Bahayakan Kesehatan, Presiden Jokowi: Hentikan Penggunaan Merkuri Pada Tambang Rakyat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Maret 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 34.473 Kali
Seskab Pramono Anung menyampaikan laporan kepada Presiden Jokowi, sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (9/3) siang. (Foto: JAY/Humas)

Seskab Pramono Anung menyampaikan laporan kepada Presiden Jokowi, sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (9/3) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapatkan banyak informasi bahwa penggunaan merkuri di 850 hotspot pertambangan rakyat telah menimbulkan dampak pencemaran yang sangat-sangat berbahaya.

“Bukan saja berbahaya bagi kesejahatan 250 ribu penambang. Tapi juga berdampak kesehatan pada keluarga, terutama anak-anak mereka, serta kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar tambang,” kata Presiden Jokowi dalam pengantarnya pada Rapat Terbatas Penghapusan Penggunaan Merkuri Pada Pertambangan Rakyat/ Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (9/3) siang.

Untuk itu, Presiden meminta diambil langkah-langkah yang cepat. Yang pertama, pengaturan kembali tata kelola pertambangan rakyat dan pertambangan emas skala kecil yang berada di luar maupun di dalam kawasan hutan. Yang kedua, penggunaan merkuri pada tambang rakyat harus segera dihentikan, harus dilarang.

“Saat 3 minggu yang lalu ke provinsi Maluku, saya sudah perintahkan juga ke Kapolri agar penambangan emas di Gunung Botak yang menggunakan merkuri yang juga sangat banyak dihentikan dan sudah dihentikan oleh Kapolri,” ungkap Presiden.

Yang ketiga, setelah di atur tata kelolanya, Presiden Jokowi minta terus diawasi secara ketat dan berkala penggunaan merkuri, bukan hanya di tambang-tambang rakyat tapi juga dipertambangan skala menengah maupun skala besar.

Presiden Jokowi juga meminta agar dilihat lagi tata niaga pengadaan dan distribusi merkuri, termasuk pengawasan importasi merkuri, karena dirinya mendapat informasi banyak merkuri impor ilegal yang masuk ke tambang-tambang rakyat.

Untuk itu, Presiden mengingatkan perlunya dilakukan edukasi kepada para penambang tentang bahaya merkuri bagi kesehatan dan dampaknya bagi lingkungan.

“Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa pencemaran merkuri juga bisa berakibat tidak hanya pada para penambang dan keluarganya. Tapi juga masa depan anak-anak mereka, baik lahir cacat fisik maupun cacat mental,” tutur Presiden.

Presiden meminta solusinya bukan sebatas penutupan atau penertiban tambang rakyat ilegal tapi juga lupa diupayakan pengalihan mata pencaharian bagi para penambang ini.

Terhadap warga yang terkontaminasi merkuri bisa ditangani kesehatannya, Presiden Jokowi meminta agar diberikan bantuan medis. “Ini dari kementerian Kesehatan,” tegasnya.

Rapat terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menkes Nila F. Moloek, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (SM/FID/JAY/ES)

 

 

 

Berita Terbaru