Arahan untuk Penanganan Terintegrasi COVID-19 di Provinsi Jawa Barat, 11 Agustus 2020, di Posko Penanganan dan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat, Gedung Siliwangi, Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2020
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 795 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Sampurasun.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Gubernur beserta seluruh jajaran Forkopimda, Bupati dan Wali Kota, seluruh jajaran Gugus Tugas, dokter dan perawat, seluruh tokoh masyarakat, relawan, dan tentu saja TNI dan Polri yang telah bekerja keras, tak kenal waktu, dengan penuh dedikasi dalam pengendalian COVID-19 di Provinsi Jawa Barat ini.

Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudara sekalian,
Kita tahu bahwa 215 negara di dunia ini semuanya terpapar oleh COVID-19 dan sampai hari ini, 19,7 juta penduduk dunia terinfeksi COVID-19. Dan 728 ribu (orang) meninggal karena COVID-19. Di negara kita sendiri sampai hari ini, positif COVID-19 ada 127 ribu (orang) dan yang sembuh ini alhamdulillah, 82 ribu (orang). Jadi 127 ribu (orang), yang sembuh 82 ribu (orang) dan yang meninggal 5.700 (orang). Ini patut kita syukuri dan tadi sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur mengenai kondisi yang ada di Jawa Barat, rata-rata semuanya sudah pada posisi warna kuning dan hijau dan saya harapkan, ini terus dipertahankan, dikendalikan, syukur yang kuning bisa dilarikan semuanya ke hijau. Tetapi sekali lagi, ancaman COVID-19 ini belum selesai sampai nanti yang namanya vaksin itu bisa divaksinasikan kepada seluruh rakyat di Tanah Air ini.

Saya hanya ingin menyampaikan sedikit mengenai pentingnya strategi intervensi berbasis lokal dan ini sudah…saya kira sudah dikerjakan oleh Provinsi Jawa Barat, ini agar diteruskan. Artinya scope dalam wilayah kecil ini yang paling penting. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tingkat desa, PSBB tingkat kampung, saya kira melokalisir COVID-19 di dalam scope-scope kecil ini akan lebih memudahkan kita dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan sehingga satu sisi tidak mengganggu wilayah yang besar, yang di sisi yang lainnya juga dari sisi ekonomi, kita tidak terganggu banyak.

Yang kedua, manajemen krisis ini saya harapkan…dari Pangdam beserta seluruh jajaran, Polda, seluruh jajarannya juga mem-backup terutama dalam kedisiplinan terhadap protokol kesehatan. Utamanya lagi penggunaan masker, utama, urusan masker ini. Di samping tentu saja yang berkaitan dengan jaga jarak, cuci tangan, tidak berada dalam kerumunan jumlah banyak…tetapi masker menjadi kunci. Seperti tadi disampaikan oleh Pak Gubernur, pilih lockdown atau pilih masker, pilih PSBB atau pilih masker. Kita pilih pakai masker. Tapi memang, kita tahu, di masyarakat kita, survei yang kita lakukan di…, saya enggak menyebut provinsinya, 70 persen belum memakai masker. Ini di satu provinsi di Jawa. Ini jumlah angka yang besar sekali. Kita harapkan di sini, saya sudah menyampaikan dalam 2 minggu ini, dibantu oleh TNI-Polri, Gugus Tugas daerah, betul-betul urusan masker ini kita kerjakan secara all-out dan masif. Jadi, tolong permintaan untuk masker disampaikan kepada Ketua Komite, Ketua Satgas sehingga benar-benar urusan yang berkaitan dengan masker ini bisa kita selesaikan. Karena ini akan menyelesaikan banyak hal yang berkaitan dengan COVID-19.

Kemudian juga sudah berkali-kali saya sampaikan bahwa membuka sebuah wilayah dengan kondisi yang ada, jangan sampai langsung…, jangan sampai langsung dibuka. Ada tahapan-tahapan prakondisi, diprakondisikan dulu. Kemudian kita memilih waktu, timing, memilih timing ini penting sekali. Yang kedua, timing, kapan itu dibuka. Karena jangan sampai dengan kita menyampaikan masuk ke new normal, dianggap kita ini sudah enggak ada masalah, ini…ini…ini yang harus diingatkan pada masyarakat. Jadi timing membuka itu penting sekali. Kemudian yang ketiga, prioritas sektor, itu betul-betul harus dilihat, sektor mana yang dibuka terlebih dahulu, tidak semuanya langsung dibuka. Tahapan-tahapan itu mesti dilakukan. Sektor yang risikonya rendah itu didahulukan. Sektor yang risikonya tinggi, tolong direm untuk diberikan di bagian belakang saja.

Yang kedua, saya ingin berbicara masalah yang berkaitan dengan ekonomi. Urusan kesehatan, urusan ekonomi ini dua hal yang sama-sama penting. Tidak bisa kita hanya ngurusi urusan COVID-19, urusan kesehatan tetapi urusan ekonominya tidak diurus, ini juga akan menimbulkan problem sosial-ekonomi di masyarakat. Oleh sebab itu, berulang-ulang saya sampaikan, gas dan remnya ini…bupati, wali kota, gubernur, ini betul-betul harus manajemennya dikendalikan dengan ketepatan yang baik. Saya ingin mengingatkan kembali, urusan bantuan sosial (bansos) agar dicek betul. Jangan sampai ada kondisi-kondisi di masyarakat yang namanya kekurangan, yang berkaitan dengan…, misalnya sembako, ndak. Kita memiliki kemampuan untuk memberikan itu kepada masyarakat. Jadi tolong disampaikan kalau ada hal yang memang dibantu dari pemerintah pusat.

Kemudian yang berkaitan dengan bansos kan dari pusat sudah diberikan…, bantuan sosial tunai (bansos tunai) sudah, BLT untuk desa sudah, kemudian subsidi listrik yang gratis untuk pemakaian 450VA sudah, 50 persen untuk yang 900VA sudah. Kita…, stimulus ekonomi untuk usaha-usaha kecil juga sudah dilakukan lewat perbankan. Sebentar lagi, kita akan mengeluarkan yang namanya bansos produktif, ini untuk UKM, akan diberikan kepada 13 juta usaha mikro, usaha kecil kita, bantuan modal kerja darurat sebesar dua juta empat ratus (ribu rupiah). Dan juga akan diberikan kepada 13 juta pekerja, ini di luar 10 juta yang Kartu Prakerja, beda lagi. Kartu Prakerja itu untuk yang terkena PHK kalau yang ini tadi (bansos produktif), untuk yang masih bekerja juga akan diberikan bantuan. Tapi yang ikut dalam BPJS Ketenagakerjaan. Insyaallah dalam seminggu-dua minggu ini, ini sudah akan keluar.

Kenapa bantuan-bantuan ini diberikan? Kita harapkan stimulus untuk ekonomi kita, terutama yang menengah ke bawah bisa diberikan sehingga ada daya beli di sana. Konsumsi domestik kita juga akan naik. Sehingga kita harapkan, pertumbuhan ekonomi secara nasional, ini akan tumbuh lebih baik dari kuartal yang kemarin. Kita tahu, kuartal pertama, 2020, kita masih tumbuh 2,97 (persen). Negara lain sudah banyak yang negatif, kita masih tumbuh positif 2,97 (persen). Tetapi di kuartal kedua, kita sudah masuk ke minus…, dari 2,97 (persen) positif, langsung minus 5,32 (persen), ini hati-hati. Tadi di Jawa Barat juga di kuartal kedua juga sudah berada pada posisi minus 5,9 (persen), ini hati-hati. Tetapi saya optimis, di kuartal ketiga, kita akan lebih baik dari yang kuartal yang kedua. Dan kita harapkan, kita ingin tumbuh positif tapi memang ini perlu kerja keras.

Oleh sebab itu, saya minta kepada gubernur, bupati, wali kota, agar yang namanya belanja dari APBD ini disegerakan untuk direalisasikan. Secara nasional, saya masih melihat, anggaran-anggaran itu masih berada di bank, APBD, masih Rp170 triliun di bank. Artinya, penggunaannya memerlukan kecepatan terutama di kuartal ketiga ini. Kunci ada di bulan Juli, Agustus, dan September. Supaya kita tidak masuk dalam kategori resesi ekonomi. Tapi kita juga patut bersyukur, meskipun kita minus 5,32 (persen), coba kita lihat, Italia minus 17,3 (persen), Jerman minus 11,7 (persen), Prancis minus 19 (persen), negara-negara lain, Amerika minus 9,5 (persen). Ini patut kita tetap harus alhamdulillah, patut kita syukuri itu. Oleh sebab itu sekali lagi, realisasi anggaran ini agar disegerakan terutama dalam kuartal ketiga, sekali lagi, (bulan) Juli, Agustus, September, ini sangat menentukan. Begitu kita belanjakan sesegera mungkin, kemungkinan kita bisa kembali lagi ke positif itu masih ada peluang.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras Provinsi Jawa Barat sehingga kondisi-kondisi yang ada bisa dikendalikan. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru