Bahas 3 Isu Utama, Menlu: Alhamdulillah Kunjungan Presiden ke Afghanistan Lancar dan Aman
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan rasa syukurnya karena kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Afghanistan, Senin (29/1), di tengah berkecamuknya masalah keamanan di negara tersebut, berlangsung lancar dan aman.
Kunjungan yang dilakukan selama kurang lebih enam jam tadi berlangsung dengan aman dan lancar, dan dengan hasil yang sangat baik. Sekali lagi, kita patut bersyukur alhamdulillah bahwa kunjungan Presiden ke Kabul dapat dilakukan dengan lancar dan aman, kata Menlu dalam keterangan pers di Bandar Udara Shahjajal, Dhaka, Bangladesh, saat pesawat Kepresidenan Indonesia-1 transit untuk pengisian bahan bakar pesawat.
Menurut Menlu Retno Marsudi, ada tiga isu utama yang dibahas dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Afghanistan itu. Isu pertama yang dibahas, lanjut Menlu, terkait dengan isu peace building yang diminta Presiden Ghani pada saat kunjungan ke Indonesia pada bulan April tahun lalu.
Isu peace building ini, lanjut Menlu, selain dibahas dengan Presiden Ghani juga dibahas dengan Ketua dan para anggota High Peace Council, dan membahas secara lebih detail rencana ke depan. Satu tindak lanjut yang segera dilakukan adalah akan diadakan pertemuan antara ulama Indonesia dan Afghanistan dalam waktu yang dekat.
Pada tanggal 28 Februari nanti menurut rencana akan dilakukan peace process, pertemuan yang kedua. Indonesia akan diundang untuk hadir di dalam pertemuan tersebut, dan delegasi Indonesia akan hadir dan delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Presiden, ungkap Menlu.
Isu kedua yang dibahas dengan Presiden Ghani adalah upaya untuk penguatan kerja sama ekonomi. Presiden Jokowi dan Presiden Ghani, menurut Menlu, sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Angka perdagangan Indonesia dengan Afghanistan memang masih sangat kecil. Oleh karena itu, Presiden Ghani secara khusus meminta bantuan Indonesia agar dapat memberikan capacity building tetapi untuk bussiness to bussiness. Capacity building yang diberikan kepada Afghanistan agar Afghanistan mampu meningkatkan ekspornya keluar, jelas Menlu.
Menurut Menlu, Presiden Jokowi sudah menyanggupi bahwa capacity building akan diberikan ke kalangan bisnis Afghanistan di samping capacity building yang sudah selama ini berjalan dan terus ditingkatkan antara lain untuk law enforcement, pertanian, UMKM, dan sebagainya.
Masih di dalam konteks ekonomi dan capacity building, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia menawarkan beasiswa untuk 100 orang pelajar Afghanistan untuk belajar di Indonesia.
Isu ketiga, terkait konteks untuk mensyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin, Presiden menyampaikan Indonesia sudah membangun kompleks Indonesia Islamic Center (IIC) yang lahannya diberikan oleh pemerintah Afghanistan, seluas 10.000 meter persegi, di dekat Kabul. Di dalam komplek Indonesia Islamic Center ini direncanakan akan terdiri dari masjid, klinik kesehatan, perpustakaan, dan juga guest house.
Pembangunan di kompleks IIC ini, lanjut Menlu, masjidnya telah selesai dibangun pada tahun 2016 dan mulai 2 September 2016 telah digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan ibadah salat Jumat, pengajian, dan kegiatan keagamaan yang lainnya. Luas masjid itu sendiri adalah sekitar 1.450 m2, yang terdiri dari 2 lantai, dengan kapasitas maksimal 2.500 jamaah.
Masjid itu diberi nama Masjid As-salam yang berarti perdamaian. Masjid sudah selesai, sudah digunakan, kata Menlu.
Menurut Menlu, Presiden sudah menyampaikan bahwa pembangunan klinik ini sudah akan dimulai pada musim semi tahun ini, dalam rangka mensyiarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, nilai-nilai islam yang damai.
Kegiatan di masjid tersebut maka akan berkontribusi terhadap proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan. Dengan demikian, kalau dilihat maka IIC ini memiliki peran yang sangat strategis dalam seluruh proses rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan, ungkap Menlu. (DID/UN/ES)