Arahan untuk Penanganan Terintegrasi COVID-19 di Provinsi Aceh, 25 Agustus 2020, di Posko Penanganan dan Penanggulangan COVID-19, Kantor Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Agustus 2020
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 1.195 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pak Gubernur, kepada Bapak Wali Nanggroe yang saya hormati, Ketua DPRA dan seluruh Bupati, Wali Kota, serta seluruh Gugus Tugas, dokter, perawat, tokoh masyarakat, relawan, dan tentu saja TNI dan Polri, Pangdam dan Kapolda, yang telah bekerja keras, semuanya bekerja keras tak kenal waktu dalam rangka mengendalikan COVID-19 di Provinsi Aceh.

Kita tahu sampai hari ini di dunia ada 23,8 juta kasus, 23,8 juta kasus di 215 negara, hampir semua negara kena. Dan kematian di seluruh dunia sampai hari ini ada 816.000 yang meninggal. Kita semuanya patut bersyukur, alhamdulillah bahwa di Aceh kasus sampai hari ini, saya tadi mendapat laporan dari Pak Gubernur 1.241 kasus, ini masih dalam angka yang kecil, tetapi jangan dibiarkan untuk membesar lagi. Kasus baru 30 dan yang sembuh 191. Mumpung masih dalam jumlah yang kecil, Pak Pangdam, Kapolda, agar Gubernur di-back-up betul, yang berkaitan dengan hal-hal yang sudah sering saya sampaikan, memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumunan, berdesakan. Ini harus diulang-ulang terus ke masyarakat.

Kita tahu betapa sangat bahayanya kalau kita enggak pakai masker, kalau kita berkerumun dalam jumlah yang banyak. Kedisiplinan protokol jadi kunci sebelum yang namanya vaksinasi nanti dilakukan. Insyaallah ini kita sudah mendapatkan komitmen dari Uni Emirat Arab, dari China totalnya 290 juta vaksin yang kita harapkan nanti insyaallah sebagian besar diproduksi di Indonesia, sebagian diproduksi di luar negeri. Saya harapkan nanti, insyaallah nanti di bulan Januari sudah mulai kita vaksinasi.

Oleh sebab itu, kembali lagi bahwa ancaman COVID-19 ini belum berakhir. Saya harapkan manajemen krisis betul-betul dilakukan di setiap unit manajemen. Kalau mau membuka sebuah wilayah tolong ada yang pertama prakondisi, ini dilakukan terlebih dahulu prakondisi, jangan langsung tahu-tahu dibuka. Entah mau membuka tempat wisata atau mau membuka di sebuah sektor tertentu. Yang kedua, setelah prakondisi, yang kedua timing-nya, cari timing yang pas dan tepat betul. Jangan tahu-tahu besok pagi dibuka, misalnya. Ada timing-nya, ada kalkulasinya. Yang ketiga, prioritas sektor. Ini penting sekali, sektor mana yang didahulukan. Yang memiliki risiko paling rendah buka dulu, yang memiliki risiko paling tinggi buka nanti yang paling akhir atau enggak usah dibuka terlebih dahulu. Kalau ini secara ketat kita kerjakan, insyaallah yang namanya angka kasus di Provinsi Aceh ini akan terus bisa diperkecil, diperkecil, dan kemudian bisa hilang dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Saya titip juga selain urusan yang berkaitan dengan kesehatan, yang berkaitan dengan urusan ekonomi. Ini gas dan remnya harus dikendalikan betul oleh Pak Gubernur dan seluruh jajarannya. Karena memang semua negara mengalami, produksi terganggu, suplai terganggu, demand terganggu, semuanya terganggu, semuanya. Produksi, permintaan, suplai, semuanya terganggu. Oleh sebab itu, ya ekonomi kita memang berada pada posisi yang tidak baik, tetapi semua negara juga mengalami. Apalagi negara-negara yang melakukan lockdown ekonominya sampai minus 17 (persen), minus 21 (persen), minus 20 (persen). Kita alhamdulillah di kuartal I kemarin berada di posisi 2,97 (persen) tapi di kuartal yang kedua karena kita melakukan PSBB, kita jatuh di minus 5,3 persen. Kita harapkan di kuartal III ini insyaallah kita harus lebih naik dari kuartal yang pertama sehingga ekonomi kita bisa kita ungkit untuk naik kembali.

Oleh sebab itu, sekali lagi yang berkaitan dengan bantuan sosial, yang berkaitan dengan stimulus ekonomi tolong Pak Gubernur beserta seluruh Bupati, Wali Kota betul-betul dicek betul. Bansos, kan kita ada lewat BLT Desa, lewat Bansos Tunai, kemudian PKH, kemudian BPNT untuk sembako. Kemudian cek juga masalah subsidi listrik yang digratiskan untuk yang 450(VA) betul-betul di lapangan, benar ndak. Dan kemarin yang terakhir tadi juga sudah saya sampaikan lagi mengenai Banpres Produktif yang kita berikan kepada usaha mikro dan kecil sebesar Rp2,4 juta langsung ke rekening-rekening mereka. Kita berikan ke 12 juta pelaku usaha dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, semuanya diberikan sebanyak 12 juta pelaku usaha mikro dan kecil. Ini kita harapkan bisa menjadi stimulus ekonomi agar pertumbuhan ekonomi kita kembali normal kembali.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi agar betul-betul angka 1.241 ini dicegah jangan sampai nambah lagi, diisolasi. Dan memang strategi yang paling pas dari beberapa provinsi, kabupaten/kota yang melakukan adalah strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi berbasis lokal. Jadi PSBB di tingkat kampung, PSBB di tingkat desa itu yang paling gampang untuk dikelola manajemennya.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Sekali lagi, terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Plt. Gubernur Aceh (Nova Iriansyah)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih, Bapak Presiden yang saya hormati. Mohon perkenan Bapak Presiden untuk dialog dan tanya jawab.

Bapak-Ibu sekalian peserta pertemuan rakor yang berada di tempat masing-masing, saya sudah menetapkan ada 3 orang pembicara yang akan menyampaikan permasalahan atau mungkin usul dan saran serta permohonan kepada Bapak Presiden. Yang pertama, dari unsur kabupaten/kota, kepada Bapak Hasballah M. Thaib, Bupati Kabupaten Aceh Timur. Pak Hasballah, Pak Rocky, silakan waktu dan tempat, dan mohon digunakan seefisien mungkin, selama lebih kurang 3 menit. Silakan, Pak Hasballah. Pak Bupati, silakan.

Bupati Aceh Timur (Hasballah M. Thaib)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang kami hormati Bapak Presiden, selamat datang di Aceh, Pak;
Yang kami hormati Bapak Menteri BUMN;
Yang kami hormati Bapak Gubernur, Forum Forkopimda Aceh.

Saya ingin menyampaikan bahwa pengendalian tentang penanganan COVID-19 di Kabupaten Aceh Timur. Alhamdulillah Aceh Timur sesuai dengan perintah Bapak Gubernur, bahwa kami adalah Rumah Sakit (dr.) Zubir Mahmud menjadi rumah sakit rujukan COVID-19. Alhamdulillah hari ini, kami ada 2 rumah sakit umum di Aceh Timur yang menangani tentang COVID-19. Rumah Sakit Umum (dr.) Zubir Mahmud, 10 persen dari kamar, kami ada 30 bed. Rumah Sakit Umum Sultan Abdul Azizsyah ada 12 bed. Dan juga, kami lakukan juga tentang tempat karantina, yaitu karantina masyarakat yang terjangkit di Gedung Badan Diklat SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), kurang lebih 40 kamar. Dan juga tempat karantina bagi paramedis yang terjangkit, juga kami lakukan, yaitu tempatnya di Guest House Pendopo Bupati. Dan juga kami sudah melakukan yaitu tempat pemakaman bagi jenazah yang meninggal tentang terjangkit COVID-19, juga kami sudah menyiapkan lahan kurang lebih 3 hektare.

Perlu ingin kami sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa statusnya hari ini, sudah melakukan yaitu pembagian masker kepada masyarakat seperti yang disampaikan instruksi Bapak Presiden, sesuai dengan Inpres Nomor 6 Tahun 2020. Dan juga, kami sudah melakukan juga Peraturan Bupati, mohon izin Pak Gubernur, walaupun Pergub belum turun, kami sudah siapkan untuk sementara Peraturan Bupati dalam hal menyangkut yaitu Inpres Bapak Presiden untuk melaksanakan tentang kedisiplinan masyarakat, tentang protokol kesehatan. Dan juga di Aceh Timur, kami sudah melakukan yaitu membagi tempat cuci tangan, mulai dari desa hingga tingkat kecamatan, kami di Aceh Timur punya desa 513 desa, kecamatan 24, dan kabupaten, kami sudah melakukan pembagian tempat cuci tangan itu 1.136 tempat. Dan juga masker keseluruhannya, mulai dari tingkat desa hingga kecamatan.

Alhamdulillah Aceh Timur, hari ini kami juga sudah bisa melakukan swab (test) di kabupaten sendiri, kami tidak lagi mengirim sampel, mohon izin Pak Presiden. Berkat dukungan daripada Kemenkes, alhamdulillah kami sudah punya PCR sendiri. Hari ini yang kerja sama tim dan juga kami Forkopimda di Kabupaten Aceh Timur, Pak Kapolres, Dandim, Pak Kejari, Ketua DPR, dan seluruh jajaran. Alhamdulillah, Aceh Timur hari ini, yang terjangkit 36 orang yang sembuh hidup, sisanya masih isolasi mandiri. Mungkin ini saja yang bisa kami sampaikan. Dan ingin kami sampaikan juga, Aceh Timur lagi menggalakkan yaitu tentang pembangunan kampung tangguh bereh di 24 kecamatan, yang pertama tangguh tentang ekonomi masyarakat, budaya, dan sosial; yang kedua, tangguh tentang kesehatan. Mungkin itu saja, Pak Presiden, Pak Gubernur mohon izin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Plt. Gubernur Aceh (Nova Iriansyah)
Wa’alaikumsalam. Terima kasih, Pak Bupati.

Kita lanjut sampai selesai saja, Pak Presiden, izin. Yang kedua, saya minta mewakili rumah sakit rujukan (COVID-19) yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia, Aceh Utara. Kepada Ibu Direktur silakan, Ibu drg. Nurhaida silakan, Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia, Aceh Utara. Ada? Baik. Ada, Ibu drg. Nurhaida? Baik, mungkin kita ke Rumah Sakit Umum (dr) Zainoel Abidin saja. Kita geser, Pak dr. Azhar, Pak Direktur. Ya, silakan Pak Azhar. Silakan, Pak Azhar.

Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin Aceh Utara (Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT, K-Spine, FICS)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang kami hormati Bapak Presiden beserta rombongan,
Yang kami hormati Bapak Plt. Gubernur,
Yang kami hormati seluruh peserta yang telah hadir dan yang mengikuti acara dengan Bapak Presiden pada siang hari ini.

Yang pertama, kami ingin sampaikan adalah kondisi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin yang merupakan pusat rujukan nasional COVID-19. Saat ini, kami merawat 49 pasien COVID-19 positif, mulai dengan yang gradasi sedang sampai dalam kondisi kritis. Dalam kapasitas tadi yang disebutkan oleh Bapak Plt. Gubernur, 6 ruang respiratory intensive care unit, ini dengan full pasiennya dan rata-rata pasiennya dalam kondisi kritis. Ini adalah rujukan dari beberapa rumah sakit kabupaten/kota. Alhamdulillah selama ini, kami terus berbenah meskipun di internal kami juga ada yang terjangkit positif dari gejala yang gradasi OTG (orang tanpa gejala), ada yang (gejala) ringan, dan ada yang sampai saat ini juga ada ahli bius kami, ahli anestesi yang memang harus menggunakan ventilator. Dan ini upaya kami semuanya juga, di sela-sela kami memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Meskipun juga ada tenaga medis kami yang memang yang terinfeksi, namun ini tidak menurunkan semangat kami, dan kami selalu juga berkoordinasi, melakukan hal-hal yang terbaik, termasuk di dalam kekinian adalah dalam upaya untuk melakukan penapisan-penapisan sebagaimana mestinya.

Karena kami sadar betul, dalam kondisi-kondisi akhir-akhir ini, gejala COVID-19 ini amat sangat bervariasi. Jadi di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin, saat ini, dengan fasilitas-fasilitas tambahan yaitu area-area penapisan yang semuanya adalah supaya kami memang betul-betul bisa melakukan pelayanan dengan baik, baik itu aman untuk pasien itu sendiri yang tidak bercampur dengan pasien yang non-COVID-19 yang kami rawat, maupun di dalam upaya-upaya melakukan penanganan medis pasca untuk melakukan operasi.

Sudah beberapa pasien yang memang kami lakukan operasi, yang kita tahu kondisinya itu positif COVID-19 sebelum memang dilakukan tindakan, baik itu operasi untuk sectio caesarea untuk melahirkan, operasi pada kasus stroke, operasi pada kasus gawat darurat perut, dan juga pada operasi-operasi ortopedi, dan ini semuanya adalah kesiapsiagaan kita, seperti arahan Bapak Plt. Gubernur bahwa memang untuk Rumah Sakit (dr) Zainoel Abidin, kita menangani kasus-kasus gradasi yang sedang sampai berat. Sedangkan rumah sakit (di) 23 kabupaten/kota yang lainnya, yang menyiapkan 10 persen dari jumlah tempat tidurnya bisa merawat pasien-pasien dengan gradasi ringan dan sedang.

Demikian laporan kami, Pak Plt. Gubernur dan Bapak Presiden. Kami juga melaporkan bahwa saat ini juga…selalu mendapatkan supporting, baik itu dari APD sesuai dengan label yang memang harus menggunakan APD sesuai dengan keamanan, baik untuk bertugas dan pada pasien yang kami layani. Demikian laporan dari Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin, lebih kurang mohon maaf.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Plt. Gubernur Aceh (Nova Iriansyah)
Wa’alaikumsalam. Terima kasih, Pak dr. Azhar, Direktur Rumah Sakit Umum (dr.) Zainoel Abidin.

Yang terakhir, dari unsur swasta, private sector yang selama ini ikut membantu penanganan COVID-19. Saya tunjuk PT Mifa dari Kabupaten Aceh Barat. PT Mifa, ada? Ya, silakan. Manajemen PT Mifa, silakan. Waktu dan tempat kami persilakan, lebih kurang 3 menit.

Manajemen PT Mifa Bersaudara, Aceh Barat
Bismillahirrahmanirrahim….

Plt. Gubernur Aceh (Nova Iriansyah)
Suaranya belum kedengaran, suaranya? Bisa dikoreksi, silakan. Belum, belum. Belum juga, belum. Belum, belum, belum. Belum. Baik. Belum bisa kita tangkap dengan baik suaranya. Baik.

Kalau begitu, karena ada kesulitan teknis, kita geser ke salah satu anggota Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) mungkin, Bank Rakyat Indonesia, ada? Representasinya Bank Rakyat Indonesia? Tidak ada? Operatornya tolong dibantu. Baik, oke, kalau gitu kita kembali ke Bank Aceh Syariah, silakan, Bank Aceh Syariah, Pak Amal. Silakan, Pak Amal.

Direktur Kepatuhan Bank Aceh Syariah (Amal Hasan)
Baik, terima kasih, Pak.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak Presiden yang kami muliakan bersama rombongan,
Bapak Gubernur Aceh,
Bapak-bapak para Bupati dan Wali Kota yang berbahagia,
Serta seluruh hadirin yang telah berhadir pada pertemuan bersama Bapak Presiden pada sore yang berbahagia ini.

Bapak Presiden yang kami hormati, bahwa Bank Aceh sebagai bank milik pemerintah Aceh, kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini para bupati dan wali kota yang dikomandoi oleh Bapak Plt. Gubernur Aceh untuk senantiasa menginstruksikan kita untuk berperan aktif di dalam mencegah penyebaran dan memutus mata rantai COVID-19 ini.

Bapak Presiden yang kami muliakan,
Bahwa banyak hal yang sudah dilakukan oleh Bank Aceh untuk kegiatan penanganan COVID-19 ini yang dilakukan secara internal, kita lakukan kerja sama dengan bupati dan wali kota, juga kita lakukan kerja sama dengan berbagai unsur LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kepemudaan, kepolisian, dan TNI. Di antaranya ada 13.500 pembagian paket-paket sembako, ada penyaluran bantuan dalam bentuk APD, masker, alat semprot, cairan disinfektan, hand sanitizer, dan berbagai kegiatan lainnya yang dilakukan di seluruh wilayah Aceh melalui seluruh jaringan kerja Bank Aceh.

Bapak Presiden yang kami muliakan,
Karena kami lembaga keuangan, mungkin kami akan fokus kepada beberapa kebijakan pemerintah terkait dengan bagaimana kebijakan-kebijakan stimulus untuk kita mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi akibat daripada COVID-19 ini.

Bapak Presiden yang kami hormati,
Kami menyambut baik kebijakan pemerintah tentang PEN ya, tentang pembangunan (pemulihan) ekonomi nasional. Cuma ada beberapa masukan, Pak Presiden kami bermohon, kami sepakat dengan Pak Presiden katakan tadi bahwa yang paling tepat untuk menangani ini adalah intervensi yang sifatnya lokal, Pak Presiden. Jadi kami melihat, kebijakan PEN ini masih orientasinya nasional sehingga ada sedikit hambatan ketika di lapangan, ketika upaya-upaya untuk mendapatkan fasilitas PEN itu bisa menstimulus ekonomi di daerah.

Bank daerah seperti Bank Aceh, memang terbatas selama ini, Pak Presiden, kita belum mendapat fasilitas pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) sehingga akselerasi kita di lapangan memang agak terhambat. Harapan kami, tentunya kepada Bapak Presiden, diberikan kelonggaran-kelonggaran kepada bank-bank di daerah, terutama sekali di Bank Aceh ini, karena memang dampak ekonomi akibat COVID-19 ini cukup dirasakan oleh masyarakat dan kita belum tahu bagaimana recovery-nya, berapa lama butuh jangka waktu untuk kita bisa bangkit kembali bersama-sama.

Tapi kami yakin sebagai bank daerah, kami punya komitmen yang kuat untuk mendukung program-program pemerintah yang digagas oleh Pak Presiden dan program-program Aceh Hebat yang digagas oleh Gubernur tentu dengan harapan kami juga mendapat dorongan dan dukungan dari Bapak Presiden, khusus untuk bank daerah secara lebih spesifik.

Jadi mungkin itu dari kami, Bapak Presiden. Terima kasih dan mohon maaf.
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Plt. Gubernur Aceh (Nova Iriansyah)
Wa’alaikumsalam. Terima kasih, Pak Amal, salah satu Direktur Bank Aceh.

Demikian, Bapak Presiden, mewakili 3 unsur: mewakili kepala daerah, mewakili rumah sakit rujukan, dan mewakili korporasi yang selama ini sangat signifikan bantuannya kepada pemerintah dalam hal penanganan COVID-19. Selanjutnya, saya mohon arahan Bapak Presiden, terkait dengan respons dari 3 peserta vidcon tadi. Sebelumnya saya minta izin Bapak Presiden, saya menyampaikan ucapan terima kasih secara tertulis atas bantuan Bapak pada hari ini: masker, ventilator, dan lain-lain. Dan sepertinya kami perlu tambahan untuk masker kain, untuk gerakan memakai masker bersama atau “Gebrak Masker”. Izin saya sampaikan ke depan, Pak Presiden.

Waktu dan tempat kepada Bapak Presiden, kami persilakan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kembali ingin saya sampaikan bahwa kasus-kasus yang ada di Aceh ini masih relatif sedikit. Tadi misalnya di Aceh Timur, ada 36 orang. Kemudian juga tadi Pak Direktur RSUD (dr) Zainoel Abidin, Pak Azhar juga menyampaikan, di rumah sakit ada 49 orang. Mumpung masih posisinya seperti ini, betul-betul kendalikan, jangan sampai melebar ke angka-angka yang sulit dikendalikan. Mumpung masih pada posisi yang sangat sedikit dan sangat kecil ini, selesaikan secepat-cepatnya.

Jadi, sudah sering saya sampaikan bahwa yang namanya tes masif, kemudian pelacakan yang agresif, kemudian isolasi yang ketat, kuncinya memang ada di situ. Sehingga, tadi saya juga senang bahwa di Aceh Timur sudah memiliki PCR test, nah ini saya kira sangat membantu dalam melakukan tes masif kepada yang kira-kira kita duga terkena COVID-19.

Untuk sarana dan prasarana yang mungkin masih belum ada, misalnya di rumah sakit daerah, yang berkaitan dengan kekurangan ventilator misalnya, tolong sampaikan ke Pak Gubernur nanti, biar dari pusat kita bisa menyelesaikannya.

Kemudian yang terakhir, tadi dari Bank Aceh, ya ini memang negara kita ini negara yang sangat besar. Bank pun juga jumlahnya juga…, bank gugus satu, dua, tiga, empat, sangat banyak sekali, yang semuanya juga punya masalah sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, tadi disampaikan oleh Pak Direktur mengenai belum dapat fasilitas KUR, ini sudah saya catat, mungkin kalau ada fasilitas yang lain, dalam rangka untuk pelonggaran-pelonggaran atau relaksasi bagi nasabah-nasabah, nanti akan saya sampaikan kepada Ketua (Komite PEN). Ini Ketuanya ada di sini, Pak Erick juga saya kira sudah nyatat juga.

Yang terakhir lagi, untuk masker kain, saya kirim Pak Gub nanti, apa yang diminta, karena memang sekali lagi, jangan biarkan yang namanya COVID-19 ini meluas atau jumlahnya menjadi lebih banyak. Kendalikan, jangan sampai jumlah tambah. Karena kalau tambah, itu nanti kita akan mempunyai pekerjaan besar yang lain yaitu urusan yang berkaitan dengan ekonomi. Kalau dua-duanya berjalan, membesar semua…, akan sangat sulit. Dan itu tidak (hanya) dialami oleh negara berkembang, negara-negara maju pun pontang-panting kewalahan menangani kalau sudah gede. Negara-negara besar, saya kira Bapak-Ibu semuanya lihat, baik di Eropa, baik Amerika, semuanya pontang-panting menangani ini karena sudah telanjur jutaan. Kalau angkanya sudah jutaan, ya sangat…, akan sangat sulit sekali, baik sisi kesehatannya maupun sisi ekonominya.

Saya berharap, insyaallah nanti sebelum dilakukan vaksinasi, kita sudah betul-betul bisa mengendalikan kasus-kasus yang ada di negara kita. Karena sampai hari ini, yang positif, kasus positif di Indonesia itu ada 155 ribu, tapi kita patut bersyukur, yang sembuh 111 ribu, sudah 70 persen yang sembuh. Ini sudah di atas rata-rata internasional yang sembuh di kita. Jadi, ini patut kita syukuri, alhamdulillah bahwa dengan kasus sebesar 155 ribu, yang sembuh sudah 111 ribu. Saya berharap juga, di Provinsi Aceh juga sama. Tadi yang masih kecil-kecil, 36 (kasus), 49 (kasus), bisa diselesaikan dengan baik, sehingga tidak berkembang ke mana-mana.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan terakhir, tolong, sekali lagi, dalam setiap mengambil kebijakan, baik Gubernur, Bupati, Wali Kota tolong merujuk pada data-data sains, kepada saran-saran para saintis sehingga keputusannya betul-betul sebuah keputusan yang memiliki data dan bisa diterapkan di lapangan. Saya rasa itu yang bisa saya tambahkan.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru