Angkat Kearifan Lokal, 1.500 Peserta dan Tokoh Dunia Hadiri World Culture Forum 2016 di Bali

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Oktober 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 27.373 Kali

WCFSekitar 1.500 peserta dan tokoh-tokoh dunia telah memberikan konfirmasi untuk menghadiri Forum Budaya Dunia atau World Culture Forum (WCF), yang digelar di Nusa Dua, Bali, 10 – 14 Oktober ini, dengan mengangkat tema “Culture for an inclusive sustanaible planet”, atau pembangunan yang berkelanjutan melalui kebudayaan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, forum ini merupakan perhelatan budaya berskala internasional yang diselenggarakan sebagai wujud mengenalkan kebudayaan Indonesia ke kancah dunia.

“Melalu WCF ini diharapkan dapat mengangkat kearifan lokal menuju level global, melalui perangkat teknologi ramah lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Muhadjir melalui situs Kemdikbud beberapa waktu lalu.

Penyelenggaraan WCF 2016 ini, jelas Mendikbud, akan dihadiri lebih dari 1500 peserta dan tokoh-tokoh dunia, di antaranya menteri-menteri kebudayaan negara sahabat, perwakilan NGO, dan partisipan yang bergerak di bidang kebudayaan.

Selain itu, akan hadir sebagai pembicara dalam simposium, yakni Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Aleta Baun (Kepala Desa Mollo, NTT), Celio Turino (Culture Points, Brazil), Jill Cousins (Dirut Europana), Shinsuke Ota (Japan Water Agency), Wayan Windia (Ahli Subak), hingga Desi Anwar (CNN Indonesia).

Mendikbud menjelaskan, WCF dalam pelaksanaannya nanti akan membahas isu-isu strategis, dan rekomendasikan kebijakan untuk pengembangan budaya dunia yang berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, kemakmuran, pelestarian, dan pengembangan kualitas hidup tingkat tinggi peradaban global.

“Untuk pelaksanaan simposium ini, para pembicara akan membahas beberapa sub tema WCF 2016,” kata Muhadjir seraya menyebutkan, Bali dipilih sebagai lokais penyelenggaraan WCF karena pertimbangan Bali sebagai pusat kegiatan diskusi tentang pembangunan kebudayaan.

Interaksi

Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, menyampaikan bahwa penyelenggaraan WCF 2016 diharapkan akan menjadi wadah bagi peserta untuk mengalami interaksi dengan kekayaan budaya Indonesia.

“Indonesia, sebagai rumah kebudayaan yang luar biasa kaya. Kita harus melihat budaya bukan semata sebagai warisan tetapi sebagai elemen dasar masa depan,” tutur Hilmar.

Hilmar menjelaskan, rumah budaya Indonesia memiliki banyak unsur. Kita dapat menyaksikan bagaimana masyarakat membentuk ekosistem, kekayaan dan keanekaragaman budaya, yang menjadi inti utama untuk didiskusikan.

“Melihat potensi Indonesia yang samgat luat biasa ini, perhelatan WCF di Indonesia ini bukan dimaksudkan hanya sekadar sebagai negara tuan rumah penyelenggaraan, tetapi juga menjadi tempat bagi para peserta untuk berinteraksi dengan kekayaan budaya kita,” jelas Hilman.

Dirjen Kebudayaan Kemdikbud itu berharap,  WCF 2016 dapat menjadi jembatan tiga komponen, yaitu pertama jembatan antara masa lalu dan masa depan, jembatan generasi kemarin dan generasi masa depan, dan jembatan antara warisan kemarin dengan lapang baru atau landscape yang modern. (Biro Komunikasi Kemdikbud/ES)

Berita Terbaru