Arahan Presiden Jokowi Pada Pembukaan Kawah Pimpinan Pelajar 2015, Di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 18 November 2015
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati para menteri kabinet kerja, para guru pendamping, anak-anakku semuanya siswa SMP, SMPA, SMK seluruh peserta Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) yang saya banggakan.
Pertama saya ingin mengucapkan selamat datang di Istana Negara. Seneng nggak? Bisa masuk istana? Saya bahagia dan bangga berada idtengah anak-anakku semuanya saya membayangkan, membayangkan kan boleh. Membayangkan salah satu, salah dua, salah tiga, salah empat dari anak-anakku semuanya bisa nantinya berada di mimbar ini, menjadi Presiden Indonesia.
Ini saya pilih, coba yang belakang itu sini, satu dua, tiga, empat, ini, ini, ini yang ini, iya kamu mendampingi saya di sini, tempatnya tidak muat, ya sudah dua saja (presiden menunjuk empat orang anak untuk maju mendampinginya di podium). Siapa namanya, Arya dan Maria. Pantas nggak mereka ada di sini? Siapa berani bilang nggak pantes? Pantes ya! Pantas, kalian semua anak-anakku semua pantas untuk berdiri di mimbar ini karena kalian sudah terpilih dari yang terbaik, terpilih lagi dari yang terbaik, dipilih lagi dari yang terbaik sehingga sekarang ada di Istana.
Sejarah kita mencatat, kita memiliki banyak pemimpin-pemimpin bangsa yang hebat. Ingat kita memiliki Bung Karno, Bung Hatta, Ki Haji Ahmad Dahlan, Ki Haji Hasyim Asy-ari, Ki Kajar Dewantara dan yang lain-lainnya.
Mereka adalah putera-puteri terbaik Indonesia dan saya meyakini bahwa semua pemimpin itu muncul dan hebat karena ditempa oleh tantangan, ditempa oleh rintangan, ditempa oleh ombak-ombak yang besar dan bisa melaluinya, bisa menyelesaikannya setiap setiap tantangan, setiap rintangan yang dihadapi itu. Karena mereka diuji oleh berbagai persoalan, diuji oleh berbagai masalah, diuji oleh berbagai problem, dan mereka bisa memenangkan itu, bisa menyelesaikan problem, bisa menyelesaikan masalah, bisa menyelesaikan rintangan.
Dengan ketekunan dan kerja keras, dengan sikap optimisme, dengan sikap keberanian mereka menjadi pemimpin-pemimpin besar yang dihormati dan dicintai.
Kita juga bisa belajar dari para pendahulu kita bahwa menjadi pemimpin itu memerlukan karakter budi pekerti yang baik. Kaya akan budi pekerti yang baik, mau melayani rakyatnya, mau menjadi sandaran bagi rakyatnya, dan mau mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan bangsanya.
Anak-anakku sekalian yang saya banggakan, setiap jaman melahirkan tantangan-tantangan baru. Setiap zaman tantangannya berbeda-beda, apa yang dihadapi pemimpin kita di masa lalu mungkin akan berbeda dengan kondisi dan tantangan yang kita hadapi di hari dan di masa yang akan datang. Tantangan yang dihadapi bangsa ini di depan semakin kuat dan semakin kompleks. Persaingan sekarang tidak hanya individu dengan individu, tidak hanya kota dengan kota, provinsi dengan provinsi, persaingan kita saat ini sudah antar negara, antar negara.
Anak-anak harus tahu, nanti diawal 2016, 1 Januari 2016 sudah dibuka yang namanya ASEAN Economi Community , masyarakat ekonomi ASEAN, sudah tidak ada batas lagi antara Indonesia dengan Singapura, Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Laos, Indonesia dengan Myanmar, Indonesia dengan Brunai darrusalam, Indonesia dengan Thailand, Indonesia dengan Vietnam. Karena memnag sudah dibuka dan itu juga sudah dialami masyarakat Uni Eropa. Tidak ada batasan, tidak ada passport lagi orang bisa lalu-lalang antar negara.
Untuk itu harus ada kesiapan- kesiapan anak-anak menghadapi ini, harus tahu, harus mengerti apa yang diharapkan apa yang dikerjakan. Gesekannya akan semakin, tantangannya akan semakin kuat, benturannya juga akan semakin. Tetapi jika anak-anakku saya lihat jika sekarang ini keliahatan sangat siap semuanya, wajahnya kelihatan optimis semuanya, wajahnya punya rasa percaya diri semuanya saya lihat, nggak ada yang surem, cerah semuanya, saya meyakini insha Allah kita bisa menghadapi tantangan ke depan. Dan tantangan itu harus dijawab dengan hadirnya sebuah kepemimpinan baru, kepemimpinan yang berkarakter.
Untuk itu saya mendukung program KKP ini karena saya meyakini kepemimpinan yang akan datang, kepemimpinan yang berkarakter harus dibangun sejak dini, harus dibangun sejak dini dimulai dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
KKP bisa menjadi kawah candradimuka kalau untuk membangun kepemimpinan baru yang berkarakter sehingga akan muncul pemimpin muda yang berkeperibadian positif yang kreatif, pribadi yang optimis, pribadi yang toleran, pribadi yang mencintai kemanusiaan, berjiwa gotong royong, punya rasa percaya diri. Itu saya kira ke depan yang dibutuhkan dari anak-anakku semuanya.
Dan saya berharap sepulangnya dari mengikuti kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar ini, anak-anakku semuanya terus berkembang dengan pribadi, dengan budi pekerti yang baik menjadi pemimpin yang baik di tempatnya masing-masing. Anak-anakku harus menjadi contoh untuk teman-teman di lingkungan, rendah hati, berprestasi, berakhlak yang mulia, berakhlak yang baik, kalau ada teman-temannya yang suka tawuran beri tahu. Kalau ada yang satu dua memakai narkoba , beritahu. Atau yang masih mereman, mereman itu apa ya, suka menuju kearah preman, beri tahu teman-temannya sehingga kalian semua menjadi tauladan bagi lingkungan di sekitar.
Bangsa ini butuh anak muda yang bergerak dengan penuh semangat untuk mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih baik. Bangsa ini butuh anak muda yang berani, yang jujur, yang tegas. Bangsa ini membutuhkan anak-anak muda yang penuh semangat sukarela membantu sesamanya tanpa membeda-bedakan etnis, agama dan ras. Dan bangsa kita sangat berharap kepada anak-anakku semuanya.Akhir kata dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim program Kawah Kepemimpinan Pelajar 2015 dimulai.
Terima kasih.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
(Humas Setkab)