Apel Hari Santri Tahun 2023 di Monumen Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, 22 Oktober 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Oktober 2023
Kategori: Sambutan
Dibaca: 1.878 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Apel Hari Santri Tahun 2023, 22 Oktober 2023

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, washalatu wasalamu ‘ala asrafil ambiya’i wal mursalin, sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Yang saya hormati para pimpinan, ketua lembaga-lembaga negara yang hadir. Hadir bersama kita Ketua DPR RI Ibu Dr. Puan Maharani;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Hadir bersama saya banyak sekali: Pak Menhan Pak Prabowo Subianto, Bapak Menteri Sekretaris Negara Pak Pratikno, Bapak Menteri BUMN Bapak Erick Thohir, Bapak Menteri Perdagangan Pak Zulkifli Hasan, hadir juga Bapak Menteri Investasi dari Papua Pak Bahlil Lahadalia, ada Panglima TNI, ada Kapolri, ada Menteri PANRB Pak Anas, Pak Menteri Agama. Tadi di depan saya kaget, saya pikir komandan Kopassus;
Yang saya hormati para kiai sepuh, Ibu Nyai, para masyayikh, para alim ulama;
Yang saya hormati Rais Aam Nahdlatul Ulama, Katib Aam PBNU, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Bapak Kiai Yahya Chalil Staquf;
Yang saya hormati, yang saya cintai para santri, para santri dan santriwati;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt., atas karunianya kita bisa berkumpul, bersilaturahmi dalam peringatan Hari Santri Tahun 2023. Baru saja saya kembali dari Arab Saudi, kemarin subuh dini hari. Dan, pagi hari ini saya hadir di Hari Santri Tahun 2023 untuk bertemu dengan para ulama dan seluruh santri dari seluruh tanah air, utamanya dari Jawa Timur.  Karena santri adalah pilar kekuatan bangsa, santri adalah fondasi kekokohan bangsa, dan ini sudah terbukti sejak zaman perjuangan kemerdekaan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita memiliki lebih dari 36 ribu pondok pesantren, sebuah kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan penentu keberhasilan cita-cita bangsa.

Saya ingat tahun 2015, saat itu saya berkunjung ke Jawa Timur kemudian masuk di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, dan ada usulan saat itu dari para kiai dan para santri untuk memutuskan adanya Hari Santri. Tapi, saat itu saya belum presiden. Kemudian setelah terpilih menjadi presiden, permohonan yang saya ingat betul dari sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, kita kaji dan kita tindaklanjuti, kemudian kita putuskan adanya Hari Santri lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Dan, sejak itulah kita memiliki yang namanya Hari Santri.

Senang enggak? Siapa yang enggak senang, tunjuk jari, saya beri sepeda. Yang tidak senang adanya Hari Santri silakan tunjuk jari, saya beri sepeda. Benar itu ada yang tunjuk jari, itu benar?

Sekali lagi, penentuan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri ini merujuk pada seruan jihad yang tadi sudah disampaikan oleh, resolusi jihadnya oleh Bapak Ketua PBNU. Merujuk seruan jihad dari Romo Kiai Haji Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama saat itu. Beliau menyampaikan bahwa melawan penjajah itu wajib, melawan penjajah itu adalah fardhu ain, dan tewas/meninggal berperang melawan musuh itu hukumnya mati syahid. Ini sebuah fatwa yang luar biasa, sehingga  kita semua saat itu termasuk para santri berjuang untuk kepentingan bangsa, berjuang untuk kepentingan negara, dan berjuang untuk kepentingan umat.

Dan, semangat Hari Santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini. Konteks kondisi saat ini di mana juga ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, adanya krisis energi akibat juga adanya perang, baik yang sebelumnya hanya satu, yaitu di Ukraina sekarang tambah lagi perang di Palestina dan Israel.

Saya tadi lupa. Jadi saat ke Arab Saudi pada hari Jumat, saya diajak makan siang oleh Your Royal Highness paduka yang mulia Muhammad bin Salman (MBS) Al-Saud, diajak makan siang. Saya senang bukan karena makan siangnya. Beliau saat itu menyampaikan banyak hal yang berkaitan hubungan Indonesia dan Arab Saudi. Saya lihat kok kelihatannya seneng banget ini Pangeran MBS. Kemudian saya sampaikan, “Paduka Yang Mulia, Indonesia sekarang ini kalau mau haji itu harus nunggu 47 tahun, ada yang 47 tahun.” Beliau kaget. “Benar, Presiden Jokowi?” “Iya, Yang Mulia, ada yang harus menunggu sampai 47 tahun.”

Karena beliau saya lihat senang, saya masuk. “Kalau bisa yang mulia, mohon ada tambahan kuota haji.” Nambah kuota haji itu sulit sekali. Karena beliau kelihatan senang saya berani ngomong, mohon ditambah kuota hajinya untuk Indonesia karena penduduk Indonesia sekarang 278 juta, saya sampaikan. Dan, beliau saat itu spontan, “Besok pagi-pagi saya beri informasi Presiden Jokowi berapa tambahan kuota hajinya.”

Alhamdulillah, paginya saya diberitahu sudah diputuskan oleh Perdana Menteri, Pangeran MBS bahwa tambahan kuotanya adalah 20 ribu. Ini jumlah yang sangat besar sehingga yang nunggu 47 tahun bisa maju menjadi mungkin 45 tahun atau 40. Ya masih lama, tetap masih lama, tapi paling tidak maju. Ini patut kita syukuri, 20 ribu juga bukan angka yang kecil.

Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan kalau ada yang bisa jawab, silakan maju. Jauh di mata, dekat di hati? Jauh di mata, dekat di hati? Yang teriak-teriak tadi, ya maju. Dikenalkan namanya.

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam…

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Nama saya Zainal Arifin dari Pamekasan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Zainal Arifin dari Pamekasan, Madura.Tadi berangkat dari Pamekasan jam berapa?

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Jam 22.00 malam, Pak, sampai sini jam 00.30 dini hari.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jam 22.00 malam, sampai sini jam 00.30 dini hari. Tadi malam saya sampai di sini juga 22.30, ya hampir sama. Jauh di mata dekat di hati, jawab?

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Empedu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bener, betul. Bener, betul. Mau sepeda?

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Mau, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, karena jawabnya juga betul, saya beri sepeda.

Perwakilan Santri (Zainal Arifin dari Pamekasan)
Makasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Ya satu lagi, tunjuk jari yang santriwati. Ibu kota baru Indonesia adalah? Namanya dikenalkan.

Perwakilan Santriwati (Devina dari Sidoarjo)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Perwakilan Santriwati (Devina dari Sidoarjo)
Perkenalkan nama saya dari Devina dari Sidoarjo. Devina.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Devina? Devina dari Sidoarjo. Devina, ibu kota baru Indonesia?

Perwakilan Santriwati (Devina dari Sidoarjo)
Nusantara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar. Diberi sepeda juga.

Perwakilan Santriwati (Devina dari Sidoarjo)
Masyaallah, makasih banyak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah, sana. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini dalam rangka memperingati Hari Santri Tahun 2023.

Terima kasih. Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru