APBN Hanya Rp1.500 Triliun, Presiden Jokowi Dorong Jasa Marga Lepas Jalan Tol Yang Sudah Untung

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 36.135 Kali
Presiden Jokowi saat membuka Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia Tahun 2016, di Plenary Hall, Jakarta  Convention (JCC), Jakarta, Rabu (9/11) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi saat membuka Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia Tahun 2016, di Plenary Hall, JCC, Jakarta, Rabu (9/11) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmennya untuk memberikan prioritas pembangunan infrastruktur.

Ia bahkan memberikan kesempatan kepada pihak swasta untu masuk dalam pembangunan pelabuhan udara (airport).

“Kalau dulu kan hanya jalan tol, urusan pembangkit listrik, ndak airport silakan. Yang jelas sekarang ini kita ingin memberikan peluang sebesar-besarnya kepada swasta,” kata Presiden Jokowi saat membuka Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia Tahun 2016, di Plenary Hall, Jakarta  Convention (JCC), Jakarta, Rabu (9/11) siang.

Dijelaskan Presiden,  APBN enggak cukup, 5 tahun kira-kira hanya Rp 1.500 triliun. Padalah kebutuhan untuk infrastruktur kita kira-kira Rp 4.900 sampai Rp5.500 triliun, kurang lebih. Artinya, ada kekurangan hampir 75%.

Karena itu, Presiden Jokowi sudah menyampaikan ke Jasa Marga, ke Wijaya Karya, ke Waskita Karya yang memiliki jalan-jalan tol, tugasnya adalah membangun jalan tol sebanyak-banyaknya bukan memiliki jalan tol.

“Sehingga yang sudah profit, mulai dilepas supaya dapat modal lagi untuk membangun di tempat yang lain,” tutur Presiden seraya menyebutkan, kalau dimiliki ya sebulan berapa kantongin-kantongin, ya enggak bangun apa-apa.

“Bertahun-tahun kita seperti itu. Sehingga men-swasta-kan, mensekuritisasi itulah yang ingin kita lakukan,” sambung Presiden.

Sedangkan untuk aset-aset yang sudah major, yang sudah matang karena memang yang ditawar-tawari banyak yang geleng-geleng.

“Biar itu yang mengerjakan yang kalau swasta mau silakan, kalau ndak biar dikerjakan oleh BUMN,” terang Jokowi

Kemudian juga dengan skema konsesi, Presiden Jokowi juga mempersilakan yang mau masuk, baik yang berupa pelabuhan, berupa airport silakan. Skema-skema seperti ini yang akan terus kita kembangkan,” ujarnya.

Menurut Presiden, beberapa pelabuhan sudah dilepas oleh Kementerian Perhubungan untuk ditawarkan.

“Mau gabungan dengan Pelindo silakan, mau sendiri kalau aturannya boleh silakan. Airport juga sama, gabung dengan Angkasapura silakan, mau sendiri kalau aturan memungkinkan, hanya di pengelolaan nanti harus bersama-sama,” terang Presiden.

Menurut Presiden, peluang-peluang seperti itu  yang terus akan ditawarkan, karena APBN tidak mencukupi untuk mengejar membangun infrastruktur yang ada di negara kita.

Adapun untuk infrastruktur pendukung, menurut Presiden,  yang menengah dan yang kecil ini semuanya bisa ikut.

“Orang melupakan, orang hanya melihat yang besar, besar, besar, padahal yang menengah dan yang kecil ini juga banyak yang peluang yang bisa dimasuki,” kata Presiden.

Presiden menambahkan, begitu ada proyek besar pasti, akan muncul yang namanya restoran,  yang namanya hotel, entah bintang 3, entah tidak berbintang. Hal-hal seperti ini dinilai Presiden, yang sering tidak dilihat.

“Inilah saya kira peluang-peluang yang bisa diambil, dimasuki. Sehingga kecepatan kita dalam membangun infrastruktur itu bisa kita lakukan,” tutur Presiden.

Menurut Presiden, dirinya telah menugaskan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas  untuk pembiayaan infrastruktur yang non APBN itu, mendorong peran swasta, mendorong dana-dana pensiun dan dana-dana yang lainnya, sehingga semuanya tidak tergantung pada yang APBN.

Potong Anggaran

Sebelumnya di awal sambutannya Presiden Jokowi megemukakan dirinya akan terus mengejar realisasi pembangunan infrastruktur itu

“Saya sudah sampaikan kepada Menteri PUR, saya enggak mau bekerja sekarang hanya satu shift. Saya minta bekerja tiga  shift karena kita sudah tertinggal jauh,” tegas Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, guna mendukung pembangunan infrastruktur itu pemerintah juga melakukan efisiensi birokrasi, dengan memotong banyak anggaran.

“Saya kira sekarang kita konkret-konkretan saja, banyak anggaran-anggaran yang diusulkan sudah kita potong karena memang itu sudah tidak masuk di akal,” ungkap Presiden.

Ia memberi contoh, tahun lalu lepas dari anggaran rapat perjalanan dinas, dari Rp43 triliun dipotong menjadi 24 triliun, atau hampir separuhnya. Nyatanya, lanjut Presiden, juga ya enggak ada apa-apa, enggak ada apa-apa.

“Ini kan hanya keberanian saja, dipotong atau enggak dipotong. Dipotong ya enggak ada apa-apa. Yang rapat juga masih rapat, yang pergi juga masih pergi,” ungkap Presiden Jokowi yang disambut senyum undangan yang hadir di acara tersebut.

Terus uangnya dilarikan ke mana? Menurut Presiden, ya ke infrastruktur, enggak ada yang lain.

“Saya  sudah, saya sampaikan sejak awal dilantik, fokus hanya di infrastruktur dulu. Jangan semuanya dikerjakan. Enggak akan kelihatan hasilnya, enggak akan,” jelas Presiden.

Menurut Presiden, akan kita lihat nanti 2018, akan kita lihat hasil yang jalan tol seperti apa, yang pelabuhan seperti apa, yang airport seperti apa, pembangkit listrik seperti apa akan kelihatan.

Saat itulah, menurut Presiden, nanti mulai daya saing kita akan mulai kelihatan. Karena semuanya dalam proses menuju jadi.

Ia memberi contoh misalnya Kuala Tanjung, sekarang sudah 65% selesai. Tanjung Priok New Port, Makassar New Port, Sorong mungkin akhir tahun ini dimulai.

(FID/JAY/ES)

Berita Terbaru