Bagi KIP, Presiden Jokowi: Pemerintah Ingin Anak-Anak Indonesia Pintar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Mei 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 21.982 Kali
Presiden Jokowi saat membagikan KIP, PKH, dan KIS, Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah, Kalsel, Minggu (7/5). (Foto: Humas/Agung)

Presiden Jokowi saat membagikan KIP, PKH, dan KIS, Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah, Kalsel, Minggu (7/5). (Foto: Humas/Agung)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah menginginkan anak-anak Indonesia pintar, pandai, cerdas semuanya. Sehingga mampu memenangkan persaingan yang akan semakin sulit entah 20 tahun yang akan datang, 30 tahun, 40 tahun yang akan datang.

“Oleh sebab itu, anak-anak kita harus disiapkan sekolahnya, disiapkan pendidikannya,” kata Presiden Jokowi saat membagikan Kartu Indonesia Pintah (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah, Kalsel, Minggu (7/5) siang.
Kalau yang sudah berhenti, misalnya hanya sampai SMP, Presiden berharap untut terus ambil Kartu Indonesia Pintar, dan meneruskan lagi (sekolahnya, red).

“Harus, Anak-anak kita harus sekolah dalam rangka sekali lagi, agar anak-anak kita Indonesia ini bisa bersaing dengan negara yang lain,” tutur Presiden.

Kemudian Kartu Indonesia Sehat (KIS), menurut Presiden Jokowi, ini juga sama, kita ingin bangsa kita ini sehat semuanya, tidak ada yang sakit-sakitan.

Ia mengingatkan, saat ini yang namanya biaya rumah sakit juga mahal. Oleh sebab itu kenapa ada KIS, agar pas saat kita diberi cobaan sakit pakai ini.

“Kalau sakit batuk-batuk ke Puskesmas jangan langsung masuk rumah sakit, hanya batuk saja ke rumah sakit. Kalau sudah dicek di Puskesmas sakitnya kok paru-paru, ini berat, dirujuk ke rumah sakit baru di sana dirawat, dan tidak dipungut biaya. Pemerintah yang bayar,” jelas Presiden.

Kemudian yang PKH yang besarnya Rp1.890.000, Presiden Jokowi menitipkan agarĀ  betul-betul untuk yag produktif, untuk sekolah anak, untuk tambahan misalnya usaha kecil-kecilan, boleh.

“Jangan sampai diminta suami untuk beli rokok. Enggak boleh,” ujarnya.
Kemudian, yang terakhir yang pemberian makanan tambahan, menurut Presiden, karena kita ingin di seluruh tanah air Indonesia ini anak-anak tidak ada yang kurang gizi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Mensos Khofifah Indar Parawansa, Menkes Nila F. Moeloek, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (FID/AGG/ES)

Berita Terbaru