Apresiasi Manggala Agni dll, Presiden Jokowi: Sepekan Terakhir Karhutla Berkurang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Oktober 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 671 Kali

Presiden Jokowi saat meninjau salah satu lokasi karhutla di Kab. Pelalawan, Provinsi Riau, pertengahan September lalu. (Foto: Oji/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kerja keras para Manggala Agni, jajaran TNI dan POLRI, BPPT dan BMKG, BNPB, serta BPBD dan Masyarakat Peduli Api di Sumatra dan Kalimantan dalam memadamkan kebakaran hutan dan lahan, yang dinilainya kini telah menunjukkan hasil.

Segenap upaya mereka tempuh untuk memadamkan api. Melalui udara, ada 45 pesawat atau helikopter dikerahkan menyemai lebih 200 ton garam untuk mempercepat pertumbuhan awan sehingga turun hujan dan melakukan upaya waterbombing di seluruh kawasan yang terbakar ,” tulis Presiden Jokowi melalui fan page facebook-nya yang diunggah beberapa saat lalu.

Di darat, lanjut Presiden, petugas dan relawan berjibaku memadamkan api langsung di hutan-hutan gambut.  “Alhamdulillah, sepekan terakhir, kebakaran hutan dan lahan telah berkurang jauh,” pungkas Presiden Jokowi.

Udara Lebih Baik

Sementara itu berdasarkan citra satelit Modis-catalog LAPAN pada Senin (30/9), pukul 18.00 WIB menunjukkan kualitas udara membaik seiring dengan turunnya jumlah titik panas (hotspot) di Sumatra dan Kalimantan.

Pantauan titik panas pada sore itu, titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) cenderung turun seperti di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Masih banyak titik panas atau hot spots di Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun demikian, kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 menunjukkan tingkat ‘baik.’

“Data terakhir (30/9) mencatat titik panas berjumlah 673. Titik panas tertinggi teridentifikasi di Kalimantan Selatan dengan 141 titik, Kalimantan Tengah 63, Sumatra Selatan 63 dan Jambi 15, sedangkan Riau dan Kalimantam Barat tidak terdeteksi adanya hot spot,” ungkap Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran persnya Selasa (1/10) lalu.

Menurut BNPB, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terus berlangsung baik di Sumatera maupun di Kalimantan. Pada hari Senin dikerahkan 2 pesawat di Sumatra dan 2 Pesawat di Kaltim dengan total garam yang ditabur sejumlah 9.600 kg.

“Salah satu hasilnya hujan turun di  sebagian besar wilayah Riau (Indragiri Hulu, Dumai, Pelalawan, Kuansing, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu dan Rokan Hilir), Jambi (Merangin, Sarolangin), Kalbar (Pontianak, Singkawang, Sintang, Melawi), Kalsel (HST, HSS), dan Kalteng (Palangkaraya, Barito Selatan dan Lamandau),” kata Agus.

Menurut Agus, kecenderungan titik panas yang turun harus terus dipertahankan sehingga masyarakat dapat menghirup udara sehat dan beraktivitas di luar rumah. Hujan yang turun secara optimal dapat dimanfaatkan untuk membasahi gambut dengan sekat kanal dan embung.

“Gambut perlu dikembalikan ke kodratnya yaitu basah dan berair sehingga tidak mudah terbakar,” terang Agus. (*/Humas BNPB/ES)

Berita Terbaru