Arahan Presiden Prabowo Subianto kepada Komandan Satuan TNI, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 7 Februari 2025
Arahan Presiden Prabowo Subianto kepada Komandan Satuan TNI, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 7 Februari 2025
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati dan saya banggakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Agus Subianto, Kepala Badan Intelijen Negara Letnan Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Herindra;
Para Kepala Staf Angkatan: KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali, KASAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono;
Turut hadir Menteri Luar Negeri Saudara Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Saudara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet RI Saudara Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Madya TNI (Purn.) Donny Ermawan;
Seluruh Perwira Tinggi dan Menengah TNI yang hadir, terutama para Komandan Satuan TNI dari semua tingkatan, para Panglima Kodam, para Panglima Komando Armada, para Panglima Komando Operasi Udara, Danjen Kopassus, Panglima Kostrad, DanKormar, DanKopasgat, para Komandan Korem, Komandan Kodim, para Komandan KRI, Komandan Lanud, Komandan Guspurla, Danlantamal, Danlanal, dan para Komandan Batalyon;
Seluruh Perwira yang saya hormati dan yang saya banggakan.
Selamat sore, Terima kasih atas kehadiran Saudara-saudara.
Beberapa saat yang lalu saya diberitahu, dalam rangka Rapim TNI, Rapim Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan selanjutnya, akan kumpul para komandan-komandan kesatuan, dan disarankan saya menerima para perwira untuk saya beri pengarahan, dan ada saran untuk diterimanya di Istana Kepresidenan di Istana Bogor, karena katanya banyak perwira yang dari daerah-daerah belum pernah menginjak Istana Kepresidenan.
Jadi, dalam rangka itulah saya kumpulkan di sini, juga memudahkan karena tadi kami melaksanakan Sidang Pertama Dewan Pertahanan Nasional. Dewan Pertahanan Nasional ini sudah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 3 tentang Pertahanan Negara tahun 2002, dan baru kita laksanakan sekarang, 22 tahun kemudian. Saya kira ini juga menjadi suatu bahan pelajaran bagi kita bahwa masalah pertahanan ini adalah masalah yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Berkali-kali di berbagai tempat, di berbagai acara, terus-menerus saya ingatkan bahwa pendiri-pendiri bangsa kita telah merancang suatu negara, di mana rancangan negara tersebut dituangkan dalam sebuah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan dalam Undang-Undang Dasar tersebut, dalam pembukaan tersebut jelas-jelas dicanangkan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Dan tujuan nasional ini yang pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tujuan nasional yang pertama. Kedua, memajukan kesejahteraan umum. Ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa. Keempat, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Artinya bapak-bapak pendiri bangsa, mereka-mereka yang memperjuangkan kemerdekaan melalui perlawanan terhadap penjajahan, perlawanan fisik terhadap imperialisme, sudah dari sejak awal menentukan dan menyampaikan bahwa fungsi negara yang pertama adalah fungsi perlindungan, fungsi melindungi, berarti pertahanan.
Kita tidak bisa melindungi hanya dengan itikad baik, kita tidak bisa melindungi hanya dengan kata-kata, kita tidak bisa melindungi hanya dengan tulisan-tulisan, kita tidak bisa melindungi dengan teori. Melindungi adalah dengan kekuatan. Kalau sebuah negara ingin merdeka sesungguhnya, sebuah negara ingin sejahtera, maka harus punya kekuatan untuk melindungi diri, untuk melindungi semua kekayaan alam yang ada.
Saudara-saudara sekalian,
Kita diajarkan tiap hari, tiap malam melalui televisi, melalui berita, negara-negara yang begitu makmur, begitu kuat, begitu kaya, diinvasi, diganggu, diduduki, dibom, dihancurkan. Seluruh rumah pemukiman, semua sekolah, semua fasilitas, semua pembangkit listrik, semua kehidupan, sarana kehidupan dihancurkan.
Kita bersyukur berapa tahun ini, bisa dikatakan 25-30 tahun lebih, kita bersyukur, kita harus bersyukur, bahwa pemimpin-pemimpin kita telah memelihara negara kita, memelihara NKRI tanpa terlalu terlibat, tanpa mengundang invasi dari negara lain.
Saya kira, para media [silakan keluar], terima kasih.