‘Backlog’ 11 Juta, Presiden Jokowi Minta REI Percepat Bangun Rumah MBR

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 20.950 Kali
Presiden Jokowi dan Seskab Pramono Anung pada acara pembukaan Munas REI XV Tahun 2016, di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (29/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi dan Seskab Pramono Anung pada acara pembukaan Munas REI XV Tahun 2016, di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (29/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, angka backlog atau selisih antara kebutuhan dengan ketersediaan rumah masih cukup tinggi, masih 11 juta rumah lagi. Untuk itu, Presiden meminta kepada developer anggota Real Estate Indonesia (REI) untuk bekerja saja, fokus menjalankan program pembangunan untuk masyarakat, untuk rakyat, dan memastikan setiap rakyat nantinya memiliki  tempat tinggal yang layak.

“Backlog kita masih 11,8 juta rumah yang ingin kita kejar. Ini bukan angka yang kecil, bukan angka yang kecil,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Real Estate Indonesia (REI) XV Tahun 2016, di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (29/11) pagi.

Presiden mengingatkan, bahwa inti dari Paket Kebijakan Ekonomi XIII adalah mempercepat penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR, yaitu rumah MBR dengan harga yang terjangkau.

“Sekali lagi, Rumah MBR, bukan yang lain. Nanti yang dikebut yang lain, yang MBR ditinggalkan. Jadi yang saya sebut-sebut selalu yang ini, MBR. Jangan nanti salah di lapangan, yang banyak malah rumah yang dibangun adalah rumah yang sering hanya dipakai untuk investasi, sudah punya dua atau tiga rumah sebelumnya, tapi agar diarahkan sekali lagi kepada rumah-rumah yang MBR,” tegas Presiden.

Ia mengingatkan, Paket XIII menyederhanakan sekaligus mengurangi regulasi dan biaya pengembang untuk membangun rumah. Diakuinya, Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur hal ini masih belum jadi. Namun menurut Presiden, PP mengenai hal ini diharapkan bulan Desember segera diselesaikan.

“Tadi pagi sebelum berangkat kesini, saya ingin memastikan PP-nya ini ada dimana. Saya kejar di Menteri PU, sudah tidak ada di Kementerian PU, sudah pindah ke Menko Ekonomi. Menko Ekonomi sudah janji kepada saya bulan ini, bulan Desember ini segera diselesaikan,” ungkap Presiden.

Menurut Presiden, banyak yang telah dilakukan terobosan-terobosan, seperti masalah PPH Final, masalah DIRE, masalah BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), yang juga akan terus dikalkulasi agar semuanya meringankan, yang pada akhirnya rumah-rumah akan dibangun sebanyak-banyaknya untuk masyarakat.

Diakui oleh Presiden Jokowi jika di lapangan masih ada kendala, baik yang berupa perizinan, tata ruang, yang lain-lain, baik yang di pusat maupun yang di daerah. Presiden berjanji akan terus memperbaiki hal itu, terus akan membenahi.

“Saya telah banyak menerima laporan dari berbagai pihak bahkan juga saya mencari tahu sendiri kondisi nyata yang ada di lapangan. Disini saya ingin menyampaikan bahwa ketika ada masalah di lapangan tolong langsung dilaporkan dan bersama-sama kita carikan solusinya apalagi itu kalau menyangkut rumah MBR,” tegas Presiden.

Presiden menegaskan, pemerintah selalu terbuka dalam menerima masukan yang konstruktif dan berdialog dalam orientasinya dalam mencari solusi.

“Datang ke menteri. Saya kira menteri-menteri kita yang sekarang gampang dicari. Tapi kalau masih sulit, langsung sampaikan kepada saya,” tutur Presiden.

Saat hadir di acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris KabinetPramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy, dan mantan Ketua Umum REI Akbar Tanjung, dan Theo Sambuaga. (DNA/ES)

Berita Terbaru