Antisipasi Perubahan, Presiden Jokowi Dorong Perguruan Tinggi Berani Ubah Fakultas Ekonomi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 18.240 Kali
Presiden Jokowi menyalami Rektor Unpad Try Hanggono Ahmad, saat menghadiri Dies Natalis Universitas Padjajaran ke-60, di Bandung, Jabar, Senin (11/9) siang. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi menyalami Rektor Unpad Try Hanggono Ahmad, saat menghadiri Dies Natalis Universitas Padjajaran ke-60, di Bandung, Jabar, Senin (11/9) siang. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, yang paling siap menghadapi perubahan global yang sangat cepat adalah perguruan tinggi atau universitas. Karena itu, Presiden berharap perguruan tinggi di tanah air, termasuk Universitas Padjajaran ikut mengantisipasi hal-hal berkaitan dengan perubahan-perubahan yang sangat cepat itu.

“Sekarang karena perubahan-perubahan itu, mall dan toko sudah 30 persen tutup, karena pembeliannya dengann online.  Artinya berapa tenaga kerja yang menganggur? Karena pesan online datang, tidak perlu pergi ke toko, lebih murah,  cepat,” kata Presiden Jokowi saat memberikan orasi ilmiah pada Upacara  Dies Natalis ke-60 (1957-207) Universitas Padjadjaran, di Grha Sanusi Hardjadinata,  Bandung Jawa Barat, Senin (11/9) siang.

Apa antisiapasi yg harus disiapkan? Menurut Presiden, kita harus berani berubah. Ia menyindir, bertahun-tahun, universitas-universitas kita fakultasnya, juga tidak berubah. Fakultas ekonomi jurusannya pasti manajemen, pembangunan, akuntansi.

Padahal yang diperlukan sekarang, menurut Presiden, mestinya kita berani mengubah fakultas ekonomi jadi misalnya fakultas atau jurusan logistik manajemen, retail menajemen, toko online atau online store. Karena memang dunia sudah berubah.

“Ini yang harus kita antisipasi. Kalau tidak, kalah kita kompetisi dengan negara-negara lain,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden mempertanyakan, hal-hal yang berkaitan dengan social media sekarang ini,  kenapa tidak ada fakultasnya? Karena ini menurutnya akan mempengaruhi nantinya yang berkaitan dengan sosial politik.  Karena interaksi individu dengan individu, orang dengan orang sekarang maunya lewat sosial media.

Sebentar lagi, 5-10 tahun mendatang, lanjut Presiden, yang namanya generasi Y, generasi milenial itulah nanti yang akan men-drive perubahan itu. Mereka yang akan menentukan pasar, mereka yang akan memengaruhi politik, mempengaruhi  ekonomi.

“Semua negara sudah membicarakan itu. Kita juga harus menyiapkan menuju ke arah itu,” tutur Presiden.

Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran itu dihadiri antara lain  Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkominfo Rudiantara, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Rektor Universitas Padjadjaran Try Hanggono Ahmad, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar. (FID/OJI/ES)

 

 

 

Berita Terbaru