Bahasan Presiden Jokowi-PM Mahathir: CLC, Diskriminasi Sawit, Perbatasan, Hingga Mobil ASEAN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Agustus 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 571 Kali

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana meninggalkan Kuala Lumpur, Malaysia, untuk melanjutkan kunjungan kerja ke Singapura, Jumat (9/8) siang. (Foto: Deny S/Humas)

Meskipun hanya berlangsung beberapa jam, pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad di Perdana Putra Building lantai 5, Putrajaya, Jumat (9/8) siang, telah membahas beberapa isu penting, beberapa di antaranya sudah mencapai kesepakatan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengemukakan, soal Community Learning Centre (CLC) misalnya, PM Mahathir Mohammad memberikan komitmen untuk memperhatikan permintaan Indonesia dan akan membantu Indonesia dalam rangka pengadaan CLC yang sangat diperlukan bagi anak-anak dari tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia khususnya berada di Semenanjung.

“Sejauh ini Indonesia telah memiliki CLC di wilayah Sabah dan Serawak, sementara di wilayah Semenanjung sampai saat ini Indonesia belum memiliki,” kata Menlu kepada wartawan dalam konferensi pers di Hotel Ritz Charlton, Singapura, Jumat (9/8) sore.

Isu kedua yang dibahas oleh kedua pemimpin, menurut Menlu Retno Marsudi, adalah komitmen untuk terus bersatu melawan diskriminasi terhadap sawit. “Jadi sekali lagi persatuan dalam melawan diskriminasi terhadap sawit kembali dibahas oleh kedua pemimpin dan beliau berdua memiliki komitmen yang tinggi untuk meneruskan perlawanan terhadap diskriminasi sawit,” ujarna.

Sementara pembahasan mengenai masalah perbatasan, dimana kita masih memiliki 9 OBP (Outstanding Border Problem) yang belum selesai, tetapi 2 di antaranya sudah dapat diselesaikan sehingga menyisakan 7 OBP. Sementara itu mengenai batas laut beberapa sudah berhasil ada kemajuan karena batas lautnya panjang kita banyak sekarang fokus di beberapa laut teritorial terutama di Laut Sulawesi dan di Laut Malaka sebelah selatan ada progres yang cukup banyak.

“Presiden dan Tun Mahathir mengatakan bahwa kedua pemimpin mendorong agar negosiasi diintensifkan agar hasilnya segera dapat kita lihat,” terang Menlu.

Selain ketiga isu tersebut, Menlu Retno Marsudi menambahkan, bahwa PM Mahathir Mohammad mendiskusikan kembali mengenai masalah mobil. Kerja sama untuk mobil ASEAN.

“Presiden tadi mengatakan bahwa beliau akan menugaskan Menteri Perindustrian untuk melakukan segera pembicaraan dengan Menteri Perindustrian dari Malaysia untuk mem-follow up apa yang dibahas Presiden dengan PM Tun Mahathir,” pungkas Menlu. (MAY/RAH/ES)

Berita Terbaru