Banyak Masalah Distribusi, Presiden Jokowi Minta Pegawai Kemendag Jangan Hanya di Kantor

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Februari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 20.821 Kali
Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian dan Mendag memukul gong tanda dimulainya Raker Kementerian Perdagangan 2017, di Istana Negara, jakarta, Selasa (21/2) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian dan Mendag memukul gong tanda dimulainya Raker Kementerian Perdagangan 2017, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/2) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Saat memberikan arahan pada pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/2) pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung masalah distribusi, terutama distribusi bahan-bahan pokok dan barang yang menurutnya banyak yang tidak benar.

“Mata rantai distribusi kita itu banyak yang enggak bener. Ini dibetulkan, sudah dua tahun lebih kita membetulkan ini, tapi belum banyak hasil yang kita peroleh. Banyak yang enggak bener di sisi ini kita,” kata Presiden Jokowi sembari menunjuk contoh, di harga petani misalnya Rp5.000, diharga jual bisa Rp15.000. Menurutnya, ini pasti tidak benar, pasti ada yang enggak benar. “Sudah saya pastikan kalau seperti itu,” ujarnya.

Presiden menegaskan, hal itu harus mulai dilihat detil. Kementerian Perdagangan harus mengerti, siapa pemain-pemain distribusi yang ada di tengah ini. Mata rantainya berapa mata rantai. “Satu, ya oke. Dua, ya oke. Kalau sudah sampai empat, lima, enam, tujuh, ya biayanya habis di sini. Yang membayar siapa nanti? Rakyat,” tegasnya.

Pada situasi-situasi seperti itu, menurut Presiden, jajaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus hadir, bukan hanya rutinitas di kantor. Cek, kontrol di lapangan, kemudian tampilkan.

Dulu-dulu, lanjut Presiden mengingatkan,  setiap malam itu ada harga cabe di Pasar Kliwon, di Pasar Legi, di Pasar Gede, selalu ada. Ia mempertanyakan, kenapa tidak setiap sore itu ditampilkan di TV, di radio, di media sosial, biar arus informasi diketahui.

“Petani tahu harga cabe di Cipinang, petani tahu harga beras di Cipinang. Ini penting, keterbukaan seperti itu. Gampang sekali ini informasi seperti ini, dibuat aplikasinya,” tutur Presiden.

Kemudian hal-hal yang berkaitan dengan kuota, Presiden Jokowi mengingatkan agar berhati-hati. “Di sini banyak yang masuk sel gara-gara ini, hati-hati. Saya minta mulai dipelajari untuk masuk diberlakukannya tarif atau kombinasi tarif dan kuota. Jadi jelas negara mendapatkan masukan,” tegasnya.

Segitu-gitu Saja

Sementara terkait dengan pasar luar negeri, menurut Presiden, kita monitor terus, tidak bisa melakukan  penetrasi ke pasar-pasar yang baru.

“Kita selalu berkutat pada pasar-pasar tradisional kita, pasar-pasar lama kita, ke Amerika, ke Jepang, pecah, ke Cina, ke Eropa. Kita mengerti pasar itu gede, saya tahu. Ini yang juga perlu dikembangkan di pasar-pasar itu. Pelajari produk apa yang kita bisa masuk di pasar-pasar yang sudah ada,” tuturnya.

Tapi yang namanya pasar-pasar baru, menurut Presiden, sebetulnya masih sangat besar peluangnya. Hanya saja, Presiden menilai karena tidak pernah kita urus berpuluh-puluh tahun.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengkritik promosi perdagangan Indonesia melalui ITPC (Indonesian Trade Promotion Center), yang menurutnya, juga begitu-begitu saja.

“Maaf, saya harus ngomong apa adanya. Pameran juga hanya begitu-begitu saja, enggak pernah ada pembaharuan, enggak pernah ada inovasi. Ini yang harus dilakukan terobosan, bagaimana ITPC bisa bernegosiasi, bagaimana bisa bertransaksi. Kalau aturannya enggak memperbolehkan, bagaimana supaya bisa,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menilai, pasar-pasar baru banyak sekali yang enggak pernah kita urus. Ia menunjuk Afrika, ini pasar yang sangat besar sekali, negara yang lain sudah. Namun ia mengingatkan, jangan biarkan yang nanya swasta pelaku-pelaku usaha itu menerobos sendiri, biayanya terlalu besar.

“Enggak mungkin, kalau negara lain pasti negara dulu yang hadir. Ada market intelejen yang di lakukan di sana. Negara masuk, melihat,” tutur Presiden Jokowi.

Inilah, kata Presiden, fungsi-fungsi nantinya Atase Perdagangan, fungsi-fungsi dari ITPC kita, fungsi-fungsi dari Dirjen Luar Negeri yang membawahi direktur-direktur yang banyak.

“Saya minta kalau pameran cari tempat yang paling baik. Bayar mahal enggak apa-apa, tapi cari tempat yang paling strategis, yang paling baik. Jangan cari tempat di dekat toilet. Saya tahu di situ diskonnya banyak. Tidak menambah citra, tidak menaikkan citra, tapi malah menurunkan citra kita,” tegas Presiden Jokowi.

Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2017 ini dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (DND/JAY/ES)

 

Berita Terbaru