Arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016, di Istana Negara, Jakarta, 18 Januari 2016

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Januari 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 7.664 Kali

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semuanya,
Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian,

Tadi sudah disampaikan arahan juga informasi yang disampaikan oleh Wakil Presiden, oleh Menko Polhukam, oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan juga Kepala BMKG. Kalau sudah semuanya memberikan arahan seperti itu, termasuk saya, artinya apa? Ini adalah hal yang sangat penting yang harus kita selesaikan. Tidak ada dalam satu pengarahan, semuanya, dari saya, Wapres, Menko, semuanya, keluar semuanya. Ingin mengingatkan pada kita semua bahwa ini adalah hal yang sangat penting.

Tahun 2015 memberikan pelajaran kepada kita semuanya, betapa kita pontang-panting, jungkir balik, karena apa? Api yang sudah membesar dan berada di semua daerah, di semua lokasi. Jumlah titik api yang begitu sangat banyak dalam suatu provinsi. Fakta tahun 2015 betul-betul kabut asap memberikan dampak ekonomi yang luar biasa terhadap daerah. Pertumbuhan ekonomi kita terkoreksi 0,2 dari perhitungan gara-gara masalah kebakaran, masalah asap.

Oleh sebab itu, tahun ini tidak mau kita seperti 2015 kemarin. Early warning tadi sudah disampaikan, deteksi tadi sudah disampaikan, pencegahan, cegah, sudah, kuncinya ada di situ. Jangan dibiarkan api satu bergerak. Siapa yang harus bertanggung jawab? Tadi sudah disampaikan oleh Menko.

Kalau saya, yang di daerah saya ingin sampaikan, mumpung ada Panglima TNI, ada Kapolri, di-back up oleh BNPB, yang namanya Pangdam, yang namanya Kapolda, kemudian yang ada di lapangan, Danrem, Kapolres, Dandim, sampai ke bawah Koramil, Kapolsek semuanya harus digerakkan untuk mencegah ini. Tidak ada kata-kata untuk tidak, semuanya harus digerakkan. Begitu api satu api muncul, kejar dia. Ini yang akan membereskan.

Saya sudah janjian sama Kapolri dan Panglima TNI, reward and punishment. Yang terbakar semakin banyak, semakin gede, sudah, ganti, copot, yang tadi saya sampaikan, dari sini sampai ke bawah. Yang baik, yang tidak ada, tentu saja promosi. Ini kita mau kerja betul-betul kerja, sudah. Karena saya kemarin hampir tiap hari di lapangan, memang kunci adanya di situ. Kalau Danrem bisa mengerakkan, prasarana kurang, sampaikan ke BNPB, back-up-nya ada di situ. Karena BNPB tidak punya pasukan, yang punya pasukan adalah di Panglima TNI, di Kapolri yang bisa menjangkau, karena ada Koramil, ada Polsek. Gubernur back up anggaran, Bupati/Wali Kota back up anggaran, membantu mem-back up, tetapi kunci-kunci ada di situ. Janjian saya dengan Panglima TNI  dan Kapolri itu.

Pengalaman 2015, ini pertama, datangnya El Nino lebih panjang, ini menjadi kendala. Ini kemarin kita sampaikan dalam forum-forum internasional. Kenapa image itu kita masih baik? Karena memang kita dilihat bekerja. Yang kedua, memang ada El Nino. Sehingga waktu di Asean Summit, ada di COP21 di Paris, kita masih bisa menjelaskan. Tapi kalau tahun ini kita ulang lagi, sudah sangat sulit penjelasannya. Yang kedua, terbakarnya lahan gambut. Saya sampaikan memang kepada kepala-kepala negara, bahwa yang terbakar ini bukan hutan, tetapi lahan gambut, yang sekali kalau terbakar dan tidak cepat diserbu bisa 3 meter, bisa 4 meter di bawah itu semuanya terbakar dan itu sudah sangat sulit sekali. Di-waterbombing pakai pesawat apapun sudah sangat kesulitan kalau sudah membesar seperti yang kita lihat kemarin di Sumatera, di Kalimantan, di Kalteng, di Sumsel, Di Pulang Pisau, di Musi Banyuasin.

Sekali lagi, tahun ini tidak boleh terjadi lagi. Tadi sudah disampaikan, berapa ratus ribu yang terbakar, berapa juta lahan gambut yang terbakar, saya kira tidak perlu saya ulang. Tetapi saya ingin menegaskan bahwa tahun 2016 kita harus betul-betul belajar dari 2015. Kita harus tangani tahun ini lebih baik, lebih sigap, lebih di pencegahan. Jangan biarkan, sekali lagi, api itu membesar.

Tidak ada pilihan lain, kita juga harus lakukan perbaikan dan penataan ekosistem. Tadi sudah disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekarang sudah punya Badan Restorasi Gambut. Ini langsung bekerja, merencanakan, membuat master plan, langsung bekerja. Karena itu juga dilihat oleh internasional. Sekali lagi, bahwa kepercayaan itu masih ada tetapi kalau kita tidak bergerak, sulit lagi membangun sebuah kepercayaan. Badan Restorasi Gambut nantinya bertugas sampai 31 Desember 2020. Ini pimpinan Pak Nazir Foead. Pimpinannya bukan dari birokrasi, dari NGO. Moga-moga nanti dukungan internasional kepada Badan Restorasi Gambut ini besar karena memang kita dilihat bekerja dan jaringannya terus sangat, saya kira Ir. Nazir Foead mempunyai kompetensi untuk itu.

Meskipun tadi sudah disampaikan oleh Menteri Lingkungan dan Kehutanan, saya ingin menegaskan sekali lagi, bahwa tidak boleh lagi ada izin baru di area gambut. Saya sudah perintahkan juga ke Menteri LHK untuk mengambil alih area gambut yang terbakar dan langsung menugaskan nanti Badan Restorasi Gambut untuk segera membuat rencana aksi di lahan-lahan yang tadi saya sampaikan.

Hadirin sekalian yang saya hormati, penting saya tekankan sekali lagi bahwa para Kepala Daerah, para Pangdam, para Kapolda, para Danrem, para Kapolres, para Dandim adalah orang yang paling mengetahui pertama kali keadaan dan harus melangkah ke arah apa dengan segera. Saya tidak usah sampaikan, karena saya kira Saudara-saudara semuanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Nanti secara teknis saya kira Menko Polhukam akan memberikan siapa yang bertanggung jawab dalam mengorganisasi pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Apabila terjadi kebakaran dan daerah betul-betul sudah kesulitan untuk mengatasi, jangan tunggu waktu sampaikan berminggu-minggu apalagi berbulan. Dalam kurun hari harus langsung bertindak, sampaikan, minta bantuan pesawat ke Menko, atau langsung ke BNPB, jelas arahnya. Nantinya biar diarahkan langsung oleh Menko.

Sekali lagi, kuatkan sinergi antar instansi, hilangkan egosektoral sehingga aksi pencegahan dan pengendalian bisa lebih efektif. Jangan hanya memantau dari belakang meja. Saya minta lihat dan turun ke lapangan.

Saya juga ingin agar proses penegakan hukum terus dilaksanakan. Yang bersalah harus ditindak tegas. Lakukan langkah tegas juga pada pembakar hutan dan lahan, baik berupa sanksi administrasi, tadi sudah disampaikan oleh Menko maupun Menteri, sanksi pidana maupun perdata. Agar tindakan yang sama tidak berulang dan berulang lagi.

Secara berkala, saya akan meninjau langsung ke lapangan untuk memastikan pada tahun 2016 kita bisa mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut dengan baik. Marilah kita bekerja, jangan menunggu sampai kabut asap datang lagi.

Terima kasih. Saya tutup, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru