam konperensi pers bersama Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Xu Shaoshi, seusai pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Xu Shaoshi mengatakan, menjelaskan sebagai utusan Presiden Tiongkok, ia bertemu Presiden Jokowi untuk menyerahkan hasil studi kelayakan sesuai yang dijanjikan.

“Saya sudah bertemu dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri BUMN, Menko Perekonomian, besok saya akan bertemu Wapres dan pejabat lainnya,” kata Shaoshi.

Menurut Shaoshi, dalam delapan bulan terakhir, dua pemimpin negara, yaitu Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping sudah melakukan tiga kali pertemuan untuk meningkatkan kerja sama.  Pertemuan ini menghasilkan beberapa rencana kerjasama, salah satunya adalah proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani nota kesepahamannya pada Maret 2015.

“Pada April dan Juni 2015 disepakati kerangka kerja dan pada hari ini diserahkan hasil studi kelayakan kepada Presiden Jokowi,” papar Shaoshi.

Mengenai kereta cepat Jakarta-Bandung, menurut Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT itu, akan menempuh jalur sejauh sekitar  150 km mulai dari Halim ke Bandung, dan terhubung ke Gambir dengan jaringan yang sudah ada.

Sementara jumlah stasiun yang dilalui ada 8 (delapan), dengan kecepatan kereta nantinya sekitar 300 km per jam.

Shaoshi menegaskan, harga yang ditawarkan Pemerintah RRT merupakan  harga yang lebih kompetitif dengan proposal yang lebih baik.  “Kami jamin bisa rampung dalam tiga tahun, ground breaking akhir Agustus 2015 dan selesai 2018 akhir,” katanya.

Adapun untuk pengelolaannya, Shaoshi mengemukakan, pihaknya menawarkan untuk membentuk
perusahaan bersama (join venture) BUMN Indonesia-Tiongkok untuk mengelola kereta api cepat itu dengan Indonesia memegang 60 persen dan sisanya Tiongkok.

“Kami ingin serius berbagi dengan Indonesia dalam mewujudkan kereta api cepat di Indonesia,” kata Shasoshi.

Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi RRT itu meyakini, dalam lima tahun ke depan pengoperasia kereta api cepat Jakarta-Bandung sudah bisa memberikan keuntungan.

Selain Menko Perekonomian Sofyan Djalil, saat menerima delegasi RRT itu, Presiden Jokowi juga didampingi Menteri Perhubungn Ignasius Jonan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Adriof Chaniago, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

(SLN/AGG/ES)

Berita Terbaru