Arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan  Tahun 2018, 6 Februari 2018, di Istana Negara, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Februari 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 7.076 Kali

Logo-Pidato2Bismillaahirrahmaanirrahim.
Assaalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kapolri, para Gubernur, Bupati, Wali Kota, serta para Pangdam, Danrem, Dandim, Kapolda, Kapolres,
Hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama, saya ingin memberikan penghargaan, apresiasi yang tinggi, bahwa dalam dua tahun, 2016-2017, sudah ada lompatan kemajuan yang sangat signifikan dalam bidang penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Menurut data yang diberikan kepada saya, dan tadi sudah dilaporkan oleh Menko Perekonomian, ada penurunan hotspot yang sangat signifikan. Tahun 2015, 21.929 hotspot. 21.929, ini 2015. Kemudian 2016, turun drastis menjadi 3.915. Turunnya langsung drastis, dari 21.929 menjadi 3.915, 2016. 2017 turun menjadi 2.567 hotspot. Penurunan yang sangat jauh sekali.

Saya ingin mengulang lagi apa yang saya sampaikan 2016-2017, bahwa penanganan kebakaran lahan dan hutan ini, yang sudah dibentuk satgas, yang melibatkan masyarakat, yang melibatkan perusahaan, yang ditangani oleh gubernur, bupati, wali kota, pangdam, danrem, kodim, kapolda, kapolres yang ada di daerah, aturan main kita masih sama. Saya sudah janjian dengan Panglima TNI, dengan Kapolri, karena saya lihat mungkin banyak sudah danrem yang pindah, mungkin kapoldanya juga sudah ganti, kapolres, danrem, dandim, juga sudah ganti. Jadi yang baru mungkin belum tahu aturan main kita, jadi saya ulang lagi aturan mainnya. Kalau di wilayah Saudara-saudara ada kebakaran dan tidak tertangani dengan baik, aturan mainnya masih sama, belum saya ganti. Masih ingat? Dicopot. Sudah, tegas. Ini saya ulang lagi. Paling kalau ada kebakaran di sebelah mana, saya telepon Panglima TNI, “ganti pangdam-nya”. Kebakaran kok enggak rampung-rampung, di provinsi mana, saya telpon Kapolri, “Kapolda-nya ganti”. Kalau wilayahnya agak kecil ya danrem-nya, agak kecil lagi kapolres-nya. Ini adalah cara-cara yang saya kira sangat efektif dalam menggerakkan Satgas di lapangan. Kalau ganti gubernur enggak bisa.

Jadi yang efektif telah kita lakukan adalah menggerakkan seluruh perusahaan, masyarakat, kemudian organisasi-organisasi yang sampai di bawah. Saya kira di Polri ada sampai Bhabinkamtibmas, di TNI ada yang sampai Babinsa. Saya kira ini akan efektif kalau itu digunakan untuk organisasi yang ada, digunakan untuk menggerakkan masyarakat, menggerakkan perusahaan.

Dalam Asean Summit kemarin, saya bertemu… biasanya 2015, setiap bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, ketemu pertama pasti komplain yang masuk ke saya itu asap. Pasti. Tapi 2016-2017, kemarin bertemu terakhir di India, dua orang Perdana Menteri sudah menyalami kita, “Pak, 2018 seperti 2016-2017”. Saya sudah ngomong, “saya jamin”. Tapi ingat tadi, saya sudah ngomong “saya jamin”, begitu ada asap muka kita ditaruh di mana?

Saya rasa lompatan kemajuan dalam bidang kebakaran hutan dan lahan perlu kita sampaikan lagi pada masyarakat, bukan untuk dipamerkan, tetapi sebagai pengingat. Kita ingatkan betapa tahun 2015 dan sebelumnya, sekitar 18 tahun data yang saya miliki, setiap tahun berulang, berulang, berulang, berulang. Ini bisa kita cegah kalau kita bergerak bersama-sama. Mengingatkan bahwa jika kita bekerjasama, jika kita bekerja tidak rutinitas, jika kita bekerja menerapkan kecerdasan lapangan, banyak hal yang bisa kita capai.

Kecerdasan lapangan ini penting sekali. Sebagai contoh, misalnya yang dilakukan Aipda Anang di Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan. Saya senang ini ketemu inisiatif menciptakan Motal Motor yang dimodifikasi dengan selang air. Hal-hal seperti ini, praktis, lapangannya bisa dipakai, sehingga bisa menjangkau hotspot di wilayah yang sulit dijangkau oleh mobil-mobil kebakaran. Ini sangat bagus, idenya, gagasannya sangat baik. Saya percaya, kecerdasan-kecerdasan lapangan seperti ini dapat dilakukan, baik oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, oleh TNI, oleh Polri, dengan adaptasi di daerah masing-masing. Karena kondisi di setiap daerah pasti berlainan dan pasti berbeda-beda. Sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak lagi menjadi masalah nasional, tidak lagi menjadi berita setiap hari di halaman-halaman surat kabar, baik nasional maupun internasional, tidak menjadi sorotan dunia internasional. Bukan karena kita ingin menutup-nutupi, tapi memang kebakaran lahan dan hutan ini betul-betul bisa kita atasi, kita hadapi secara nyata.

Oleh karena itu, sekali lagi saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak-Ibu sekalian yang telah bekerja keras dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Satu hal yang tetap perlu saya ingatkan, sekali lagi, bahwa pekerjaan penanganan kebakaran lahan dan hutan ini adalah pekerjaan yang berkelanjutan, tidak bisa berhenti. Oleh sebab itu, pertemuan pada pagi hari ini, saya ingin mengingatkan kembali, bahwa setiap tahun hal ini harus terus kita ingatkan agar kejadian-kejadian yang telah ada di 2015 yang lalu betul-betul sudah tidak terjadi lagi di tahun ini, maupun tahun-tahun yang akan datang.

Tadi sudah disampaikan oleh Menko Perekonomian, bahwa tahun ini kita akan menjadi tuan rumah Asian Games, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Palembang. Ini perlu saya ingatkan lagi, jangan sampai saat perhelatan itu ada asap, ada kebakaran lahan dan hutan, sehingga mengganggu image, juga mungkin bisa mengganggu penerbangan. Oleh karena itu, kita harus bekerja keras agar perhelatan Asian Games ini dapat berjalan dengan lancar tanpa terganggu dengan masalah kebakaran hutan dan lahan.

Deteksi dini harus terus dilakukan, dari pencegahan, ini yang paling penting. Jangan sampai sudah terjadi kebakaran besar baru kita nabrak sana nabrak sini, tetapi yang paling penting, baru ada api kecil sudah dipadamkan. Kesiapan ketersediaan SDM dan peralatan harus terus dicek, diperhatikan, termasuk dalam pengaktifan satgas. Satgas ini sangat penting sekali, di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Pastikan juga, ini terutama para gubernur, untuk para pengelola lahan atau kawasan, kewajiban menjaga wilayah kerjanya masing-masing dengan penuh, menyiapkan sarana dan prasarana, personil yang memadai. Ini dicek lapangan, libatkan masyarakat dalam tindakan-tindakan pencegahan. Sekali lagi,  pencegahan lebih penting. Kemudian penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan harus dilakukan secara tegas, tanpa pandang bulu, baik secara perdata maupun pidana.

Kemudian, ini perkiraan BMKG, bahwa kemungkinan terjadi penurunan hujan mulai bulan Juni. Ini betul-betul perlu menjadi catatan. Dan di Kalimantan Barat, ini Pak Gubernur, ada kemungkinan musim kemarau dimulai lebih awal. Ini di Kalimantan Barat, khususnya ini di bulan April, ini sudah mulai. Ini saya minta ini menjadi catatan. Sekali lagi, persiapan harus segera dimulai. Jangan menunggu saat kejadian baru kita bergerak.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi,  saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang selama ini telah dilakukan.

Saya tutup.
Terima kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru