Arahan Untuk Penanganan Terintegrasi COVID-19 di Provinsi Kalimantan Tengah, 9 Juli 2020, di Aula Jayang Tingang, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati para Menteri yang hadir, Kepala Staf Kepresidenan, Ketua Gugus Tugas,
Yang saya hormati Gubernur Kalimantan Tengah beserta Pak Wagub, jajaran Forkopimda, seluruh Bupati dan Wali Kota yang hadir, Ketua Gugus Tugas, para dokter, perawat, dan seluruh jajaran rumah sakit, para tokoh masyarakat, seluruh jajaran TNI dan Polri, Pak Pangdam, Pak Kapolda.
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras dengan penuh dedikasi dalam mengendalikan COVID-19 yang ada di Kalimantan Tengah. Sebaran COVID-19 di seluruh tanah air ini sangat tergantung sekali kepada bagaimana daerah mengendalikannya. Dan juga perlu saya ingatkan, ini saya kira sudah lampu merah lagi, hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali hari ini, 2.657. Oleh sebab itu, perlu saya ingatkan kepada Kalimantan Tengah, yang tadi baru saja lima menit yang lalu saya mendapatkan laporan bahwa di sini yang positif 1.093. Memang masih pada angka yang kecil, dalam perawatan 393 dan sembuh di angka 634, meninggal 66. Tetapi kalau angka yang masih kecil ini tidak dikendalikan dengan baik, manajemen krisis tidak dilakukan dengan tegas, rakyat tidak diajak semuanya untuk bekerja bersama-sama menyelesaikan ini, hati-hati, angka yang tadi saya sampaikan bisa bertambah banyak. Ini jangan dianggap enteng, bisa menyebar ke mana-mana.
Oleh sebab itu, kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa kita ini menghadapi krisis yang tidak mudah. Ada krisis kesehatan tetapi juga berimbas kepada yang namanya krisis ekonomi. 215 negara mengalami hal yang sama dan mengalami kesulitan yang sama. Ini saya berikan contoh saja, urusan ekonomi dulu, kita di kuartal pertama pertumbuhan kita, growth kita hanya muncul di angka 2,97, di kuartal kedua kita perkirakan berada di minus, sudah minus growth kita, di (-)3,8, kurang lebih. Ini baru prediksi karena hitung-hitungannya belum keluar.
Tetapi coba kita lihat, informasi terakhir yang saya terima dari OECD, prediksi untuk pertumbuhan ekonomi global yang sebelumnya -2,5 kemudian diubah lagi, karena ini dinamis sekali, menjadi -5, sekarang sudah ganti lagi -6 sampai -7,6. Hati-hati. Di Eropa misalnya, Inggris diperkirakan tahun ini akan -15,4 persen, Jerman akan berada di angka 11,2 persen minus, Perancis diperkirakan akan -17,2 persen, Jepang -8,3 persen. Hati-hati, kita ini mengendalikan dua hal yang berbeda, sisi kesehatan yang sangat penting (dan) sisi ekonomi juga yang sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain. Prioritas kesehatan tetapi ekonomi juga harus jalan karena kalau ekonomi tidak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut turun, penyakit gampang masuk.
Oleh sebab itu, betul-betul gas dan remnya ini betul-betul dikendalikan benar. Jangan sampai yang digas hanya ekonominya saja tetapi nanti COVID-19-nya meningkat, hati-hati. Dua-duanya ini harus dikendalikan dengan baik. Karena ekonomi sekarang ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti ’98, demand-nya rusak terganggu, suplainya rusak terganggu, produksinya/production-nya juga rusak terganggu, hati-hati. Ini harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini.
Oleh sebab itu, saya sampaikan di awal-awal krisis ini bahwa pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten, dan kota, harus siap urusan kesehatan, harus siap, kendalikan ini. Yang kedua, urusan bansos (bantuan sosial) harus secepat-cepatnya tersampaikan kepada masyarakat, jangan sampai ada yang tercecer. Ini tugasnya bupati, wali kota, dan gubernur, semuanya ini harus dikontrol dan dicek. Yang ketiga, urusan stimulus ekonomi, terutama urusan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Cek betul, bantu mereka, baik dengan APBD kota, APBD kabupaten, APBD provinsi, dan kami di APBN juga akan membantu, baik lewat sistem perbankan maupun lewat sistem di kementerian.
Kalau ini ancaman COVID-19 ini sudah menurun, hati-hati kalau mau masuk ke new normal, ke tatanan baru, new normal. Harus melewati tahapan-tahapan, semuanya, seluruh kabupaten, kota, dan provinsi. Ada prakondisi, jadi conditioning dulu. Yang kedua timing-nya, waktunya kapan mulai masuk ke new normal, ini penting sekali. Tidak langsung ujug-ujug langsung diputusin masuk new normal. Hati-hati mengenai ini. Yang ketiga, prioritas sektor mana yang didahulukan. Tidak semua langsung dibuka, enggak bisa. Dipilih sektor-sektor yang memiliki risiko rendah, dibuka dulu, dibuka dulu; yang risiko sedang, yang kedua; yang ketiga, yang memiliki risiko tinggi, misalnya kayak sekolah, hati-hati kalau ingin membuka sekolah.
Oleh sebab itu, tadi saya sangat menghargai sekali bahwa di Kalimantan Tengah telah melakukan tes masif. Tetapi tes masif saja juga tidak cukup, pelacakan yang agresif harus dilakukan, ini dibantu Pangdam, Kapolda untuk urusan pelacakan, baik ODP, PDP. Kalau sudah ketemu, kalau yang sakit segera bawa ke rumah sakit, yang kira-kira sehat tetapi positif isolasi yang ketat. Kita kalau di Jakarta itu ada kalau yang sakit berat langsung dibawa ke Rumah Sakit Sulianti (Saroso) tetapi kalau yang sedang-ringan dibawa ke Rumah Sakit Darurat di Wisma Atlet, dua minggu sembuh, langsung dipulangkan. Saya kira tiga hal ini tugasnya pemerintah: tes masif, pelacakan agresif, isolasi yang ketat.
Dan tugasnya masyarakat yang harus kita ingatkan terus: pakai masker kemanapun, jaga jarak dimanapun, yang ketiga menghindari kerumunan, diingatkan terus ini. Saya kira sosialisasi ini harus terus-menerus, enggak bisa berhenti. Hati-hati, angka 1.093 kasus positif ini harus setop, jangan sampai ada tambahan lagi.
Dan setiap gubernur, bupati, dan wali kota yang ingin memutuskan sesuatu kebijakan tolong pakai betul yang namanya data sains. Yang kedua, minta saran kepada pakar-para kesehatan, para saintis. Jangan sampai memutuskan sesuatu tanpa tanya kanan-kiri, tidak memakai data sains, ini berbahaya sekali. Sekali lagi, ini bukan sesuatu yang mudah, oleh sebab itu semuanya harus di-backup oleh data sains dan saran-saran/masukan para saintis.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya sangat menghargai kerja keras Kalimantan Tengah tetapi sekali lagi angka 1.093 kasus positif ini harus betul-betul dihentikan. Saya kira dengan SDM yang ada di sini saya meyakini itu akan bisa dilakukan. Kalau Gugus Tugas merasa perlu bantuan dari pusat, Pak Gubernur juga memerlukan, silakan disampaikan, sesegera mungkin kami akan bantu. Baik misalnya, “Pak, kurang personel Pak,” saya kira kalau personel di TNI dan Polri juga masih bisa membantu. Kalau misalnya harus tenaga kesehatan misalnya, tapi kita harapkan tidak ada karena memang semuanya sudah ini kita sebar tapi kalau memang sangat diperlukan sekali sarana yang ada ya silakan, kami akan usahakan.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak Presiden yang terhormat, terima kasih atas arahan yang telah diberikan. Kemudian atas perkenan Bapak Presiden, mohon izin untuk saya dapat memandu sesi tanya-jawab yang akan diawali oleh siaran langsung dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya dan BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah sebagai perluasan Rumah Sakit Umum Daerah untuk meningkatkan daya tampung ruang isolasi bagi pasien terinfeksi COVID-19.
Silakan, Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya (drg. Yayuk Indriati, Sp.KGA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak-Ibu sekalian, saya Yayuk yang berdiri di belakang. Pak Presiden, iya. Selamat sore Bapak Presiden yang kami hormati.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Selamat sore.
Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya (drg. Yayuk Indriati, Sp.KGA)
Selamat sore, Bapak Presiden. Kami dari Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus, Provinsi Kalimantan Tengah, Bapak. Melaporkan bahwa posisi kami saat ini berada di laboratorium mikrobiologi klinik rumah sakit sedang pemeriksaan ekstrak reagen rujukan sampel dari berbagai rumah sakit kabupaten/kota.
Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas seluruh dukungan selama ini untuk membantu dari pemerintah pusat, dan demikian juga dari pemerintah daerah, dari Pak Gubernur kepada penyelenggaraan pemeriksaan, kemudian kepada penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kepada seluruh…, kami merupakan rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan provinsi.
Pada kesempatan kali ini, kami menyampaikan bahwa seluruh jajaran yang ada di Rumah Sakit dr. Doris siap membantu program ini bersama-sama dengan pemerintah. Hanya saja, yang menjadi kendala kami, kami boleh menyampaikan Bapak, bahwa untuk pengobatan di mana kami di sini kasus baru…kami juga (tidak) ingin agar pasien-pasien yang panjang, length of stay yang panjang. Kami ingin mereka juga cepat sembuh terutama pada kriteria yang ringan dan sedang. Untuk itu, yang kami sampaikan permohonan kami adalah apabila memang memungkinkan, ada satu obat yang selama ini kami sangat sulit sekali untuk mencari. Walaupun sampai dengan saat ini ada satu distributor tetapi untuk mendapatkannya sangat sulit, Bapak Presiden. Mungkin dari pemerintah, obat tersebut adalah obat Aluvia yang merupakan antivirus HIV yang kita pakai sekarang. Di mana pada beberapa kasus obat tersebut kami berikan kepada pasien dengan gejala sedang itu bisa meringankan…
(Suara terputus-putus karena gangguan pada jaringan internet saat telekonferensi)
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Ibu Yayuk, Ibu suaranya kurang jelas. Mungkin nanti kita lewati saja. Bu, Bu Yayuk, Bu, Bu Direktur Rumah Sakit, Bu Yayuk, Ibu…, di…
Bapak Presiden yang terhormat, untuk singkat dan efektifnya waktu, atas perkenan Bapak Presiden, mari kita simak, tiga pertanyaan dari perwakilan tenaga medis di Kalimantan Tengah. Dan untuk selanjutnya, kami mohon kesediaan Bapak Presiden untuk dapat menanggapi atas pertanyaan yang disampaikan. Nanti mengenai (permohonan) dari Rumah Sakit dr. Doris, kami selaku petugas Gugus Tugas provinsi, Pak Presiden, akan menyurati Ketua Gugus Tugas pusat nanti, apa obat yang diminta.
Pada kesempatan yang pertama kali, disilakan kepada dr. Efraim Bering sebagai dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Murjani, Sampit.
Pak…, Pak Bering, Pak Bering.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr. Murjani Sampit (dr. Efraim Bering)
Siap, Pak.
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Ya, silakan Pak.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr. Murjani Sampit (dr. Efraim Bering)
Selamat sore, Bapak Presiden, selamat datang di Kalimantan Tengah. Semoga Bapak Presiden sehat-sehat selalu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terima kasih.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr. Murjani Sampit (dr. Efraim Bering)
Saya Efraim Bering, dokter spesialis paru di…, yang bertugas di Rumah Sakit dr. Murjani Sampit, Kotawaringin Timur. Rumah sakit kami adalah salah satu rumah sakit rujukan penderita COVID-19 di Kalimantan Tengah. Kendala yang kami hadapi saat ini Bapak Presiden, kami tidak mempunyai alat PCR. Jadi, kami mohon dengan hormat, bisa dibantu alat PCR beserta reagennya. Karena percuma kita tracing–tracing terus tapi untuk menegakkan diagnosanya tidak ada alatnya. Selama ini kami…, awalnya kami kirim ke Surabaya dan Banjarbaru dan….
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Dokter Bering…, singkat padat, Pak. Mohon maaf, karena waktu. Singkat dan padat.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr. Murjani Sampit (dr. Efraim Bering)
Oke, terima kasih, Bapak Presiden, demikian.
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Pada kesempatan kedua, kami silakan kepada Bapak dr. Erwin Kristianto dari Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh, Buntok. Silakan, Pak.
Dokter RSUD Jaraga Sasameh, Buntok (dr. Erwin Kristianto)
Ya, terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore dan salam sejahtera.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Izinkan saya memperkenalkan diri, saya dr. Erwin Kristianto dari Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh, Buntok, Barito Selatan, dari tim penanganan COVID-19 di Barito Selatan terutama di rumah sakit.
Bapak Presiden yang terhormat, kami dan rumah sakit juga dinkes, sudah selama 4 bulan ini, sebagai rumah sakit satelit, membantu dalam penanganan COVID-19 terutama yang terdampak di bumi Barito Selatan. Kendala yang kami hadapi akhir-akhir ini adalah kami dari tenaga kesehatan terutama, dalam proses perawatan dan penanganan itu sekarang kerap kali mendapatkan penolakan, mendapatkan kecaman, dan juga stigma negatif dari masyarakat maupun dari keluarga pasien, atau pun dari pasien sendiri. Dan terkadang kami juga mendapatkan intimidasi, secara langsung maupun secara tidak langsung pada saat kami sedang melaksanakan tugas perawatan dan penanganan pasien COVID-19 di Barito Selatan, di Buntok, Kalimantan Tengah.
Yang ingin saya tanyakan, Bapak Presiden yang terhormat, bagaimanakah dari pemerintah untuk, bagaimana untuk…, melindungi dari tenaga kesehatan, walaupun kami bukan rumah sakit rujukan tapi kami adalah rumah sakit satelit dan juga dinas kesehatan, untuk tetap dapat menjalankan amanah pemerintah dalam perawatan dan penanganan COVID-19 di Barito Selatan, Kalimantan Tengah secara umumnya.
Terima kasih.
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Terima kasih, Pak dr. Erwin. Karena untuk mempersingkat waktu dan beliau…, Bapak Presiden, karena waktu juga…, terdapat dua pertanyaan ini, pertanyaan ketiga kami batalkan. Atas perkenan Bapak Presiden, mohon kesediaan Bapak Letnan (Jenderal) TNI Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 untuk dapat memberikan tanggapan dan jawaban. Kepada Bapak, kami silakan.
Langsung Pak Presiden, terima kasih, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, nanti biar ditambahi Pak Doni. Jadi untuk urusan obat, nanti saya cek. Begitu stoknya ada, saya kirim, tadi yang dibutuhkan untuk yang pertama.
Yang kedua, untuk PCR test, segera akan kita kirim. Ini butuhnya berapa tadi? Satu, cukup? Yang di Sampit? Ini saya bawa dua, berarti Sampit satu, cukup? Yang satu, yang butuh kabupaten mana lagi? Oke, berarti satu saja.
Dan yang ketiga, saya minta Pak Kapolda, ini urusan yang berkaitan dengan, baik tekanan dari eksternal maupun dari dalam, agar semua tenaga medis kita, dokter, jajaran rumah sakit, perawat, semuanya diberikan proteksi dengan baik. Jangan sampai terjadi, karena beliau-beliau ini adalah di garis terdepan dalam penanganan ini, mereka betul-betul harus dilindungi, diproteksi, jangan sampai…, baik itu lewat media sosial, baik itu secara langsung, saya kira tugas dari Polda, dari Polres, untuk memberikan proteksi kepada tenaga medis kita, sebaik-baiknya. Ini perlu saya tegaskan, tidak hanya untuk di Kalimantan Tengah tapi untuk seluruh Tanah Air, nggih.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan. Kalau Pak Doni ingin menambahkan, silakan.
Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 (Doni Monardo)
Terima kasih, Bapak Presiden.
Kami menambahkan satu hal saja, Bapak Presiden. Peristiwa kebakaran hutan dan lahan setiap tahun pasti melanda Kalimantan Tengah. Tahun lalu, Kalimantan Tengah menduduki peringkat nomor 2 setelah Sumatra Selatan. Tetapi, kalau dilihat jumlah (lahan) gambut yang terbakar, Kalimantan Tengah menduduki peringkat pertama. Luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari 180 ribu hektare. Artinya Bapak Presiden, kalau ini terbakar, asapnya menyentuh masyarakat maka ada empat risiko kematian tertinggi, nomor empatnya adalah penyakit asma yang tadi disampaikan oleh Bapak Gubernur. Sehingga seluruh masyarakat Kalimantan Tengah diharapkan bekerja keras agar tidak boleh terjadi kebakaran, apalagi (lahan) gambut karena ini berisiko ketika musim kemarau, masyarakat ada yang terpapar COVID-19 maka sangat berbahaya untuk kesehatan.
Demikian, Bapak Presiden, terima kasih.
Gubernur Kalimantan Tengah (Sugianto Sabran)
Terima kasih Ketua Gugus Tugas pusat. Terima kasih atas arahan dan tanggapan yang disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia dalam Rapat Terbatas ini, kiranya dapat memberikan manfaat dan pencerahan terhadap penanganan pencegahan penyebaran COVID-19 di Kalimantan Tengah.
Dan tidak kalah pentingnya, dalam hal pembangunan dan pengembangan food estate di Kalimantan Tengah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Kalimantan Tengah khususnya, dan rakyat Indonesia umumnya.
Demikianlah Rapat Terbatas kita pada hari ini. Apresiasi tiada kira kami sampaikan atas perkenan Bapak Presiden Republik Indonesia beserta seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju yang berkesempatan hadir di Kalimantan Tengah pada hari ini. Atas kehadiran Bapak-Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Shalom.