Antisipasi Radikalisme, Presiden Setujui Penempatan 1 Batalyon TNI Di Poso

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Maret 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 35.937 Kali
Panglima TNI Jend. Moeldoko, di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (31/3)

Panglima TNI Jend. Moeldoko, di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (31/3)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui penempatan satu batalyon Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI untuk  memberikan rasa aman bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

“Saya sudah lapor kepada Presiden Joko Widodo bila memang diperlukan, ada pasukan PPRC yang tinggal di sini untuk melanjutkan operasi dengan aparat kepolisian. Presiden pun menyetujui,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko  usai menghadiri acara Bakti Sosial di sela-sela latihan PPRC TNI 2015, di Kelurahan Tabalu, Kabupaten Poso, Sulteng, Selasa (31/3).

Latihan PPRC TNI  diselenggarakan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada 22 – 31 Maret 2015 dengan melibatkan 3.222 personel TNI.

Jenderal Moeldoko menegaskan, TNI dan pemerintah tak pernah memberikan tempat kepada paham radikal, termasuk ISIS untuk berkembang di Indonesia.

Ia menyebutkan, latihan PPRC TNI yang diselenggarakan di Poso itu dimaksudkan untuk menekan berkembangnya paham radikalisme di Indonesia, khususnya di Poso.

“Kita lihat di Poso ada potensi berkembangnya paham tersebut. Oleh karena itu, kita tentukan pilihan di Poso untuk melakukan latihan PPRC. Kita lihat nanti. Bila diperlukan, satu batalyon akan disiagakan untuk melakukan pengamanan bersama kepolisian,” kata Moeldoko.

Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengaku prihatin terhadap rasa  cemas dan ketakutan  masyarakat mengenai situasi keamanan di Poso, yang rawan terjadinya konflik horizontal.

“Saya prihatin dengan pernyataan tokoh masyarakat, dimana masih ada kecemasan dari masyarakat tentang situasi keamanan. TNI ingin melihat situasi dalam negeri dalam keadaan baik, kondusif dan aman. Kita hidup di negara yang sudah cukup lama merdeka, sesungguhnya tak perlu ada lagi perasaan itu,” jelas Moeldoko.

Panglima TNI pun mengingatkan, bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, namun bila tak bisa dikelola maka akan terjebak dalam kondisi yang terjadi pada negara lain, seperti Afrika Selatan dan Timur Tengah. (*/ANT/ES)

 

Berita Terbaru